Desi meluruskan tubuhnya. "Nanti Desi masak ayam goreng kesukaan Bapak, ya?" Ia berbalik pelan, bokongnya bergoyang saat melangkah menuju kamar, tapi di ambang pintu, ia berhenti ketika ia membuka pintu kamar ia pura-pura terkejut
1279Please respect copyright.PENANAi1IzOfddOm
1279Please respect copyright.PENANAo5ALQEWfzu
1279Please respect copyright.PENANAV7DkpbNsCC
"Eh! Ya ampun!" katanya sambil dengn sengaja melepas handuknya, kini tubuh telanjangnya terekspos dari belakang, Darto yang terkejut dengan teriakan Desi menatap tubuh telanjangnya. Darto bisa dengan jelas melihat punggung telanjang Desi dan bongkahan pantatnya yang bulat dan padat tanpa penutup.
1279Please respect copyright.PENANAFkyPaPU1GX
1279Please respect copyright.PENANAunprTxn1uH
1279Please respect copyright.PENANA2P5voF6MXt
"Ada apa Des?" Tanya Darto masih menatap tubuh telanjang menantunya itu dari belakang. "Kecoa pak" Desi pura-pura mengusir kecoa itu dengan gerakan kakinya yang telanjang, membuat lekuk tubuhnya bergoyang menggoda.
1279Please respect copyright.PENANAH5Mbjpd3wD
1279Please respect copyright.PENANAQ8gThkskcr
1279Please respect copyright.PENANAemK9aLMJ54
Darto duduk kaku di kursi meja makan, korannya sudah terlipat asal di pangkuannya, matanya tak bisa lepas dari pemandangan itu. Penisnya mulai mengeras di balik celana panjangnya, menekan kain dengan tegang, tapi ia berusaha menahan diri, tangannya mencengkeram pinggir meja untuk menyembunyikan getaran.
1279Please respect copyright.PENANA6MODmEcxy9
1279Please respect copyright.PENANAeOuRNg4dlb
1279Please respect copyright.PENANAr2UHdtve1F
"Sudah hilang, Pak," kata Desi sambil bangkit pelan, ia langsung mengambil handuknya di lantai, Desi membungkuk lebih dalam lagi. Bokongnya yang bulat dan kenyal terangkat tinggi, memamerkan celah pantatnya yang gelap dan bibir vaginanya yang tebal, sudah sedikit basah karena sensasi udara menyentuh kulitnya yang lembab pasca mandi.
1279Please respect copyright.PENANAeTJE7efIMT
1279Please respect copyright.PENANA9jamrmZCZ2
1279Please respect copyright.PENANAsLOQIuEV2D
Rambutnya yang basah menjuntai ke depan, ia menggeliatkan pinggulnya pelan-pelan, payudara penuhnya bergoyang bebas, puting cokelatnya mengeras karena terangsang.
1279Please respect copyright.PENANAOZb9NI4tw0
1279Please respect copyright.PENANApfwuwmstQl
1279Please respect copyright.PENANAYNGRJOTtyz
Darto menelan ludah lagi, suaranya serak saat menjawab, "Iya, hati-hati. Awas kepleset" Matanya melirik ke bawah, ke arah vagina Desi yang masih terbuka lebar, bibirnya yang montok seolah mengundang sentuhan.
1279Please respect copyright.PENANAKf7m6t7jmW
1279Please respect copyright.PENANAkjphtL53wL
1279Please respect copyright.PENANAuilNtoO3Yy
Desi menutup pintu kamarnya pelan, handuk yang baru saja ia lingkarkan di tubuhnya dilepas begitu saja dan dilemparkan ke lantai. Tubuhnya yang masih lembab pasca mandi kini benar-benar telanjang, kulitnya yang halus berkilau di bawah cahaya lampu kamar.
1279Please respect copyright.PENANA1by9gG8ihg
1279Please respect copyright.PENANAZbDys94dQP
1279Please respect copyright.PENANAautIj9ZQ8M
Ia berjalan ke tepi tempat tidur, pinggulnya bergoyang alami, payudaranya yang penuh naik turun mengikuti langkahnya. Sensasi terangsang yang membara di selangkangannya semakin kuat, vaginanya sudah basah dan berdenyut, bibirnya yang tebal terasa licin karena cairan yang mulai mengalir. Adrenalin dari kejadian tadi—memamerkan bokong dan vaginanya ke Darto—membuat jantungnya berdegup kencang, napasnya pendek-pendek.
1279Please respect copyright.PENANA11nwV2lyNj
1279Please respect copyright.PENANA1YdVNV3lkJ
1279Please respect copyright.PENANA5r4nhb33j8
Ia merebahkan diri di atas kasur, kaki telanjangnya terbuka lebar, membiarkan udara sejuk AC menyentuh kulit sensitif di antara pahanya. Tangan kanannya langsung naik ke payudaranya, meremas keras puting yang sudah mengeras, jarinya mencubit dan memilinnya seperti sedang dihisap oleh mulut panas.
1279Please respect copyright.PENANAi6zBLfoKwa
1279Please respect copyright.PENANAP7TTBFHPc3
1279Please respect copyright.PENANAkzfva8Sm56
“Ahh, Pak Darto... remas susuku ini lebih keras lagi,” gumam Desi pada dirinya sendiri, suaranya serak penuh nafsu, matanya terpejam membayangkan tangan kasar ayah mertuanya yang kuat itu menggenggam payudaranya, meremas hingga memerah. Ia menggeliat, punggungnya melengkung, sementara tangan kirinya turun ke perutnya yang rata, jari-jarinya menyusuri garis halus menuju ke selangkangan.
1279Please respect copyright.PENANAmuvnshtlsm
1279Please respect copyright.PENANADOzUAbmnTq
1279Please respect copyright.PENANAV5indaH5Eo
Desi membuka kakinya lebih lebar lagi, lututnya ditekuk, memamerkan vaginanya yang sudah mengkilap basah ke udara. Ia menyentuh bibir luar yang gemuk itu pelan dulu, mengusapnya dengan ujung jari, merasakan kelembaban yang menempel. “Pak... lihat memek Desi yang basah ini. Desi pengen banget kontol bapak yang gede masukin ke sini,” katanya pada dirinya sendiri, suaranya seperti bisikan mesra yang penuh kerinduan, sambil membayangkan Darto berdiri di depannya, celananya sudah terbuka, penisnya yang tebal dan panjang menjulang keras, urat-uratnya berdenyut siap menusuk. Jarinya kini menyelip masuk ke celah vaginanya, menggosok klitoris yang bengkak, gerakannya cepat dan melingkar, membuat pinggulnya terangkat dari kasur.
1279Please respect copyright.PENANA6VsYzWvavd
1279Please respect copyright.PENANAL2UmzUqjBw
1279Please respect copyright.PENANAqESwhXBo2v
Fantasi itu semakin liar di benaknya: Darto mendorongnya ke kasur ini, tangannya merenggut pakaiannya dengan kasar, lalu menekan tubuhnya yang berotot ke atas Desi. Ia membayangkan napas Darto yang panas di lehernya, bibirnya menggigit cuping telinganya sambil bergumam, “Desi, memekmu ini milik saya sekarang.” Desi mengerang pelan, “Iya Pak, entot Desi ya... Desi mau kontol bapak yang keras masuk ke memek Desi,” ucapnya pada dirinya, suaranya semakin rendah, jari tengahnya kini menusuk masuk ke dalam lubang vaginanya yang licin, keluar masuk dengan ritme cepat, meniru dorongan penis Darto yang ia idamkan. Cairan bening mengalir keluar, membasahi pahanya dan seprai di bawahnya, suara basah dari gesekan jarinya memenuhi kamar.
1279Please respect copyright.PENANALpw0C0zcg2
1279Please respect copyright.PENANAyYPydXiIxI
1279Please respect copyright.PENANAhl4xhwXSym
Ia menambah jari, sekarang dua jari yang menebal menusuk lebih dalam, membentang dinding vaginanya yang hangat dan berdenyut. Payudaranya masih diremas tangan kanannya, putingnya dicubit, membuat gelombang kenikmatan menyebar ke seluruh tubuh. “Pak Darto, dorong kontolmu lebih dalam lagi pak... isi memek Desi dengan sperma hangatmu” desah Desi, membayangkan Darto menggenjotnya tanpa ampun, pinggulnya menghantam bokong Desi dengan keras, penisnya yang panjang menyentuh titik dalam yang membuatnya gila. Ia menggeliat lebih hebat, kakinya menegang, jarinya sekarang tiga buah yang memompa masuk keluar, klitorisnya digosok ibu jari dengan tekanan kuat. Tubuhnya berkeringat, rambut basahnya menempel di dahi, mulutnya terbuka mengeluarkan erangan panjang.
1279Please respect copyright.PENANA0brKpNedGc
1279Please respect copyright.PENANAchzrb3oXjP
1279Please respect copyright.PENANA6KONGCXG3L
Fantasi berlanjut: Darto membalikkan tubuhnya, mengangkat bokong Desi tinggi-tinggi, lalu menusuk dari belakang seperti tadi ia lihat dari sudut pandang Darto. “Lihat bokong Desi yang bulat ini, Pak... entot dari belakang, hantam memek Desi sampe muncrat,” katanya pada dirinya sendiri, suaranya pecah karena mendekati puncak, jarinya bergerak lebih cepat, memeknya berdenyut kuat menggenggam jari-jarinya sendiri. Ia membayangkan tangan Darto mencengkeram pinggulnya, meninggalkan bekas merah, kontolnya mengisi penuh hingga Desi merasa pecah. Kenikmatan membuncah, pinggulnya bergoyang liar mengikuti irama fantasi, napasnya tersengal.
1279Please respect copyright.PENANAoTP1K46P6b
1279Please respect copyright.PENANA30QDplJscj
1279Please respect copyright.PENANAyoK1aooVVH
Akhirnya, orgasme menghantamnya seperti gelombang, vaginanya berkontraksi kuat di sekitar jarinya, cairan hangat menyembur keluar membasahi tangannya. “Ahhh, Pak! Entot Desi lebih keras... Desi mau hamil sama kontol bapak!” jerit Desi pelan pada dirinya, tubuhnya gemetar hebat, payudaranya naik turun cepat. Ia terkulai lemas di kasur, jarinya masih di dalam vaginanya yang berdenyut pelan, wajahnya memerah puas. Tapi hasratnya belum pudar sepenuhnya; ia tersenyum licik, berpikir betapa dekatnya fantasi itu dengan kenyataan tadi. Mungkin besok ia bisa mendorong lebih jauh lagi.
1279Please respect copyright.PENANATg5k5NVa5n
1279Please respect copyright.PENANAwpeyBpqg96
1279Please respect copyright.PENANAt6hg7uiho8
Beberapa menit kemudian, Desi keluar dengan celana jeans biru dan sweater senada. Rambutnya dikuncir sederhana. Ia meraih helm half-face yang tergantung di dinding dan mengambil kunci motor matic di atas meja.
1279Please respect copyright.PENANAjQV9WPGuV9
1279Please respect copyright.PENANAeS46pEmwAR
1279Please respect copyright.PENANAbp3Co6JSzg
“Pak, Desi ke pasar dulu, ya. Mau beli sayur sama bahan buat makan siang,” katanya sambil menoleh ke arah Darto. “Bapak mau nitip apa?”
1279Please respect copyright.PENANAymImEIV4wh
1279Please respect copyright.PENANAbHvz2Wg3De
1279Please respect copyright.PENANAX6SWn66flQ
Darto diam sejenak, mengelus lehernya pelan.
1279Please respect copyright.PENANASwGIiBEBe6
1279Please respect copyright.PENANAjGdt23S3hG
1279Please respect copyright.PENANAeuqaQR7UTF
“Beliin Bapak sirup obat batuk, ya. Kayaknya tenggorokan Bapak lagi nggak enak banget.”
1279Please respect copyright.PENANAZTBeVMJStb
1279Please respect copyright.PENANA9vy2B1xgvo
1279Please respect copyright.PENANA8EaCcfNp7q
“Iya, Pak,” jawab Desi sambil tersenyum, menyalakan motornya.
1279Please respect copyright.PENANAOrqEf4VhZQ
1279Please respect copyright.PENANAkYXQ6tACzc
1279Please respect copyright.PENANAhZOJv32Tgi
Darto hanya mengangguk pelan, menatap menantunya yang melaju keluar halaman.
1279Please respect copyright.PENANAMxCOvPVIWE
1279Please respect copyright.PENANAa5vLudGsnu
1279Please respect copyright.PENANAtw80EwtCdb
Desi melaju pelan dengan motor maticnya di jalan kecil menuju pasar desa, matahari mulai meninggi. Di kepalanya terlintas banyak hal — tentang suaminya, tentang mertuanya, dan tentang bagaimana hidupnya kini berubah sejak tinggal di rumah itu.
1279Please respect copyright.PENANAlNpf7AUCY3
1279Please respect copyright.PENANAFThyqY5V0p
1279Please respect copyright.PENANARtUCsTaxFm
Perjalanan menuju pasar hanya sekitar lima belas menit. Melewati jalan yang diapit oleh kebun sawit di kiri kanan, sesekali ia melambat saat berpapasan dengan truk pengangkut tandan buah segar. Setibanya di pasar, suasana mulai ramai: pedagang sayur berteriak menawarkan dagangannya, ibu-ibu menawar harga dengan nada setengah bercanda, aroma tanah basah bercampur dengan wangi daun pisang dan bumbu dapur.
1279Please respect copyright.PENANAcfKM9losJg
1279Please respect copyright.PENANAgQPw0Cj7ZB
1279Please respect copyright.PENANAqaF8dPTBIe
Desi memarkir motornya di dekat penjual buah, lalu berjalan menyusuri lorong sempit pasar yang becek di beberapa bagian.
1279Please respect copyright.PENANADuMK2VfEqg
1279Please respect copyright.PENANAinnkJTtHDs
1279Please respect copyright.PENANAQR1kAyBSlg
“Bu, ayamnya baru motong nih!” teriak seorang pedagang di lapak sebelah kiri.
1279Please respect copyright.PENANAVQchS6jjoi
1279Please respect copyright.PENANAzwjgKUkkmy
1279Please respect copyright.PENANAsZuu0OKH4K
Desi menoleh. Seekor ayam kampung baru saja dibersihkan, bulunya masih basah.
1279Please respect copyright.PENANA93HIIdsD8e
1279Please respect copyright.PENANAgi5NVrK7vU
1279Please respect copyright.PENANAglzQcXN0Y1
“Yang satu itu, Pak. Tolong dipotong jadi empat ya,” katanya.
1279Please respect copyright.PENANA6qRdW9dvGf
1279Please respect copyright.PENANAe5FbcwSAUR
1279Please respect copyright.PENANAM937V9MMNc
Pedagang mengangguk cepat. “Sekalian dibumbuin bawang putih, Bu?”
1279Please respect copyright.PENANAFE3JJ5s0uV
1279Please respect copyright.PENANAvbePK563Wz
1279Please respect copyright.PENANA2VzqCM6nW1
“Nggak usah, saya masak sendiri di rumah,” jawabnya sambil tersenyum.
1279Please respect copyright.PENANAsyAnqVIOYk
1279Please respect copyright.PENANAFQyX2w1mWe
1279Please respect copyright.PENANAM3hEDQozcg
Sambil menunggu ayamnya dipotong, Desi mampir ke lapak sayur langganan. Ia membeli wortel, daun sop, cabai merah, dan sedikit bawang putih. Tak lupa seikat kangkung untuk makan malam. Setelah semua dibungkus, ia kembali ke lapak ayam, menerima bungkusan plastik besar yang masih hangat.
1279Please respect copyright.PENANARJcc8RAOua
1279Please respect copyright.PENANAxU6CpCXmuN
1279Please respect copyright.PENANA7NOMkfdTmv
“Wah, lengkap juga belanjanya,” gumamnya sambil tersenyum sendiri saat keluar dari area sayur. Ia sempat berhenti di pinggir jalan pasar untuk mengecek daftar belanja di ponselnya—satu hal lagi yang belum terbeli: obat batuk untuk Darto.
1279Please respect copyright.PENANA9tGTCLsD2N
1279Please respect copyright.PENANACQtcruOUFn
1279Please respect copyright.PENANA3BwgXPH5hl
Ia menyusuri lagi lorong pasar bagian belakang, tapi tak menemukan apotek. Setelah hampir sepuluh menit mencari, akhirnya matanya menangkap papan kecil bertuliskan Apotek Sehat Sentosa. Letaknya agak tersembunyi, di ujung deretan kios kelontong dengan pintu kaca besar sedikit buram.
1279Please respect copyright.PENANAq2a75yZ2qJ
1279Please respect copyright.PENANAFzIwj3anc9
1279Please respect copyright.PENANALAmq2Zjtax
Desi melangkah masuk pelan. “Permisi…” panggilnya sambil menoleh ke kanan dan kiri. Rak-rak obat tersusun rapi, tapi tak ada siapa pun di balik meja kasir.
1279Please respect copyright.PENANAMM5Tx2CNmw
1279Please respect copyright.PENANAqBwtAIRa8d
1279Please respect copyright.PENANAhHKLXz6qhB
Beberapa detik kemudian, seorang pria paruh baya bertubuh kurus muncul dari balik pintu di belakang. Berkemeja garis-garis, berkacamata tebal, wajahnya ramah.
1279Please respect copyright.PENANAYAkNe4WYs9
1279Please respect copyright.PENANAuqqpTS70b6
1279Please respect copyright.PENANA7zW3BPmKxM
“Cari apa, Mbak?” tanyanya.
1279Please respect copyright.PENANAXhsteMytag
1279Please respect copyright.PENANAMJ31wiIgHX
1279Please respect copyright.PENANAEpG7utEF4e
Desi tersenyum sopan. “Obat batuk, Pak. Yang sirup, buat bapak mertua.”
1279Please respect copyright.PENANAUuoXYbhCdC
1279Please respect copyright.PENANAn3YL2VWiIy
1279Please respect copyright.PENANAkDp3WuNB5K
“Wah, menantu perhatian nih,” goda si penjual sambil tertawa kecil. “Batuk kering apa berdahak?”
1279Please respect copyright.PENANA89I7xXPxoI
1279Please respect copyright.PENANAjtW0r44uFR
1279Please respect copyright.PENANAe1lERG3rdf
“Nggak tahu juga, cuma katanya tenggorokannya nggak enak.”
1279Please respect copyright.PENANAAQI7JUO5Pr
1279Please respect copyright.PENANAjty0kM0nxT
1279Please respect copyright.PENANALViYEL8TuG
“Kalau gitu saya kasih yang aman aja, bisa buat dua-duanya,” kata pria itu sambil mengambil botol sirup merah muda dari rak. “Tiga kali sehari, sesudah makan, ya.”
1279Please respect copyright.PENANApgZw4Ta0ib
1279Please respect copyright.PENANATsBz91qw6P
1279Please respect copyright.PENANA29BR1MifoV
Desi terpaku melihat sebuah obat dari dalam etalase yang menarik perhatiannya, tertulis di kemasan itu; ‘Obat Perkasa Pria’
1279Please respect copyright.PENANARV6lyg4fc9
1279Please respect copyright.PENANAiP15Iopk6V
1279Please respect copyright.PENANAIX0784UAku
Penjaga apotek menangkap tatapan Desi ke obat itu. “Cocok tuh mbak, kalo suami mbak… ehem, kurang greng” Katanya sambil nyengir.
1279Please respect copyright.PENANAb5DusCc9P9
1279Please respect copyright.PENANAojgoS6KfIr
1279Please respect copyright.PENANA5e0rcvFJPI
“Mbak? Koq diam aja?” Ucap penjaga apotek itu membuyarkan lamunan Desi.
1279Please respect copyright.PENANAOH3wYM5tWV
1279Please respect copyright.PENANAAVKO6Xr869
1279Please respect copyright.PENANAtCWWmOTG7n
“Eh? Iya pak. Jadi berapa?” Tanya Desi.
1279Please respect copyright.PENANAITSSfCF9Tn
1279Please respect copyright.PENANAmwLG8XEDYE
1279Please respect copyright.PENANAVX6fOxUriq
“Obat batuknya aja apa sekalian sama obat kuatnya?” Tanya si penjaga apotek itu.
1279Please respect copyright.PENANAadcSzy9LCy
1279Please respect copyright.PENANA7cNleO3Ag3
1279Please respect copyright.PENANAQg1apWfgGP
Desi diam sejenak, “Emang obat kuatnya berapaan pak?” Tanyanya setengah berbisik.
1279Please respect copyright.PENANA9I9YT9mf56
1279Please respect copyright.PENANALfVf6bYirT
1279Please respect copyright.PENANAC4SN2RSLfm
Penjaga apotek itu tersenyum lebar. “Suami mbaknya loyo? Susah dibangunin itunya?” Tanyanya lagi.
1279Please respect copyright.PENANAavUNdK4OqL
1279Please respect copyright.PENANAh1ZeS2mPmD
1279Please respect copyright.PENANASfUyeGHzEu
“Bu-bukan sih pak, kalo bangun sih bangun cuma mainnya sebentar” Kata Desi menunduk sedikit malu.
1279Please respect copyright.PENANAg91GQWXzhc
1279Please respect copyright.PENANAHWQhopQyqU
1279Please respect copyright.PENANAJ8Lx13lbWG
Oh begitu, mendingan mbak beli obat kuat yang ini saja, ini produk paling laris dan paling manjur mbak” Katanya sambil meraih sebuah dus kecil berisi sebuah botol. “Soalnya saya sendiri aja suka pakai yang ini kalo saya lagi gituan sama istri saya, babak pertama aja kalo saya pake obat ini bisa hampir satu jam loh mbak. Bentuknya kapsul, kalo nggak biasa minum obat bisa dibuka kapsulnya terus campurin ke kopi atau teh tiga puluh menit sebelum tempur mbak" Jelasnya panjang lebar. Desi tertegun mendengar penjelasan dari si penjaga apotek, masa sih bisa satu jam, mas Danang 15 menit aja udah lemes fikirnya dalam hati
1279Please respect copyright.PENANAk4hCG6Xmwb
1279Please respect copyright.PENANAkPuJRPDbUK
1279Please respect copyright.PENANAVpRdxNM5Ul
“Ma-masa sih pak?” Kata Desi tampak ragu memandang obat kuat yang disodorkan oleh si penjaga apotek. “Emang harganya berapa?” Tanyanya lagi.
1279Please respect copyright.PENANArupa5XT0Yo
1279Please respect copyright.PENANACkzKungXV3
1279Please respect copyright.PENANAtUpdOAqTsN
“Ini harganya lumayan mbak, yah kan ada harga ada kualitas. Isinya dua belas butir. Selain nambah durasi bisa nambah ukurannya juga” Katanya dengan nada antusias.
1279Please respect copyright.PENANA0GhpmvaDN0
1279Please respect copyright.PENANAmmOmCC8ykb
1279Please respect copyright.PENANAu8JtYzDKNE
Desi kembali tertegun dengan penjelasan dari si penjaga apotek. “Ah masa sih pak?” Tanyanya lagi dengan nada tidak percaya.
1279Please respect copyright.PENANAxc1ynJD3Cn
1279Please respect copyright.PENANAVFaFYzkywH
1279Please respect copyright.PENANAvCZP96NAFV
“Saya udah coba sendiri koq mbak dan saya puas banget sama hasilnya. Apalagi istri saya. Hehehe” Jawabnya sambil terkekeh
1279Please respect copyright.PENANAtbImXRVQwd
1279Please respect copyright.PENANAmdlpd4uiG4
1279Please respect copyright.PENANAEFYpEJfjIo
"Tapi… beneran nggak nih? Ada efek sampingnya nggak? Bahaya nggak nih obat? Ntar suami saya kenapa-kenapa lagi” Desi masih tampak belum yakin.
1279Please respect copyright.PENANA3SuzAXouNX
1279Please respect copyright.PENANAVG2nqaZzqB
1279Please respect copyright.PENANA65D3iz6JRy
“Beneran mbak, saya jamin deh” Kata si penjual obat itu berusaha meyakinkan.
1279Please respect copyright.PENANAroGWru3kI6
1279Please respect copyright.PENANAQxsYdOHVJU
1279Please respect copyright.PENANA1IOYiadHfy
“Buktinya mana coba?” Desi terdiam sejenak, menyadari kata-katanya menuntut bukti dari obat yang akan ia beli.
1279Please respect copyright.PENANAZYNlyIYR7F
1279Please respect copyright.PENANABXudx7DcF7
1279Please respect copyright.PENANABzx8REWDZV
“Hah?” Kata penjual itu terkejut dengan pertanyaan Desi, sebelum Desi berkata si penjaga apotek lebih dulu berkata; "Aduh koq pakai bukti segala sih mbak, emangnya mbak mau buktiin sama saya?” Ucapnya dengan penuh percaya sendiri. Desi terdiam, matanya terus menatap obat kuat itu fikirannya melayang kemana-mana. “Mbak beneran mau bukti? Mau bukti durasi apa mau liat ukurannya? Hehehehehe…” Katanya.
1279Please respect copyright.PENANAPE7IrpXzGd
1279Please respect copyright.PENANAXOIuRdzusz
1279Please respect copyright.PENANAQE7OrCHlAm
“Maksud bapak?” Tanya Desi.
1279Please respect copyright.PENANAmzAFqUM41f
1279Please respect copyright.PENANAtdqyAtZNcE
1279Please respect copyright.PENANAc8NI09d8X6
“Mbak ngerti lah maksud saya, kalo mau coba sama saya sih saya nggak keberatan. Hehehehe. Apalagi mbaknya cantik dan semok gitu” Ucapnya.
1279Please respect copyright.PENANAbPBTCE8VI3
1279Please respect copyright.PENANAJEVjpjHKgo
1279Please respect copyright.PENANAlfAcNwl5ti
Desi nampak bimbang, entah bimbang untuk membeli obat kuat itu atau malah bimbang memikirkan tawaran si penjaga apotek, dalam hati ia ingin sekali Danang suaminya bisa memuaskan dia tapi khawatir jika obatnya tidak berguna maka usahanya tetap sia-sia.
1279Please respect copyright.PENANADKHsEHlTZ8
1279Please respect copyright.PENANAIZ7J5R8r0r
1279Please respect copyright.PENANAWqW9nIvyAr
Ditengah-tengah kebimbangan Desi, penjaga apotek itu bertanya lagi, “Koq diem aja sih mbak? Gimana? Mbaknya masih mau bukti nggak? Saya faham lho rasanya nggak puas saat berhubungan sama suami, istri saya pernah ngalaminnya. Kalo mbak beneran mau bahagia lahir batin sih, saya saranin beli aja mbak. Kalo mau bukti saya siap buktikan koq. Hehehehehe” Katanya merayu kebimbangan Desi.
1279Please respect copyright.PENANAEB0OR70ONm
1279Please respect copyright.PENANAiDr1N1NG6f
1279Please respect copyright.PENANAyqshSMfD8N
Desi masih terpaku, merasa bimbang. Tiba-tiba si penjaga apotek mundur selangkah dan membuka resletingnya lalu mengeluarkan penisnya yang masih terkulai lemas dan menunjukannya kepada Desi.
1279Please respect copyright.PENANAuleJQdFQ2r
1279Please respect copyright.PENANA3B9t9kgsAP
1279Please respect copyright.PENANASQctSrbCig
“Nih mbak liat” Katanya sambil mengocok penisnya yang masih terkulai lemas itu. Mata Desi melotot melihat ke arah penis pria itu. “Ini belum ngaceng tapi panjangnya udah segini lho” Lanjutnya.
1279Please respect copyright.PENANALJaZ44QksT
1279Please respect copyright.PENANAClnTIJHd6c
1279Please respect copyright.PENANAJcdmfOUZ5x
Desi terus menatap penis pria itu yang dalam keadaan lemas saja ia perkirakan sepanjang lima belas sentimeter. “Yah, koq lemes gitu pak?” Tanya Desi.
1279Please respect copyright.PENANA7seChuARcL
1279Please respect copyright.PENANAZSF5hZZEl9
1279Please respect copyright.PENANAieYwrG4Xbp
“Iya saya kan butuh rangsangan dong mbak, mungkin mbak mau bantu saya sini, biar cepet ngaceng” Katanya masih terus mengocok penisnya yang sudah setengah ereksi.
1279Please respect copyright.PENANA3vM7jmEc7F
1279Please respect copyright.PENANAn6R96jbs4m
1279Please respect copyright.PENANAxyORgAebH9
Desi tampak ragu, lalu ia melihat keadaan sekitar yang sepi. “Kalo gini aja gimana pak?” Tanya Desi sambil menurunkan resleting sweaternya dan menarik tanktop serta branya kebawah memperlihatkan payudara kanannya yang montok dan kencang itu. Garis-garis vena terlihat samar dari balik kulit putih mulusnya, areola dan puting kecoklatannya yang sudah mengeras.
1279Please respect copyright.PENANAstXJC9SyUn
1279Please respect copyright.PENANAVLVFBxaKos
1279Please respect copyright.PENANA3auR0ovBNm
Mata pria itu terbelalak melihat payudara indah milik Desi, dan mengocok penisnya lebih semangat. Mata pria itu tidak lepas dari paudara Desi begitupun Desi terus memperhatikan pria itu yang terus mengocok penisnya.
1279Please respect copyright.PENANAhavEKrMLBt
1279Please respect copyright.PENANA9HHSwW7Bvs
1279Please respect copyright.PENANAmwUBOt0cXn
“Aduh, lama amat sih pak ngacengnya” Kata Desi tidak sabar. Desi menggigit bibir bawahnya, Dia tersenyum lalu menggeleng "Nggak ahk, bukti ini aja udah cukup" Katanya, raut wajah penjaga apotek itu nampak kecewa desi mundur dan memasukan payudaranya dan menarik resleting sweaternya keatas menutupnya rapat.
1279Please respect copyright.PENANApI8U2leLo2
1279Please respect copyright.PENANAucw7MW4YSs
1279Please respect copyright.PENANAzE4UJFZgOT
"Saya kasih gratis deh obatnya kalo mbak mau coba sama saya." Katanya, tangannya masih terus mengocok penisnya.
1279Please respect copyright.PENANAY6vjp6BHCu
1279Please respect copyright.PENANACcxEdYgEvB
1279Please respect copyright.PENANAUym8rTru1X
Desi kembali menggeleng, "Jadi Berapa semuanya pak?" Tanyanya.
1279Please respect copyright.PENANANuhaGX40Xo
1279Please respect copyright.PENANAkUgMZdiFK6
1279Please respect copyright.PENANAnpaH58bBkX
"Mbak saya udah terlanjur ngaceng dan sange nih, saya kasih potongan diskon lima puluh persen kalo mbak mau sepongin saya sampe keluar" Katanya lagi. Desi merasa mendapatkan peluang.
1279Please respect copyright.PENANANP6t3t4x1f
1279Please respect copyright.PENANABAZNTP7RV2
1279Please respect copyright.PENANAeLeI5wIZmZ
"Saya bantu kocokin sampe keluar, diskon tujuh puluh lima persen ya?"
1279Please respect copyright.PENANAfJHtp6DTFm
1279Please respect copyright.PENANA06vFJhZyI8
1279Please respect copyright.PENANAkcL0Dfy9YN
"Mbak sepongin, saya diskon tujuh puluh lima persen deh" Katanya memberi penawaran.
1279Please respect copyright.PENANAlyDoePMDBF
1279Please respect copyright.PENANANbZ2v4fxZ9
1279Please respect copyright.PENANA4x3plQGh5I
"Enggak deh pak kalo gitu" Kata Desi.
1279Please respect copyright.PENANA1mkpiQIXQP
1279Please respect copyright.PENANArW1fBZfVXe
1279Please respect copyright.PENANAqvrdS3uikZ
"Oke, kocokin sampe keluar, tapi saya boleh mainin toket mbaknya ya saya diskon lima puluh persen" Katanya frustrasi.
1279Please respect copyright.PENANA0LjXIiaeDM
1279Please respect copyright.PENANAQl9M5B7kIE
1279Please respect copyright.PENANAQBOZdq17QG
Desi menggigit bibirnya. "Ok tapi jangan yang lain ya pak! Atau saya teriak" Ancam desi tegas.
ns216.73.216.13da2


