Selingkuh dengan atasan suamiku

Hari berikutnya, saat pernikahan teman kami, aku

merasa tegang dan cemas. Aku takut bahwa

hubungan antara Wahyu dan aku akan menjadi

semakin rumit dan aku tidak tahu apa yang harus

kulakukan.

Namun, ketika Wahyu menatapku dengan tatapan

penuh kasih saat aku berjalan di lorong menuju

kursi di bagian depan, aku merasa tenang dan

aman. Aku tahu bahwa aku memiliki seseorang

yang peduli dan mencintaiku.

Saat upacara berlangsung, aku merenung tentang

keputusan yang harus aku ambil. Aku tahu bahwa

aku harus berkonsentrasi pada hubunganku dengan

suamiku dan mencoba memperbaikinya. Namun,

aku tidak tahu bagaimana caranya dan aku merasa

bahwa Wahyu adalah satu-satunya orang yang

dapat membantuku

Setelah acara selesai, aku dan Wahyu duduk di lobi

hotell dan berbicara tentang masa depan. Kami

memptuskan bahwa kami telah terjebak di dalam

perasaan ketergantungan dan mengambil

keputusan yang tepat untuk saling menjaga jarak

Kami menjelaskan bahwa kami hanya akan

menjadi teman dan saling mendukung satu sama lain.

Tapi semua harapanku sia-sia belaka, karena

semakin aku berpikir untuk menjauh. Semakin aku

merasakan sesuatu yang aneh terhadap Wahyu.

Ada rasa ketertarikan yang sulit untuk kuatasi, dan

aku merasa semakin tertarik padanya setiap kali kami bertemu.

Aku tahu bahwa perasaanku ini salah, karena aku

masih mencintai suamiku, tetapi rasanya sulit

untuk menolak perasaan ketertarikan yang kuat

terhadap Wahyu. Aku merasa terjebak dalam

situasi yang rumit dan tak bisa memilih antara dua

hati yang berbeda.

Setelah beberapa waktu, kami kembali bertemu di

acara ulang tahun teman kami, dan aku merasa

bahwa semakin sulit untuk menjaga jarak dia. Aku

merasa kuatir jika suamiku mengetahui tentang

perasaánku terhadap Wahyu, tetapi pada saat yang

sama, aku merasa tidak dapat menahan hatiku sendiri.

Setelah acara selesai, Wahyu menemaniku kembali

ke rumahku. Aku merasa senang dengan kehadirannya, namun semakin takut akan saat ketika kami harus berpisah

"Aku merasa takut kehilanganmu," ujarku pada

Wahyu dengan tulus.

"Kamu tidak akan kehilangan aku sebagai temanmu,

kami selalu akan mendukung dan menghargai satu

sama lain," jawabnya sambil menatapku lembut.

Namun, pada saat itu lah, aku menyadari bahwa

aku tidak lagi melihatnya sebagai sekedar teman.

Aku jatuh cinta padanya dan tidak tahu bagaimana

cara mengungkapkannya.

"Aku harus jujur padamu, Wahyu. Aku mulai merasa

bahwa perasaanku terhadapmu lebih dari sekedar

sebagai teman," ujarku dengan suara terbata-bata

Wahyu terlihat terkejut dan tidak tahu harus berkata

apa. Dia diam sejenak dan akhirnya menjawab,

"Aku mengerti perasaanmu, tapi kamu harus ingat

bahwa kamu masih memiliki suamimu dan kamu

juga tabu bahwa aku tidak bisa melakukan apa pun

yang merusak hubungan kalian.'

Aku memeluk/ Wahyu dan merengek,"Tapi aku merasa

seperti aku tidak bisa mengabaikan

perasaan ini. Aku membutuhkanmu,Wahyu. Aku

tidak tahu harus bagaimana lagi

Wahyu memperhatikan diriku dengan penuh belas

kasih,"Kamu bisa mencoba untuk menemukan cara

untuk mengatasi perasaanmu, tetapi kamu harus

ingat bahwa kamu masih memiliki suamimu.Kamu

harus berusaha untuk memperbaiki hubunganmu

dengan suamimu dan mencoba untuk kembali

mencintai satu sama lain.'

Aku merenung sejenak dan menghela napas."Aku

tahu, tapi perasaanku terhadapmu begitu kuat. Aku

tidak bisa menghentikannya.

Wahyu membalas pelukanku, dan berkata dengan

sedih,"Aku juga merasakan hal yang sama

terhadapmu, tapi kita harus mengikuti prinsip

moral dálam hubungan kita. Kita harus

mengendalikan perasaan kita dan memikirkan

akibat dari apa yang kita lakukan."

Aku menatapnya dengan bingung."Apa yang

seharusnya kita lakukan kemudian?"

Wahyy memegang tanganku dan berkata,"Kita

harus/menjaga jarak satu sama lain dan fokus pada

kesejahteraan masing-masing. Kita akan bertemu

sebagai teman jika kita memang harus bertemu,

tetapi tanpa mengungkapkan perasaan selain

kepedulian dan persahabatan.

Wahyu,bukankah kau pernah mengatakan kalau

kau mencintaiku?" tanyaku,saat mengingat masalalu.

Wahyu terdiam sejenak sdat mendengar

pertanyaanku. Dia tersenyum dan menatapku

dengan lembut,"Aku mengakui bahwa pernah ada

waktu di mana aku merasa sangat mencintaimu

Tapi saat ini, aku harus mengakui bahwa perasaan

itu seolah-olah hilang dengan sendirinya. Mungkin

karena kita telah memilih untuk menjaga jarak dan

mengendalikan perasaan kita. Kita harus tetap

fokus pada peran masing-masing dan menjalani

hidup kita dengan baik."

Saat mendengar perkataannya, aku merasa lega

namun juga kecewa dengan jawabannya. Aku

memahami bahwa ini adalah jawaban yang tepat,

namun di dalam hatiku, aku tak bisa menyangkal

betapa besar perasaanku terhadap Wahyu.

"Aku memahami, Wahyu. Kita memang harus

mengendalikan perasaan kita dan menghormati

keputusan kita untuk menjaga jarak," jawabku

dengan sedih.

Wahyu mengangguk dan tersenyum,"Aku tahu ini

tidak mudah, tapi aku akan selalu ada di

sampingmu,sebagai teman yang setia. Aku akan

terus mendukungmu.'

Semakin aku mendengar yang dikatakan Wahyu,

semakin aku terharu di buatnya dan semakin daku

tidak bisa meninggalkannya.

Setelah kejadian itu, aku merasa semakin sulit

untuk mengendalikan perasaanku terhadap Wahyu

Aku merasa bahwa kami memiliki ikatan yang kuat

dan sulit untuk diputuskan, meskipun kami telah

berjanji untuk hanya menjadi teman.

Hari demi hari berlalu, aku berusaha untuk

memperbaiki hubunganku dengan suamiku. Tapi

suamiku tidak pernah ada waktu untukku. Hal ini

hanya membuatku terus memikirkan Wahyu.

Malam itu, suamiku pulang sangat larut dan akun

tetap berusaha menyapanya. Hanya saja dia tidak

merespon dan malah mengabaikan keberadaanku

di dekatnya. Aku merasa kesal dan cemas, tapi

kemudian aku menenangkan diri dan tidur.

Esok/ paginya, saat aku bangun, aku mendapati

suamiku sudah pergi ke kantor. Aku merasa sedih

karena ia tidak memberitahuku dan meninggalkanku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Aku merasa kesepian dan lelah dengan kondisi pernikahan kami

Aku kemudian memutuskan untuk mengunjungi Wahyu di rumahnya. Aku merasa perlu untuk mendiskusikan perasaanku dan mendapat nasihat dari teman yang setia. Setelah tiba di rumahnya,Wahyu menyambutku dengan ramah.

9120Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAwlzVNHWl

ns216.73.216.139da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically