Desi tersenyum, menegakkan duduknya. “Iya, Mbak. Kan itu bagian dari aku.”
1219Please respect copyright.PENANADHUSBkh7Yk
1219Please respect copyright.PENANABgcHsgLqVn
1219Please respect copyright.PENANAyoCkZCh1sP
Sari mencondongkan tubuh sedikit, seolah berbicara rahasia. “Iya sih, nggak apa-apa juga. Cuma, kadang orang suka salah paham, ya? Apalagi keluarga besar Danang tuh kan... ya, kamu tau sendiri lah.” Ia meneguk minumannya, pura-pura tak bermaksud apa-apa.
1219Please respect copyright.PENANAu1DISa2FB9
1219Please respect copyright.PENANAHN431HuLNG
1219Please respect copyright.PENANAZd9tcMIsCc
Desi hanya tersenyum tipis, menatap ke arah Danang di kejauhan yang sedang tertawa lepas bersama saudara-saudaranya.
1219Please respect copyright.PENANAZfRUzf6rxO
1219Please respect copyright.PENANAtQWfF8RWYz
1219Please respect copyright.PENANA7YvLozt7Xs
“Iya, aku udah terbiasa, Mbak. Orang kadang cuma butuh waktu lebih lama buat ngerti.” katanya pelan.
1219Please respect copyright.PENANALz0tjHDhvS
1219Please respect copyright.PENANAwNBiPn5iTI
1219Please respect copyright.PENANAJW0VwRoNyQ
Sari tersenyum kaku, “Hehehe, iya bener juga sih. Tapi ya hebat juga kamu masih bisa bertahan. Aku aja kalo jadi kamu mungkin udah... aduh, pusing!” ujarnya disertai tawa kecil yang menggantung.
1219Please respect copyright.PENANADWd9xeD3Tp
1219Please respect copyright.PENANApstmzyGjKq
1219Please respect copyright.PENANAQsixOf8cgU
Desi ikut tersenyum — bukan karena lucu, tapi karena tahu kapan harus berhenti menjawab.
1219Please respect copyright.PENANAETFdJDY9E2
1219Please respect copyright.PENANA1L6UqdqR0t
1219Please respect copyright.PENANAlGGq4NNyMV
Di meja sebelah, Danang duduk bersama dua sepupunya dan pamannya. Suara tawa dan denting gelas bercampur dengan musik dari home band yang sedang membawakan lagu lawas. Di depannya ada sepiring sate dan segelas es jeruk yang sudah setengah habis.
1219Please respect copyright.PENANAQ6tMvfv9Yh
1219Please respect copyright.PENANAv549BikbLB
1219Please respect copyright.PENANAtFiGbH9XBR
“Gimana kerjaan, Nang?” tanya pamannya sambil menepuk bahunya.
1219Please respect copyright.PENANAAMPaQ88XHG
1219Please respect copyright.PENANAuB7Os0d20g
1219Please respect copyright.PENANAH5E0g6hgfz
“Masih sama, Pak. Ya gitu-gitu aja, laporan numpuk, rapat tiap hari,” jawab Danang, tersenyum kecil.
1219Please respect copyright.PENANAzWwA1zhWoh
1219Please respect copyright.PENANABheDPIiX8Q
1219Please respect copyright.PENANAHs0SKDT3OX
Sepupunya yang duduk di seberang, Rendi, menyahut dengan nada bercanda, “Beda emang kalo pegawai negeri,” Mereka semua tertawa.
1219Please respect copyright.PENANAgydaKWL7FN
1219Please respect copyright.PENANAHKIF8ly0Vf
1219Please respect copyright.PENANAFxdH0TBuHz
Namun tawa itu belum sempat reda ketika Rendi melirik ke arah meja di mana Desi duduk. “Itu istri lo masih Protestan, Nang?” katanya santai, tapi suaranya cukup keras untuk terdengar oleh yang lain.
1219Please respect copyright.PENANAg3eleUTccK
1219Please respect copyright.PENANARQcWjY2rga
1219Please respect copyright.PENANA90pMfmMw1v
Danang terdiam sejenak.
1219Please respect copyright.PENANATwD2NrGJm6
1219Please respect copyright.PENANANgp7opqDQo
1219Please respect copyright.PENANAK96zU1dPEP
“Iya,” jawabnya pendek.
1219Please respect copyright.PENANAdCivgH6Q8S
1219Please respect copyright.PENANAFHRYLMevwn
1219Please respect copyright.PENANASgBF9bK8yh
“Lah, ngapain sih lo nikahin perempuan Kristen?” timpal sepupu lainnya, Arman, dengan nada menggoda. “Kurang stok cewek Islam apa? Nih liat aja, banyak yang masih single.” Ia menunjuk sembarangan ke arah meja tamu lain sambil tertawa.
1219Please respect copyright.PENANAlS1IazYZH2
1219Please respect copyright.PENANAEN0ARYN2C5
1219Please respect copyright.PENANAYrmI8wPcia
Pamannya ikut tertawa, menambahkan, “Ah, namanya juga cinta kali, Man” Nadanya terdengar mengejek dan diikuti tawa mereka.
1219Please respect copyright.PENANAdf79HzYkPc
1219Please respect copyright.PENANAngHfCj2kbR
1219Please respect copyright.PENANAADIA4U7jhP
Danang menelan ludah, memaksa tersenyum. “Nggak seribet yang kalian pikir, Pak. Hidup itu cuma ribet kalau kebanyakan diomongin.”
1219Please respect copyright.PENANAk1kAc5Wzl1
1219Please respect copyright.PENANA9AZii8MSYT
1219Please respect copyright.PENANATialzYionu
Rendi terkekeh, “Wah, sekarang lo jadi bijak, ya. Betewe lo ga jadi nyaleg Nang? Katanya mau bawa perubahan di kota kecil kita.” katanya masih dengan nada bercanda, tapi Danang tahu itu bukan sekadar lelucon.
1219Please respect copyright.PENANATyc8PzLP7K
1219Please respect copyright.PENANAbHwNlapEZE
1219Please respect copyright.PENANAptAFwmJ2d4
“Yaelah Ren, gimana mau bawa perubahan di masyarakat kalo dia sendiri aja nggak bisa ngerubah istrinya” Kata Arman disambut tawa mereka.
1219Please respect copyright.PENANAYFhJ2KoLBI
1219Please respect copyright.PENANAfWl4pdECKH
1219Please respect copyright.PENANAGtDycQwqRP
“Iya lo bener juga Man,” Kata Rendi sambil berusaha menahan tawanya. “Meyakinkan istrinya aja dia nggak bisa, gimana meyakinkan masyarakat?” Tawa kembali pecah, Danang hanya nyengir mendengar lelucon yang sedikit gelap terhadap dirinya. Tapi apa yang mereka ucapkan ada benarnya, dan memberikan pembelaan di saat seperti ini bukanlah tindakan yang tepat.
1219Please respect copyright.PENANAx8N8A8PVKW
1219Please respect copyright.PENANAQblFBGRFIq
1219Please respect copyright.PENANAdVLF12d8kp
Danang berusaha tenang dan ikut dalam candaan mereka tapi di dalam diri Danang, sesuatu terasa sesak. Candaan yang mereka anggap ringan itu selalu menyisakan luka kecil yang tak pernah benar-benar sembuh.
1219Please respect copyright.PENANAHSrijkJYLE
1219Please respect copyright.PENANAt3MnhEUrAE
1219Please respect copyright.PENANARZeN9E0vkr
***
1219Please respect copyright.PENANAzjzqjuzq6b
1219Please respect copyright.PENANAqjIOWeurDZ
1219Please respect copyright.PENANAbNfhJ53bY9
Perjalanan pulang malam itu berlangsung dalam diam. Hanya suara mesin mobil dan deru angin yang menemani mereka bertiga. Dari kaca spion, Desi bisa melihat wajah Darto yang kaku, menatap lurus ke jalanan gelap di depan. Danang di kursi kemudi juga tampak murung; tak ada obrolan ringan seperti biasanya.
1219Please respect copyright.PENANAePIjJiaiT7
1219Please respect copyright.PENANAaK18kJ8wCI
1219Please respect copyright.PENANAFUuP0gbaAh
Begitu sampai di rumah, mereka langsung makan malam tanpa banyak bicara. Hanya bunyi sendok yang beradu dengan piring, sesekali terdengar desahan napas berat dari Darto. Jam dinding menunjuk pukul delapan malam ketika mereka menyudahi makan.
1219Please respect copyright.PENANAX8AIp9RTtG
1219Please respect copyright.PENANAAqjvGuyHyY
1219Please respect copyright.PENANA7kjxbOWx4I
“Des, nanti piringnya aku bantu—” ujar Danang pelan.
1219Please respect copyright.PENANAnkkpJg9O2a
1219Please respect copyright.PENANAAQQQNKEEVd
1219Please respect copyright.PENANAbxF5YwA6YT
“Nggak usah, Mas. Aku beresin aja,” jawab Desi, mencoba tersenyum meski suasana sudah terlanjur dingin.
1219Please respect copyright.PENANAF2WQHZ1a40
1219Please respect copyright.PENANAaKtFMfBJO4
1219Please respect copyright.PENANAWT9k0SWJwW
Darto bangkit dari kursinya, berjalan pelan menuju ruang tengah sambil menyalakan televisi. Suara berita malam mengisi keheningan. Lalu, tanpa menoleh, ia berkata,
1219Please respect copyright.PENANAbWVf2g5UDA
1219Please respect copyright.PENANAOXE4hoEetP
1219Please respect copyright.PENANAjiDO0xtrzX
“Nang, Bapak mau ngomong sebentar.”
1219Please respect copyright.PENANAIIuZgc5TNF
1219Please respect copyright.PENANAFIlCKfGRyY
1219Please respect copyright.PENANA33prJOUhtl
Danang menurut. Ia duduk di sebelah ayahnya, wajahnya serius, sementara Desi masih di dapur, membereskan piring. Tapi jarak ruang makan dan ruang tengah itu terlalu dekat untuk tak mendengar apa pun.
1219Please respect copyright.PENANAErDOwKN1kI
1219Please respect copyright.PENANAAC2lw8W97h
1219Please respect copyright.PENANArVE2EdZ0bL
Suaranya Darto berat, pelan tapi tegas.
1219Please respect copyright.PENANA1os6XXhSXZ
1219Please respect copyright.PENANAWYeaoSLjYg
1219Please respect copyright.PENANAwHSn5gJVgR
“Nang,” katanya, “Bapak cuma mau ngomong sekali aja.”
1219Please respect copyright.PENANARrzaBaQwJl
1219Please respect copyright.PENANA73tjrUBTdM
1219Please respect copyright.PENANAVegNv0OWJe
Danang tak menjawab, hanya menunduk.
1219Please respect copyright.PENANAFwGOBp1yb4
1219Please respect copyright.PENANAdoGLp1GB0Y
1219Please respect copyright.PENANAL9mrLnzHc3
“Bapak tadi denger orang-orang di sana ngomongin istrimu,” lanjutnya. “Bapak diem, tapi Bapak malu, Nang.”
1219Please respect copyright.PENANAZQHf2bQosP
1219Please respect copyright.PENANA0gh6qorLd1
1219Please respect copyright.PENANAHGcsEpgwuA
Ada jeda panjang. Suara dari TV terdengar samar — tentang lalu lintas dan politik — tapi yang benar-benar bergema di telinga Desi hanyalah suara Darto.
1219Please respect copyright.PENANAjPZNWe4XtS
1219Please respect copyright.PENANAOrPguZgJ4i
1219Please respect copyright.PENANAWfmS6RdhxD
“Bapak nggak minta apa-apa. Cuma satu aja. Kalau kamu nggak bisa bikin Desi masuk Islam…”
1219Please respect copyright.PENANADmOf3eSuc3
1219Please respect copyright.PENANAvY16N9rMdC
1219Please respect copyright.PENANAwIs7ilB6SA
Darto menatap anaknya lama, nadanya dingin.
1219Please respect copyright.PENANAA1j5MhrwQh
1219Please respect copyright.PENANAXb7Fs557EA
1219Please respect copyright.PENANAIwoVsZykpa
“...jangan harap kamu dapet warisan dari Bapak.”
1219Please respect copyright.PENANAceQUghEzoW
1219Please respect copyright.PENANArh0aP290b2
1219Please respect copyright.PENANADmpn9oPaUa
Desi terdiam di dapur. Tangannya masih memegang piring, tapi air keran terus mengalir tanpa sempat ia matikan. Dadanya bergetar — bukan karena takut, tapi karena rasa asing yang tiba-tiba tumbuh di rumah yang selama ini ia rawat setiap hari.
1219Please respect copyright.PENANAzuPh7txaqg
1219Please respect copyright.PENANAIm2cp3bAYF
1219Please respect copyright.PENANAV3VGJxjxIe
Di ruang tengah, Danang menatap ayahnya dengan mata kosong. Antara marah dan sedih, tapi tak mampu berkata apa-apa.
1219Please respect copyright.PENANAZMZKjJqqQt
1219Please respect copyright.PENANAlVEcIMLZL3
1219Please respect copyright.PENANA7kVqPKHmfu
1219Please respect copyright.PENANAE0qiWZPTxj
1219Please respect copyright.PENANA6OEOP09Kdg
1219Please respect copyright.PENANAZqFK4r6orO
1219Please respect copyright.PENANA9GKNcSh4w2
******
1219Please respect copyright.PENANAf3HYl12j42
1219Please respect copyright.PENANAnxc2OXwTWd
1219Please respect copyright.PENANA9DJjaF8YQl
Pagi tiba, cahaya menelusup lembut dari balik jendela kamar Desi. Danang sudah berangkat ke kantor, sementara ia masih berada dikamar. Kalimat Darto semalam masih terngiang dikepalanya “Nang, kalo kamu nggak berhasil bikin Desi masuk islam. Jangan harap kamu dapet warisan dari bapak” begitu kalimat yang terngiang dikepala Desi.
1219Please respect copyright.PENANACePTPG0gv0
1219Please respect copyright.PENANA6onVUC3DeC
1219Please respect copyright.PENANAY1pepqE9F6
Waktu sudah menunjukan pukul delapan pagi, Danang sudah berangkat kantor sejak pukul tujuh pagi dan biasanya Darto baru berangkat ke kebun pukul sembilan pagi lalu kembali ketika tengah hari untuk makan siang.
1219Please respect copyright.PENANA56fADE9OVE
1219Please respect copyright.PENANAmp32RVBYiI
1219Please respect copyright.PENANArNamWl8w3d
Desi masih merasa sedikit kesal dengan ayah mertuanya itu, orang tua dengan pemikiran yang kolot dan keras kepala. Hari itu menjadi sedikit berbeda bagi Desi, karena kesal, ia jadi sedikit canggung ketika melihat mertuanya itu berada di ruang tengah sedang menonton televisi.
1219Please respect copyright.PENANAhRoKtEwtgu
1219Please respect copyright.PENANAP6C5oer6LH
1219Please respect copyright.PENANAbJ9W60FOsQ
Tahu jika Darto melihat kearahnya saja ia sudah merasa salah tingkah. Namun Desi sadar tak selamanya ia harus kesal dan menghindari ayah mertuanya itu. Mengingat ia masih tinggal bersama dirumah ini.
1219Please respect copyright.PENANA7U8zZ9OgJc
1219Please respect copyright.PENANAAyULAkWgHK
1219Please respect copyright.PENANAvdo8e49rdT
Desi mengambil langkah diplomasi dengan cara tetap berbuat baik dan menunjukan bahwa ia layak dan pantas, bahwa keyakinan seharusnya bukanlah halangan, bahwa keyakinan seharusnya bukanlah alasan yang tepat untuk tidak memberikan warisan kepada anak bungsunya itu.
1219Please respect copyright.PENANA3km4TJuXq2
1219Please respect copyright.PENANApI4wGPY5fp
1219Please respect copyright.PENANAjP3JSXeG0a
Desi melangkahkan kakinya keruang tengah dimana Darto sedang menonton siaran berita. Perasaan Desi jadi canggung saat berhadapan dengan Darto, tapi dengan tetap mencoba santai Desi harus bisa menekan egonya sendiri dan memecahkan suasana yang terasa dingin antara mereka.
1219Please respect copyright.PENANAzibpU1AV7v
1219Please respect copyright.PENANAUiECCnqgvE
1219Please respect copyright.PENANA0zEpOonWGA
“Pak… Desi buatin kopi ya?” Tawarnya sopan.
1219Please respect copyright.PENANAnZ9pmLJQ3w
1219Please respect copyright.PENANA2MBdndt67B
1219Please respect copyright.PENANARSmWIYJwVD
“Hmmm… Enggak usah Des” Katanya terasa dingin dan datar.
1219Please respect copyright.PENANAXg0k1y0j0d
1219Please respect copyright.PENANA7KxJYC2ML6
1219Please respect copyright.PENANAq8u2vkwkJ3
“Apa, bapak mau teh aja?” Tanya Desi masih tidak menyerah.
1219Please respect copyright.PENANAjul3u1ZWve
1219Please respect copyright.PENANAqsojpE4bif
1219Please respect copyright.PENANA9GirksAv6l
Darto menatap menantunya sebentar lalu menjawab “Boleh” Lalu tatapannya kembali ke arah TV.
1219Please respect copyright.PENANA7HWEjo4dB4
1219Please respect copyright.PENANAKjP9pcaely
1219Please respect copyright.PENANAZqPxnHYRxp
Mendengar jawaban Darto, Desi segera menuju dapur dan membuatkan mertuanya itu secangkir teh hangat. Tak lama Desi kembali membawa secangkir teh hangat untuk Darto. Posisi meja diruang tengah cukup rendah, Desi membungkuk untuk meletakan cangkir teh di depan Darto dan tanpa sengaja memperlihatkan belahan payudaranya dari celah leher dasternya.
1219Please respect copyright.PENANAjABkCbtIBA
1219Please respect copyright.PENANAvPp8BJgddY
1219Please respect copyright.PENANAXR6j3We8il
“Tehnya pak” Ucap Desi dan sekilas Desi menangkap mata Darto yang terpaku pada payudaranya sebelum Darto kembali memalingkan tatapannya ke arah TV.
1219Please respect copyright.PENANAM8da95khx2
1219Please respect copyright.PENANABxeOyOvUik
1219Please respect copyright.PENANATD0XsRdFha
“Iya terima kasih” Jawab Darto singkat.
1219Please respect copyright.PENANAnTbHaWRe8h
1219Please respect copyright.PENANANmA3zrsROz
1219Please respect copyright.PENANALhTerIjp4v
Desi kembali kekamarnya dan tiba-tiba terlintas ide di kepalanya. Darto sudah cukup lama menduda dan selama itu pula ia belum pernah lagi menyentuh wanita, ide nakal dan gila terlintas di kepalanya.
1219Please respect copyright.PENANAOlRaR0t6g0
1219Please respect copyright.PENANAZnfMk1elVL
1219Please respect copyright.PENANA8bXzWHNj7a
Alih-alih ia ingin membuat ayah mertuanya itu berubah fikiran untuk tetap memberikan warisan kepada suaminya dengan menunjukan rasa cinta, peduli dan perhatian dia malah berfikir untuk menggoda mertuanya itu.
1219Please respect copyright.PENANArhv7fTgh7L
1219Please respect copyright.PENANA8jzAGg7uNm
1219Please respect copyright.PENANAv1h09G1HwO
“Hmmm… Siapa tau kalo aku godain dan dia dapetin tubuhku, ia bisa berubah fikiran dengan tetap ngasih warisan sama mas Danang jadi aku nggak harus repot-repot masuk Islam, lagian aku juga penasaran sama ukurannya dan apa mungkin pria lima puluh tahun masih sanggup? Mungkin udah bisa berdiri aja udah untung” Begitu fikiran Desi. Ia pun mulai membangun strategi dan memikirkan caranya, agar semua terlihat natural dan terasa tidak disengaja.
1219Please respect copyright.PENANASI8oTrTirF
1219Please respect copyright.PENANApIR8k6Aa6Z
1219Please respect copyright.PENANAPmSJSvg5iE
Banyak cara yang dilakukan oleh Desi untuk menggoda dan menarik perhatian ayah mertuanya. Seperti ketika Desi sedang mengepel lantai, ia berjongkok lebar di depan wastafel, tepat di mana Darto bisa melihatnya dari meja makan.
1219Please respect copyright.PENANAPnMe7CDQRE
1219Please respect copyright.PENANAzEKsmSQ9M4
1219Please respect copyright.PENANA52PcM5qbnF
Kakinya terbuka selebar bahu, rok dasternya naik hingga paha atas, memperlihatkan celana dalamnya yang sudah lembab. Air pel basah menyiprat ke kain dasternya, membuatnya menempel ketat di kulit. Desi mengepel lantai dengan gerakan lambat, pinggulnya bergoyang maju-mundur, pantatnya naik-turun menggoda.
1219Please respect copyright.PENANAfUNo8gTdu9
1219Please respect copyright.PENANALEf4bcUXet
1219Please respect copyright.PENANAFQpdNEBqWG
Ketika Desi mencuci bajupun, ia dengan sengaja membasahi atasan dasternya agar bisa memperlihatkan bentuk payudaranya yang bulat. Begitupun saat ia menjemur pakaian, Desi dengan sengaja menggunakan daster yang lebih pendek, jadi saat ia meraih tali jemuran yang lebih tinggi, rok dasternya terangkat dan memperlihatkan paha mulusnya.
1219Please respect copyright.PENANA5uEk7VPkLZ
1219Please respect copyright.PENANAj58EJ78HN4
1219Please respect copyright.PENANARXEmqPPgvy
Semua Desi lakukan untuk menggoda dan mendapatkan perhatian dari ayah mertuanya itu sebelum Darto berangkat ke kebun di pukul sembilan, dan ketika makan siang Desi melanjutkan rencananya untuk terus menggoda Darto.
1219Please respect copyright.PENANAmLmIxmTf2A
1219Please respect copyright.PENANAMEPwWaD4b8
1219Please respect copyright.PENANA0p5qQCQL83
Perlahan-lahan kini Desi merasakan sedikit perbedaan dari sikap Darto. Seringkali ia memergoki ayah mertuanya itu memandang ke arahnya, namun begitu Desi menatap balik, Darto langsung buru-buru mengalihkan pandangannya dengan senyum tertahan.
1219Please respect copyright.PENANA4ArjiTugo1
1219Please respect copyright.PENANARIuCrFsUTT
1219Please respect copyright.PENANAhNpXNV4BPM
Terkadang Desi lelah dengan sikap Darto, sepertinya pria itu terlalu jaim meskipun sebenarnya Desi tahu kalo Darto juga sebenarnya menikmati pameran tubuh Desi yang seksi namun Darto tidak pernah membalasnya dan hanya memberikan respons dingin.
1219Please respect copyright.PENANAsoVpjbUQH0
1219Please respect copyright.PENANAip5i5ofSgY
1219Please respect copyright.PENANAcyOw9pEjLk
Namun sikap Darto ini malah semakin membuat Desi berfikir “Pokoknya aku harus melakukan sesuatu yang jauh lebih binal, aku akan lebih nakal” Desi merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, rasa penasaran, tertantang dan saat ia mempertontonkan tubuh indahnya di hadapan mertuanya itu ia merasa terangsang, bahkan hanya dengan mengetahui bahwa Darto menatapnya saja hal tersebut bisa membuat vagina Desi basah, sungguh sensasi yang bergejolak di dalam dirinya.
1219Please respect copyright.PENANAiOzVeJQgzt
1219Please respect copyright.PENANAcX9jQXr0R9
1219Please respect copyright.PENANAdZSQdhi995
“Aku harus bisa membuatnya lebin tertarik sama aku, aku ingin beliau masuk kedalam dekapanku, aku penasaran bagaimana rasanya disetubuhi oleh pria berusia setengah abad dan terlebih ia adalah ayah mertuaku sendiri” Membayangkan itu saja membuat kepala Desi berputar, vaginanya berdenyut basah dan tidak jarang berakhir dengan ia melakukan orgasme, menyentuh dirinya sendiri dibawah bayangan ayah mertuanya.
1219Please respect copyright.PENANApnSdtwJETO
1219Please respect copyright.PENANAguwcpPTZG7
1219Please respect copyright.PENANAQF5VoMDR9q
*****
1219Please respect copyright.PENANAMAexLsbnC7
1219Please respect copyright.PENANAUmmlVqpBCa
1219Please respect copyright.PENANAVO9tXREirq
Pagi itu, sinar matahari menyusup melalui jendela dapur, menerangi ruangan yang masih sepi. Desi bangun lebih awal, hatinya berdegup kencang saat memikirkan rencananya. Suaminya sudah berangkat kerja, meninggalkan dia sendirian dengan Darto, yang hari ini sedang berada di rumah. Hari ini, ia akan mendorong batas lebih jauh, bukan hanya dengan tubuhnya, tapi juga dengan kata-kata yang menggoda.
1219Please respect copyright.PENANAdecxaafQjC
1219Please respect copyright.PENANAGxssEDiZ4T
1219Please respect copyright.PENANAur4Bgolxvu
Desi memilih daster tipis berwarna merah muda, kainnya ringan dan semi-transparan, tanpa bra di baliknya. Payudaranya yang montok bergoyang bebas saat ia bergerak, putingnya tercetak samar dari balik dasternya. Celana dalam renda hitamnya tipis, mudah tersingkap, dan siap basah oleh hasratnya sendiri. Ia mulai dari ruang tamu, di mana Pak Budi duduk minum kopi sambil membaca koran.
1219Please respect copyright.PENANAY0a81Fa5Ru
1219Please respect copyright.PENANAbsfXRckS4r
1219Please respect copyright.PENANAHg3RjFkqIo
Dengan sapu di tangan, Desi berpura-pura membersihkan sudut-sudut ruangan. Ia mendengar suara Darto di kursi rotan, napasnya teratur. Desi membungkuk pelan di depan meja rendah, rok dasternya tersingkap, memperlihatkan sebagian besar paha mulusnya. Saat menyapu di bawah meja, ia menunduk lebih dalam, payudaranya bergantung berat, bergoyang dengan erotis. Putingnya menggesek kain daster.
1219Please respect copyright.PENANAmOxyjZZK5o
1219Please respect copyright.PENANAeRhqkA9LHl
1219Please respect copyright.PENANAtUR3VskIlP
Dari sudut mata, Desi melihat Darto menggeser posisi. Koran di tangannya berhenti dibalik. "Lho, Bapak nggak ke kebun?" Tanya Desi dengan suara manja, sambil tetap membungkuk, membuat payudaranya hampir menyentuh lantai. "Desi mau bersih-bersih rumah nih pak, biar rumah enak diliatnya."
1219Please respect copyright.PENANAlmUh6ViMvu
1219Please respect copyright.PENANA2gB5WNuu0j
1219Please respect copyright.PENANARcgidagqNd
Darto tersedak kopinya sedikit, tapi suaranya tetap datar seperti biasa. "Enggak, Des. Lagi kurang enak badan." Jawab Darto, tapi Desi tahu mata pria itu sempat melirik—tatapan cepat yang membuat klitorisnya berdenyut.
1219Please respect copyright.PENANAUGZ0nSvDTy
1219Please respect copyright.PENANAT9ty2h375G
1219Please respect copyright.PENANAHw7sEXDqKN
Desi tersenyum dalam hati, bangun pelan sambil mengibaskan roknya sedikit, "Bapak sakit?. Mau Desi buatin jamu? Atau Desi kerokin?” Tanya Desi sambil menatap pria itu yang tampak sedikit salah tingkah.
1219Please respect copyright.PENANApM2oRrK3cR
1219Please respect copyright.PENANAGIGOSaCSNy
1219Please respect copyright.PENANApZHfEOFMy2
“Enggak usah” Tatapannya tetap tertuju pada koran. “Cuma butuh istirahat aja” Lanjutnya tanpa menoleh lagi. Responsnya kaku, seperti orang tua yang menghindari obrolan panjang, tapi Desi merasakan napasnya sedikit lebih lambat.
1219Please respect copyright.PENANAADdAI25ROH
1219Please respect copyright.PENANAJjHrqbmtN6
1219Please respect copyright.PENANAxCXqXHJXpM
“Kalo, bapak butuh apa-apa. Bilang sama Desi aja ya pak” Katanya sambil tersenyum.
1219Please respect copyright.PENANASiuKm0AQlz
1219Please respect copyright.PENANA3vRBfzd0Cb
1219Please respect copyright.PENANAwD2vHQUWcV
Darto hanya mengangguk dan berpindah duduk di meja makan sambil tetap membaca koran. Selesai menyapu seluruh ruangan Desi menuju kamar mandi dengan handuk melingkar di lehernya melewati Darto yang masih duduk di meja makan. “Pak, Desi mau mandi dulu ya” Katanya menggoda sementara Darto masih tak bergeming.
1219Please respect copyright.PENANAkL64yezd75
1219Please respect copyright.PENANAqSfmEtcFyD
1219Please respect copyright.PENANAkor4Ugfiv0
Darto hanya mengangguk dan berpindah duduk di meja makan sambil tetap membaca koran. Selesai menyapu seluruh ruangan Desi menuju kamar mandi dengan handuk melingkar di lehernya melewati Darto yang masih duduk di meja makan. “Pak, Desi mau mandi dulu ya” Katanya menggoda sementara Darto masih tak bergeming.
1219Please respect copyright.PENANAmgOFXevi3n
1219Please respect copyright.PENANAj1GJr4eUGJ
1219Please respect copyright.PENANAZR5P6pzbtb
Selesai mandi Desi melilitkan handuk di tubuhnya, tanpa mengenakan pakaian dalam ia berjalan santai menuju kamarnya melewati dapur dimana Darto masih duduk disana sambil membaca koran, Desi berhenti dihadapannya "Pak ,nanti siang mau makan apa? Biar Desi masakin" Katanya berdiri dihadapan Darto. Darto menatap tubuh desi dengan sedikit canggung.
1219Please respect copyright.PENANA6sve2gQP44
1219Please respect copyright.PENANAwNxJrFcR0y
1219Please respect copyright.PENANAMlFNcBUjPx
"Terserah kamu aja mau masak apa" Katanya singkat.
1219Please respect copyright.PENANAbuIFGE5MNQ
1219Please respect copyright.PENANAZiqS1vxvTH
1219Please respect copyright.PENANANVhGDV96ql
Desi meluruskan tubuhnya. "Nanti Desi masak ayam goreng kesukaan Bapak, ya?" Ia berbalik pelan, bokongnya bergoyang saat melangkah menuju kamar, tapi di ambang pintu, ia berhenti ketika ia membuka pintu kamar ia pura-pura terkejut.
1219Please respect copyright.PENANA7PCTvtFKPJ
1219Please respect copyright.PENANAzDjV0Dir0g


