No Plagiarism!bkEEnam6aRF5EZjmj44Bposted on PENANA Hari-hari Ustadzah Indri kini penuh warna baru. Hubungannya dengan Pak Purnomo semakin akrab. Telepon dan chat sudah jadi hal wajib setiap harinya, seperti rutinitas yang tak boleh terlewatkan.1234 copyright protection1743PENANAtfVmI0UzyN 尼
Indri sudah hafal jam-jam di mana Purnomo bisa leluasa menghubunginya—biasanya setelah istrinya terlelap. Dengan sabar Indri menunggu, bahkan seringkali mengintip layar ponsel hanya untuk memastikan kapan panggilan itu masuk.1234 copyright protection1743PENANAoOywjxWiEy 尼
Kini, videocall mereka pun semakin bebas. Indri sudah tak repot-repot mengenakan jilbab seperti biasanya. Rambut panjangnya sering dibiarkan terurai, wajahnya polos tanpa riasan, sambil rebahan di kasur hotel atau rumah. Semua itu dilakukan karena mereka merasa sama-sama nyaman.1234 copyright protection1743PENANAFvpNYX4fap 尼
Perlahan, batasan yang dulu dijaga kini seakan terlupakan. Dalam benak Indri, tak ada lagi rasa canggung. Yang ada hanyalah percakapan hangat, tawa kecil, dan senyum yang membuat malam terasa singkat...1234 copyright protection1743PENANAzyIJopiWcT 尼
Malam itu, Indri rebahan di kasur hotel. Rambut hitamnya terurai, headset menempel di telinga. Kaos coklat gelap dengan hiasan bunga putih di bagian dada membuat penampilannya sederhana, tapi tetap menawan. Di seberang layar, Purnomo tampak santai, memakai kaos putih dan celana pendek, tiduran di kamar anaknya yang sedang bertugas di TNI.1234 copyright protection1743PENANARDhSgEndKk 尼
1747Please respect copyright.PENANAZSjd3ujVad
1234 copyright protection1743PENANAi2y251OuZT 尼
Panggilan video mereka tersambung. Senyuman canggung awalnya muncul, tapi segera mencair oleh tatapan dan suara masing-masing.1234 copyright protection1743PENANAnh84DabndQ 尼
---1234 copyright protection1743PENANA2RuOIG2tsD 尼
videocall1234 copyright protection1743PENANA42umXpwSMv 尼
Purnomo: (senyum lebar) “MasyaAllah… ustadzah Indri tetep cantik ya, meski nggak pakai jilbab. Malah… jujur aja, aku merasa tambah nggak bisa nahan. Rasanya pengen terus lihat begini.”1234 copyright protection1743PENANAYqlc5QDkGd 尼
1747Please respect copyright.PENANAuNVCZGSzcf
1234 copyright protection1743PENANARQ6MZ5mkzA 尼
Indri: (menghela napas, pura-pura manyun tapi manja) “Halah, pak Purnomo ini… ngomongnya ngawur. Nggak takut dosa?.”1234 copyright protection1743PENANAurlMYSXoAE 尼
1747Please respect copyright.PENANALNXQBqvU0u
1234 copyright protection1743PENANA05XhJTKIdb 尼
Purnomo: (mendesah kecil sambil senyum) “Aku serius. Dari dulu aku kagum sama ustadzah Indri, tapi sekarang… tambah lagi. Cantik, lembut, bikin aku… ya, kepikiran terus.”1234 copyright protection1743PENANArWJqpiS64x 尼
1747Please respect copyright.PENANAlENwCA7egc
1234 copyright protection1743PENANARAI67nLdsa 尼
Indri: (tersipu, menggigit bibir bawah, suaranya melembut) “Hmm… tapi aku nggak suka dipanggil ustadzah kalau lagi kayak gini. Rasanya aneh banget.bapak panggil aku Indri aja… biar lebih enak.”1234 copyright protection1743PENANAr593dwdI7r 尼
1747Please respect copyright.PENANAuutlZNMY6F
1234 copyright protection1743PENANA3dYrheHh88 尼
Purnomo: (mengangguk cepat) “Iya… iya, siap. Mulai sekarang aku panggil kamu Indri. Tapi, kalau gitu… kamu jangan panggil aku Pak Purnomo lagi, ya panggil..Mas Purnomo aja.”1234 copyright protection1743PENANAmBTJdfIvAK 尼
1747Please respect copyright.PENANALWsHksshmP
1234 copyright protection1743PENANAZtInw8FFba 尼
Indri: (tersenyum, suaranya lebih hangat) “Hehe… baik, Mas Purnomo.”1234 copyright protection1743PENANAHwMlztMzZH 尼
1747Please respect copyright.PENANA7p5TI2avOv
1234 copyright protection1743PENANAUnBTVN6z6A 尼
Purnomo: (menatap layar, suaranya agak bergetar) “Aduh… kalau kamu manggil begitu, aku tambah nggak tahan, Indri. Rasanya kayak kita bukan lagi… orang lain. Kamu itu bikin aku pengen lebih dekat.”1234 copyright protection1743PENANApaouu906Eu 尼
1747Please respect copyright.PENANAa9DLEydp6p
1234 copyright protection1743PENANAc5uaLNgOyp 尼
Indri: (menyandarkan kepala ke bantal, lirih) “Ya Allah… Mas Purnomo ini… ngomongnya bikin aku malu...”1234 copyright protection1743PENANAHOZ2IVC6wB 尼
1747Please respect copyright.PENANAfSsXwKC6wG
1234 copyright protection1743PENANAsyxID8L77n 尼
Purnomo: (senyum nakal, nada suara makin pelan) “Indri sadar nggak… suaramu sekarang beda? Manjanya keluar semua. Aku suka banget dengarnya.”1234 copyright protection1743PENANAVjZ9S4KEFJ 尼
1747Please respect copyright.PENANAxe6tYSRKAC
1234 copyright protection1743PENANA7aDZih3XZG 尼
Indri: (tertawa kecil, pura-pura menutupi wajah dengan tangan) “Ih… Mas Purnomo, jangan gitu dong. Aku jadi malu beneran.”1234 copyright protection1743PENANAfDR8PoObUe 尼
1747Please respect copyright.PENANAK1oKAvU01h
1234 copyright protection1743PENANAAUOafBfi0m 尼
Purnomo: (lirih, mendesis sedikit) “Malu kok bikin aku tambah pengen, ya. Indri itu… nggak cuma cantik, tapi juga… aduh, menggoda banget.”1234 copyright protection1743PENANAoC7G9mPpEq 尼
1747Please respect copyright.PENANAor84Laoy4N
1234 copyright protection1743PENANAU7IhTtAP5t 尼
Indri: (gelisah tapi senyum, memainkan ujung rambut) “Mas… kok ngomongnya kayak gitu sih… aku jadi… hmm… nggak tau harus jawab apa.”1234 copyright protection1743PENANAoGcLKWNfmG 尼
1747Please respect copyright.PENANAnjjez5gUmj
1234 copyright protection1743PENANA8J55puUmut 尼
Purnomo: “Jawab aja sesuai hati Indri. Aku tau, di balik itu, kamu juga sebenarnya… menikmati obrolan kita.”1234 copyright protection1743PENANAXTUjvGNRbn 尼
1747Please respect copyright.PENANAJQWYEgrUqw
1234 copyright protection1743PENANAB2pkkXPZLu 尼
Indri: (diam sejenak, suaranya lirih dan bergetar) “Ya… mungkin. Aku… juga ngerasa nyaman sama kamu, Mas. Tapi… aku takut.”1234 copyright protection1743PENANA49hSJXsWaP 尼
1747Please respect copyright.PENANAVge0J6VkW6
1234 copyright protection1743PENANAjIq3JKmjn3 尼
Purnomo: “Jangan takut, Indri. Aku nggak akan ninggalin kamu. Kita butuh waktu, butuh ruang buat saling ngobrol. Biarin ngalir aja.”1234 copyright protection1743PENANAXGn4VIF5nL 尼
Indri: (tersenyum tipis, nada manja) “Hmm… iya, Mas Purnomo…”1234 copyright protection1743PENANAp7ZVdP69QC 尼
Purnomo: “Indri… aku seneng banget tiap malam kita bisa kaya gini. Kayak nggak pernah kehabisan cerita.”1234 copyright protection1743PENANApdgj1RqcM2 尼
1747Please respect copyright.PENANAZLyGaBdXC5
1234 copyright protection1743PENANAhNSrptcBYL 尼
Indri: (senyum manis, menatap kamera) “Aku juga, Mas. Rasanya ringan aja kalau ngobrol sama kamu Mas.”1234 copyright protection1743PENANAKMHEYugIeW 尼
1747Please respect copyright.PENANAn1x2m7Njmx
1234 copyright protection1743PENANAXfu24zMJRs 尼
Purnomo: (senyum nakal) “Hehe,… kalau manggil kamu ceramah sejam kan honornya lima belas juta. Nah, kalau aku mau seharian penuh, berapa ya?”1234 copyright protection1743PENANAGl6N1qXJXD 尼
1747Please respect copyright.PENANA9jNETlGqP2
1234 copyright protection1743PENANAFOpWCVDxPK 尼
Indri: (bingung, cemberut manja) “Hah? Masa mas tega,aku disuruh ceramah seharian? Capek mulut aku nanti…”1234 copyright protection1743PENANAj8VF0S3hED 尼
1747Please respect copyright.PENANAHUWjk4OlXJ
1234 copyright protection1743PENANAD2crLypFpK 尼
Purnomo: (ketawa lepas) “Haha… ya ampun, Indri. Bukan ceramah.maksud aku nemenin aku jalan-jalan, refreshing bareng. Aku mau bayar tiga kali lipat dari honor gpp deh.”1234 copyright protection1743PENANAt4x0CDUhqf 尼
1747Please respect copyright.PENANAHBXVMx08Qh
1234 copyright protection1743PENANAwR5PK7Y67X 尼
Indri: (senyum terharu, matanya berkaca-kaca) “Mas… jangan gitu dong. Kalau buat jalan-jalan ngapain pake bayar segala? Apa lagi sampe tiga kali lipat. Aku seneng kok kalau bisa luangin waktu sama Mas.”1234 copyright protection1743PENANAEomEj3h9oo 尼
1747Please respect copyright.PENANAEa7jJG53yU
1234 copyright protection1743PENANANHkz03fsmP 尼
Purnomo: (nada lembut) “Tapi aku tau jadwalmu padat. Makanya aku siap bayar, biar kamu bener-bener nyediain waktu buat aku.”1234 copyright protection1743PENANAz4f42fAlhN 尼
1747Please respect copyright.PENANAI52q4l4eXk
1234 copyright protection1743PENANAEbs9odW9nO 尼
Indri: (mikir sebentar, geleng kepala) “Hmm… masalahnya jadwalku bener-bener penuh, Mas. Aku bingung mau kosonginnya kapan.”1234 copyright protection1743PENANARbuPDnSN0t 尼
1747Please respect copyright.PENANA6iJKP9c61M
1234 copyright protection1743PENANAn4qeIuY6eX 尼
Purnomo: (suara menggoda) “Kalau kamu mau, pasti ada jalan. Aku tunggu kapanpun kamu siap. Yang penting aku bisa lihat Indri bukan di panggung, tapi di sampingku.”1234 copyright protection1743PENANA3HiQb91P2P 尼
1747Please respect copyright.PENANAiC1sL0U8A2
1234 copyright protection1743PENANAIybFqJUXAO 尼
Indri: (senyum malu, nada manja) “Aduh Mas… bisa aja. Kalau ngomong gitu aku jadi baper.”1234 copyright protection1743PENANAqZtKJ0WTkF 尼
1747Please respect copyright.PENANA8iK3Hm7rVm
1234 copyright protection1743PENANAzueQQEWIPS 尼
Purnomo: (ketawa kecil) “Emang aku sengaja bikin kamu baper, biar makin akrab.”1234 copyright protection1743PENANAQIIWuf4u2P 尼
1747Please respect copyright.PENANAuMEjPl0Tix
1234 copyright protection1743PENANAs0TC5avPdr 尼
Indri: (nutup muka sebentar, lalu senyum lagi) “Hih… Mas ini ya, rayuannya makin lama makin jago aja.”1234 copyright protection1743PENANAN6CA8ftBng 尼
1747Please respect copyright.PENANAnJO4vazVQL
1234 copyright protection1743PENANAQ8fnpQZMY5 尼
Purnomo: (serius tapi hangat) “Rayuan itu jujur, Indri. Karena tiap hari aku makin pengen deket sama kamu.”1234 copyright protection1743PENANA3Y9SAvjkyM 尼
1747Please respect copyright.PENANAd4s40Wne6J
1234 copyright protection1743PENANA1UEMdlxQXF 尼
Indri: (mata berbinar, suara lirih) “Mas…”1234 copyright protection1743PENANAYIDkwCKzWM 尼
Tiba-tiba layar ponsel Indri bergetar, nama suaminya muncul di layar. Sekilas ia menatapnya, lalu tanpa ragu jarinya menekan tombol TOLAK. Dengan cepat ia mengetik balasan singkat: “iya nanti aku transfer uang”.1234 copyright protection1743PENANA5eMqubQhD5 尼
1747Please respect copyright.PENANATwEyx2H5zj
1234 copyright protection1743PENANA8MqBmv9Yii 尼
Begitu pesan terkirim, Indri kembali menatap layar videocall dengan senyum yang ia simpan khusus untuk Purnomo. Malam itu, hatinya benar-benar berbunga. Kehadiran Purnomo seolah memberi ruang baru dalam hidupnya—bukan hanya rutinitas ceramah di depan ribuan jamaah, bukan hanya kesibukan dan kepadatan jadwal. Ada sesuatu yang ia nantikan setiap selesai berdiri di panggung: suara hangat, perhatian, dan candaan mesra Purnomo.1234 copyright protection1743PENANArbWtTsvAmQ 尼
1747Please respect copyright.PENANAStCAM3Hcj6
1234 copyright protection1743PENANAQmEw1DOZfQ 尼
Bagi Indri, malam itu adalah titik di mana ia merasa hidupnya bukan lagi sekadar tentang pekerjaan dan kewajiban, tapi tentang rasa yang diam-diam tumbuh dan ia nikmati.1234 copyright protection1743PENANA4PQProAV74 尼
1747Please respect copyright.PENANAYP8K3sh5PV
1234 copyright protection1743PENANAvEO7ygo01b 尼
---1234 copyright protection1743PENANAdeMhqHwDD2 尼
Besoknya, sejak pagi Indri sudah sibuk. Dengan bantuan manajernya, Tria, ia bersiap menghadiri ceramah di daerah Cirebon. Timnya bergegas membereskan koper dan perlengkapan, maklum karena acara diadakan malam hari setelah Isya, sudah pasti Indri dan rombongan akan menginap di hotel.1234 copyright protection1743PENANAeSDJMk0kfV 尼
1747Please respect copyright.PENANA65z72yovXT
1234 copyright protection1743PENANAvBsBA2xKsV 尼
Sudah menjadi kebiasaan Indri, ponsel selalu tergantung di lehernya dengan tali kalung. Setiap waktu ada saja pesan yang ia balas, terutama dari Purnomo. Perjalanan menuju Cirebon pun terasa lebih ringan karena obrolan mereka yang nyaris tanpa henti.1234 copyright protection1743PENANAh4SogGdIGG 尼
1747Please respect copyright.PENANAlpMSPhD3hO
1234 copyright protection1743PENANABEAZu4RRmM 尼
Sekitar pukul 11 siang rombongan tiba. Dalam perjalanan tadi, Indri sempat melewati lokasi acara, terlihat panggung sudah berdiri megah dan pedagang mulai memenuhi sisi jalan. Semua tampak meriah, seolah menunggu kehadirannya.1234 copyright protection1743PENANAcN0vgj1bgM 尼
1747Please respect copyright.PENANA6RJV45g6rb
1234 copyright protection1743PENANAv3oIrzIr1a 尼
Setibanya di hotel, Indri langsung diarahkan masuk ke kamar dengan didampingi Tria. Beberapa saat kemudian panitia datang membawa konsumsi—menu yang memang sudah jadi syarat dalam setiap undangan ceramah, selain honor uang tunai yang disepakati.1234 copyright protection1743PENANA98sqWHiMut 尼
1747Please respect copyright.PENANAUo30z88KQK
1234 copyright protection1743PENANAMovEiAjnsM 尼
Indri duduk di tepi ranjang, membuka jilbabnya perlahan, sambil kembali melirik ponsel. Notifikasi dari Purnomo masuk lagi, membuat bibirnya tersenyum kecil tanpa ia sadari.1234 copyright protection1743PENANAHHjHphCu45 尼
Indri baru saja selesai sholat Dzuhur di kamar hotel. Sambil membereskan tas kecilnya, ia meraih ponsel yang masih tergantung di leher. Dengan tangan kiri ia menekan nomor Purnomo, lalu menempelkan headset di telinga.
1747Please respect copyright.PENANAEa1Tg16D7W
Nada sambung terdengar, tak lama suara Purnomo muncul di seberang.
1747Please respect copyright.PENANAyusK0J6zfj
Indri: (suara lembut, manja) “Mas… aku udah nyampe Cirebon. Tadi sempet lewat lokasi acara, rame banget.”
1747Please respect copyright.PENANAoIAbSmBzwM
Purnomo: (dengan nada senyum meski sedang sibuk kerja) “Oh iya? Bagus kalau udah nyampe syukur alhamdulilah?”
1747Please respect copyright.PENANAWqRyzczVVq
Indri: (terkekeh kecil) “Iya, Mas. Tapi aku kangen…”
1747Please respect copyright.PENANAdVIiAYuZ2k
Purnomo: (berhenti sejenak dari pekerjaannya) “Aku juga kangen banget. Makanya langsung mas angkat, kalau kamu nelpon pasti aku angkat.”
1747Please respect copyright.PENANAni7sA2dLgF
Indri: (suara makin manja, nada seperti istri pada suami) “Hehe… Mas jangan genit-genit sama dewan cewek disitu. Aku nggak suka.”
1747Please respect copyright.PENANAKzD8Om6WX5
Purnomo: (ketawa kecil) “Halah… siapa juga yang bisa ngalahin Indri? Di mataku, cuma kamu kok.”
1747Please respect copyright.PENANAgP7jlgQvkJ
Indri: (pura-pura cemberut) “Hmm, janji ya? Aku kan sering lihat Mas ramah banget kalau sama orang. Takutnya kebablasan.”
1747Please respect copyright.PENANAyNNhHfCXWF
Purnomo: (suara rendah, menenangkan) “Indri… tenang aja. Ramah itu beda sama genit. Sama kamu aku bisa genit, sama orang lain nggak ada rasa.”
1747Please respect copyright.PENANARHd12BRl7G
Indri: (tersenyum, suaranya lembut) “Ya udah… aku percaya. Pokoknya jangan bikin aku cemburu, Mas.”
1747Please respect copyright.PENANAuyXBJsgp2t
Purnomo: “iya indri cantik. mas jaga hati cuma buat kamu.”
1747Please respect copyright.PENANAxEm8J1wa9t
1234 copyright protection1743PENANA80whEfyKwB 尼
---1234 copyright protection1743PENANAypYil1x8H0 尼
1747Please respect copyright.PENANAQWHpK7DEs0
1234 copyright protection1743PENANA6X4Vtc2wxA 尼
Malam itu, selepas Isya, rombongan Indri bergerak menuju lokasi acara. Sirine khas pengawalan polisi meraung di depan, klakson panjang terdengar memberi tanda kepada pengendara lain untuk menepi. Dari kejauhan, cahaya sorot putih menembus langit, sementara lantunan hadroh semakin jelas terdengar, menambah megah suasana.
1747Please respect copyright.PENANAt3YNDuYhT2
Mobil Indri diarahkan masuk ke jalur khusus menuju belakang panggung. Banser sudah bersiap, membentuk formasi rapat untuk mengawal Indri melewati kerumunan jamaah yang antusias. Namun, di tengah hiruk-pikuk itu, lagi-lagi tangan jahil berhasil menyelinap. Kali ini lebih berani—remasan di bagian pantat Indri terasa lebih lama dari sebelumnya. Ia hanya diam, menggigit bibir, seolah menahan sesuatu. Tak lama kemudian, tangan lain berhasil menyentuh payudaranya. Sekilas matanya terpejam, tubuhnya menegang, tapi ia terus melangkah hingga akhirnya masuk ke tenda putih yang disediakan khusus untuknya.
1747Please respect copyright.PENANAYAhs8FvyV5
Di dalam tenda, Mely, asistennya, segera merapikan riasan wajah Indri. Namun, getaran di tubuh Indri belum reda. Sentuhan tak terduga tadi justru meninggalkan sisa birahi yang diam-diam ia sembunyikan. Napasnya masih sedikit berat, tapi ia mencoba menenangkan diri.
1747Please respect copyright.PENANAttTDd1Q9ms
Beberapa menit kemudian, giliran Indri naik ke panggung. Sorak sorai jamaah menyambut, suara riuh tepuk tangan dan sholawat bergema. Indri tersenyum, menyalami beberapa tokoh yang duduk di kursi depan, lalu mulai menyampaikan salam pembuka.
1747Please respect copyright.PENANA2cK0TcS6Iv
Malam itu ada yang berbeda. Ceramahnya terasa jauh lebih bersemangat, penuh tekanan di setiap kalimat. Dan ketika masuk ke pembahasan rumah tangga, Indri begitu antusias membicarakan soal kepuasan antara suami dan istri. Jamaah mendengarkan dengan wajah serius, sebagian bahkan sesekali tertawa kecil atau mengangguk-angguk, seolah memahami maksud tersirat dari setiap kata yang diucapkan.
1747Please respect copyright.PENANAUbWnTTHrtC
Indri sendiri tak bisa membohongi hatinya—gejolak dalam tubuhnya justru membuat tutur katanya semakin hidup. Ia terlihat lebih bersinar di hadapan ribuan pasang mata malam itu.
---1234 copyright protection1743PENANAB3jOCMlf4y 尼
Lebih dari sejam Indri berceramah, suaranya lantang dan penuh energi hingga akhir. Setelah doa penutup, ia turun panggung dengan didampingi Tria, manajernya. Barisan Banser kembali rapat membentuk pagar manusia. Sorak jamaah masih terdengar, sebagian mencoba mendekat untuk sekadar menyentuh atau menyalami sang ustadzah idola.1234 copyright protection1743PENANAn0PyqTilaA 尼
1747Please respect copyright.PENANAhCxHUQkbFy
1234 copyright protection1743PENANAgKSfED5mDD 尼
Namun, di tengah kerumunan yang padat itu, Indri kembali merasakan sensasi yang sudah ia kenal. Remasan di bagian pantatnya—kali ini lebih berani, bahkan seperti menarik perlahan tali karet celana dalamnya. Sekilas ia memejamkan mata, bibirnya mengerucut menahan desah, seolah ia justru menikmatinya.1234 copyright protection1743PENANAABpoaXQLpx 尼
1747Please respect copyright.PENANAVHrurqtrny
1234 copyright protection1743PENANAAcCx84OfyT 尼
Ia terus berjalan hingga sampai di tenda putih. Di sana, panitia sudah menunggu, mengucapkan terima kasih penuh hormat, lalu mengajaknya foto bersama. Senyum Indri tetap terjaga di kamera, meski hatinya masih bergetar mengingat sentuhan tadi.1234 copyright protection1743PENANAeZ3bICGTlm 尼
1747Please respect copyright.PENANAflt6jxv03E
1234 copyright protection1743PENANA1zCtatqnJa 尼
Selesai sesi foto, Indri kembali digiring menuju mobil. Barisan Banser tetap rapat, namun kali ini tak ada sentuhan. Indri sempat bingung, matanya melirik ke kanan dan kiri, mencari keberadaan “tangan nakal” yang tadi. Tepat saat ia hendak membuka pintu mobil, remasan lain tiba-tiba hinggap di payudaranya. Seketika tubuhnya menegang, matanya terpejam, bibir bawahnya tergigit. Sesaat ia membiarkan dirinya larut, menikmati sensasi itu, sebelum akhirnya terdorong masuk ke mobil.1234 copyright protection1743PENANAU6N2btTVKK 尼
1747Please respect copyright.PENANARbIM2D1Zbn
1234 copyright protection1743PENANA64Bj924sJQ 尼
Di dalam mobil, suasana jauh lebih tenang. Indri bersandar, menarik napas panjang, mencoba menyembunyikan gejolak dalam dadanya. Ia lalu menoleh pada Tria.1234 copyright protection1743PENANAMqPVS8xOeJ 尼
“Mbak… tolong kosongin jadwal aku tanggal 28 sama 29, ya. Aku mau istirahat,” ucapnya pelan, seakan menyimpan maksud lain.1234 copyright protection1743PENANA0W9VOTM8OP 尼
Sesampainya di hotel, Indri langsung mengganti busananya. Gamis dan jilbab ia lipat rapi, lalu diganti dengan kaos polos oversize merk ONOMA warna hitam. Rambutnya ia biarkan terurai, headset sudah menempel di telinga, lantunan sholawat mengisi daun telinga nya.
1747Please respect copyright.PENANAr6OtOygGa5
Sekitar lima belas menit kemudian, ponselnya bergetar. Nama Pak Purnomo muncul di layar, kali ini panggilan video. Senyum Indri otomatis merekah. Ia angkat panggilan, wajahnya cerah meski terlihat lelah. Bagi Indri, kehadiran Purnomo sudah seperti rumah, tempat ia pulang secara batin.
1747Please respect copyright.PENANArrjKXNtT7a
Indri: “Assalamualaikum, mas purnomo…”
1747Please respect copyright.PENANA0T99AEfmic
1234 copyright protection1743PENANAItiR11EIDb 尼
Purnomo: “Waalaikum salam, cantik. MasyaAllah, capek ya baru sampe hotel? Tapi senyummu tetep bikin seger.”
1747Please respect copyright.PENANAZYlEfrGgw4
1234 copyright protection1743PENANAc7LFjp4ywj 尼
Indri tertawa kecil, pipinya merona.
1747Please respect copyright.PENANAXrLPA0JPyl
Mereka larut dalam obrolan ringan. Purnomo menanyakan perjalanan, Indri bercerita singkat tentang jamaah Cirebon yang ramai sekali. Lalu, dengan nada manja, Indri menyelipkan kabar.
1747Please respect copyright.PENANA0TbZNRFGhh
Indri: “mas… tanggal 28 sama 29 aku kosong, lho. Gak ada jadwal ceramah.”
1747Please respect copyright.PENANAsHkY3Ot5pZ
1234 copyright protection1743PENANAHxUowlZAqy 尼
Purnomo (sambil tersenyum lebar): “Serius? Itu kan seminggu lagi. Pas banget… berarti waktunya kita bisa ketemu, ya?”
indri (menggigit bibir bawah, malu-malu): “Hehe… iya, tapi jangan ketawa gitu dong. Aku jadi deg-degan.”1234 copyright protection1743PENANAsWVKXrSTST 尼
Purnomo: “Deg-degan kenapa? Kita kan cuma mau jalan, refreshing. Gak usah mikir yang aneh-aneh. Tapi aku janji, aku bakal bikin kamu bahagia.”
1747Please respect copyright.PENANAz9lXiAtmde
Indri hanya bisa menunduk, senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Obrolan berlanjut seperti biasa—rayuan, candaan, godaan ringan yang membuat hati Indri semakin terikat.
1747Please respect copyright.PENANAf9jChefd42
---
1747Please respect copyright.PENANArSdW1L0NAv
Malam itu, Indri benar-benar larut dalam kebahagiaan. Purnomo hadir seperti cahaya yang memberi warna lain dalam hidupnya, hingga ia lupa bahwa dengan rencana pertemuan nanti, status mereka tak lagi sekadar sahabat dekat—melainkan pasangan selingkuh.
1747Please respect copyright.PENANAGGArCaDMvR
Indri akhirnya menutup panggilan dengan hati berbunga-bunga. Ia merebahkan diri di kasur hotel, masih mengenakan kaos hitam longgar, lalu perlahan tertidur dengan senyum tipis di bibirnya. Besok, selepas subuh ia harus sudah bersiap pulang ke rumah, karena sore harinya jam 2 siang, ia kembali dijadwalkan mengisi ceramah di tempat lain.
1747Please respect copyright.PENANAOyoFusaIC5
216.73.216.125
ns216.73.216.125da2