Selingkuh dengan atasan suamiku

Beberapa minggu berlalu, dan aku masih merasa

bingung tentang keputusan yang harus kulakukan.

Aku masih sering berkumpul dengan Bagas dan

Wahyu secara terpisah, dan meskipun aku sering

merasa nyaman dengan keduanya, tetapi aku masih

kebingungan dalam membuat keputusan.

Suatu hari, aku dan Bagas pergi ke pantai bersama.

Kami duduk di pinggir pantai, menikmati indahnya

pemandangan laut sambil bercerita tentang hal-hal

kecil yang terjadi dalam hidup kami.

"Sintia, aku tahu aku membuat kesalahan dalam

hubungan kita sebelumnya. Tapi aku benar-benar

ingin memperbaikinya. Aku masih mencintaimu,

Sintia. Kamu adalah orang yang paling berarti dalam

hidupku," kata Bagas dengan penuh harapan.

Aku merasakan getarannya, Bagas memang

terlihat tulus dan serius. Namun, hatiku masih

bingung Aku tidak tahu apa yang seharusnya kulakukan.

"Aku tidak tahu Bagas, aku masih bingung dengan

semua/ni. Kamu harus memberi saya waktu untuk

memikirkannya," jawabku dengan jujur.

Bagas menundukkan kepalanya dan terdiam

sejenak. Aku merasakan getarannya, Bagas benar

benar mencintai ku dan tidak ingin kehilangan ku,

"Sintia, akumengerti. Aku akan selalumenunggumu,"

katanya dengan lembut.

Kami berbicara lagi sejenak, sebelum akhirnya

kami berjalan-jalan di sepanjang pantai. Sambil

berjalan, kami menikmati indahnya pemandangan

laut dan mengambil beberapa foto untuk kenang

kenangan. Aku merasa terpikir untuk memberikan

kesempatan pada Bagas untuk memperbaiki

semuanya, tetapi aku juga masih merasa terjebak

dalam perasaan ku dengan Wahyu,

Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan

Wahyu uptuk makan siang bersama. Kami

berkumpul di kafe favorite kami di kota dan duduk

di meja dengan suasana yang canggih

"Sintia, apa kabarmu?" Tanya Wahyu dengan lembut.

"Aku baik-baik saja, Wahyu. Terima kasih sudah

menemnaniku makan siang," jawabku sambil

tersenyum ke arahnya.

Wahyu tersenyum kembali, dan kami memesan

makanan dan minuman untuk kami masing-masing

Kami berbicara tentang segala hal, dari pekerjaan

kami hingga rencana untuk liburan selanjutnya.

Namun, ada sesuatu yang mengganggu dalam

pikiranku. Aku masih merasa terjebak dalam

kebingungan dan tidak tahu apa yang harus

kulakukan. Aku mencoba untuk tidak berpikir terlalu

banyak tentang itu, tetapi itu selalu ada di pikiranku.

Setelah kami selesai makan siang, kami berjalan-

jalan di sekitar kota dan menikmati pemandangan

yang indah. Kami membicarakan segala sesuatu,

dan aku merasa nyaman dengan Wahyu. Tapi

pikiranku masih bingung dan terjebak.

Beberapa minggu berlalu, dan aku masih merasa

bingung tentang keputusan yang seharusnya

kuambil. Aku bertemu dengan Bagas dan Wahyu

secara térpisah, dan meskipun aku merasa nyaman

dengan keduanya, aku masih tidak tahu apa yang

seharusnya kulakukan.

Suatu malam, aku menerima telepon dari Bagas.

Dia terdengar sangat sedih dan ingin bertemu

dengan ku, Setelah berbincang panjang, kami setuju

untuk/bertemu di sebuah kafe di pusat kota.

Ketiki aku sampai di sana, aku melihat Bagas

sudah menunggu ku di meja. Dia terlihat sangat

gelisah dan sedih.

"Sintia, aku minta maaf untuk semuanya. Aku tahu

aku membuat kesalahan besar dalam hubungan

kita, tetapi aku tidak ingin kehilanganmu," ujar

Bagas dengan suara bergetar.

Aku merasakan rasa terharu dan tidak mengerti apa

yang harus kulakukan. Apakab aku memberi

kesempatan pada Bagas untuk memperbaiki

semuanya atau mencoba untuk menemukan

kebahagiaan baru dengan Wahyu?

"Aku tahu kamu tidak melakukan kesalahan itu

dengan sengaja, Bagas, tapi hatiku masih terluka

Aku periu waktu untuk berpikir sejenak," jawabku

dengan hati-hati.

Aku merasakan kebingungan dan tidak tahu apa

yang harus kulakukan selanjutnya. Setelah makan

malam bersama Bagas dan menghabiskan waktu

bersama, aku merasa lebih bingung daripada

sebelumnya. Aku harus memutuskan antara

menemukan kebahagiaan baru bersama Wahyu

atau memberi kesempatan pada Bagas untuk

mempepbaiki hubungan kami.

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk memberi

kesemnpatan pada Bagas untuk memperbaiki

hubumgan kami. Meskipun itu tidak mudah dan aku

tidal tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku

merasa bahwa itu adalah keputusan yang tepat.

Bukan berarti aku telah melupakan Wahyu, aku

masih merasa nyaman dengan kebersamaan kami

dan aku tidak menutup pikiran ku untuk masa

depan kebahagiaan ku bersamanya. Namun saat

ini aku harus memberikan kesempatan pada Bagas,

memberikan kesempatan pada diriku untuk

mencoba memperbaikikan apa jang telah rusak

dalam hubungan kami.

Kehidupan memang begitu rumit dan terkadang kita

dihadapkan pada pilihan yang sulit. Namun, pada

akhirnya, yang penting adalah kita menemukan

kebahagiaan dan kebenaran di dalam hati kita,

bahkan jika itu tidaklah mudah.

Berbulan-bulan berlalu sejak aku memberikan

kesempatan pada Bagas untuk memperbaiki

hubungan kami. Kami berbicara dan bertemu

secara teratur, mencoba untuk membangun

kepercayaan dan mengembalikan rasa cinta kita.

Namun, ada momen ketika aku masih merasa

bingung. Akhir-akhir ini, Wahyu sering muncul dalam

pikirankul dan aku bertanya-tanya apakah aku

membuat keputusan yang benar. Bagas masih

mendntai ku dengan setia, tetapi aku tidak bisa

menolak Ketertarikan ku pada Wahyu

Suatu hari, ketika aku sedang duduk di kafe

favoritku sendirian, Wahyu tiba-tiba muncul di

depanku. Dia tersenyum dengan hangat, dan aku merasakan kebingungan dalam diriku.

"Sintia, apa kabarmu?" Tanyanya.

ns216.73.216.47da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically