Selingkuh dengan atasan suamiku

Pagi harinya,Wahyu bangun lebih dulu dan

menciumi pipiku hingga membuat ku terbangun.

"Selamat pagi sayang." Wahyu kembali menciumku.

Aku tersenyum lembut setelah merasakan bibir

Wahyu di atas pipiku,"Selamat pagi juga,Wahyu."

Wahyu terlihat begitu bahagia dan dia langsung

memelukku dengan erat. Kami saling berciuman

lagi dan jari-jari kami mulai bermain-main di

rambut dan punggung satu sama lain

"Tadi malam sangat menyenangkan, Sintia. Kita

harus mengulanginya lagi suatu saat nanti," kata

Wahyu dengan lembut.

Aku merasa nyaman dengan Wahyu, tetapi aku

masih jauh dari memutuskan apa yang akan

kulakukan selanjutnya. Aku masih mencintai Bagas,

dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dalam

situasi ini.

Aku/berusaha untuk tidak terlalu berpikir atau

terlalu khawatir sekarang. Yang penting adalah aku

menikmati waktu yang ada bersama Wahyu

sekarang, tanpa merusak hubungan ku dengan

Bagas.

"Wahyu, aku merasa senang bahwa aku bisa

bersamamu. Tapi aku masih ragu dan bingung

tentang perasaanku. Aku masih mencintai Bagas

dan aku tidak ingin membuatnya terluka," ucapku

dengan jujur.

Wahyu tersenyum lembut,"Aku mengerti, Sintia.

Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan sekarang.

Aku akan selalu mendukungmu dan berada di

sisimu, apa pun yang terjadi.'

Kata-kata Wahyu membuatku merasa lebih baik.

Aku merasa bahwa dia benar-benar mengerti dan

tidak membuatku merasa terpaksa. Kami saling

berciuman dan saling memeluk, dan aku merasa

bahwa akú bisa melupakan semua masalah ku

untuk sementara waktu.

Setelah kami sarapan bersama, aku merasa

semakin dekat dengan Wahyu. Kami berjalan-jalan

dan menikmati pemandangan yang indah di sekitar

kota. Kami juga berbicara tentang kehidupan kami

dan tehtang masa depan.

Namun, tak lama kemudian, HP-ku berdering lagi.

Aku//melihat Bagas meneleponku, jadi aku

mengangkatnya dengan cepat.

"Halo, Bagas. Ada apa?" tanyaku dengan ramah

"Sintia,

aku

masih

mencintaimu.

Aku

merindukanmu dan aku ingin kembali bersamamu,"

ucap Bagas dengan tulus.

Aku merasa bingung dan tercengang. Bagaimana

mungkin aku bisa memilih antara Bagas dan Wahyu

setelah semuanya yang sudah kami lalui bersama

selama ini? Aku tidak ingin menyakiti siapa pun,

dan aku juga tidak ingin membuat keputusan yang

salah.

"Aku masih mencintaimu juga, Bagas. Tapi aku

butuh waktu untuk memikirkan semuanya,"jawabku

dengan jujur.

Bagas terdengar sedih,"Aku mengerti, Sintia. Tapi

aku janji akan menunggu Kamu.

Aku merása terharu, Bagas benar-benar terlihat

seperti dia masih peduli padaku dan masih

mencintai ku. Aku merasa semakin bingung dengan

semua perasaan ku.

Setelah aku menyelesaikan telepon dengan Bagas,

aku merasa semakin sulit untuk membuat

keputusan yang tepat. Aku tidak ingin membuat

salah satu dari mereka terluka dan aku tidak tahu

apa yang harus kulakukan selanjutnya Aku kembali ke rumah Wahyu dan kami merghabiskan waktu bersama sambil menonton film. Kami saling bercanda dan menikmati

kebersamaan kami, tetapi selalu ada perasaan yg

mengganggu di dalam diri ku.

Aku masih mencintai Bagas dan tidak ingin

kehilangan dia, tetapi aku juga merasa nyaman

dengan Wahyu dan menikmati waktuku

bersamanya. Aku benar-benar merasa terjebak dalam situasi yang rumit.

Ketika aku akhirnya harus pergi dari rumah Wahyu,

aku merasa sedih untuk meninggalkannya. Kami

saling memeluk dan saling berciuman lagi sebelum

akhirnya aku pergi.

Setelah aku sampai di rumah, aku masih merasa

bingung dan terus memikirkan apa yang harus

kulakukan selanjutnya. Aku tahu aku harus

membuat keputusan yang sulit, tetapi aku tidak

tahu apa yang harus kulakukan.

Aku mencoba untuk tidur dan berharap bahwa

keesokan harinya perasaan ku akan menjadi lebih

jelas, tetapi aku tahu bahwa itu tidak akan mudah.

Aku masih mencintai Bagas dan merasa nyaman

dengah Wahyu, tapi aku harus membuat keputusan.

Dan aku tahu bahwa keputusan itu akan

mempengaruhi hidup ku dan juga hidup mereka.

Belum sempat aku terlelap, aku mendengar

seseorang masuk rumah dan berlari ke kamarku

Aku merasa terkejut dan langsung bangkit dari

tempat tidur. Ternyata, itu adalah Bagas yang

pulang ke rumah dengan wajah pucat dan terlihatsangat terkejut.

"Sintia, maafkan aku Sintia, aku benar-benar

menyesal." Itu adalah yang Bagas ucapkan, begitumelihatku di kamar.

Aku diam sesaat sebelum berkata,"Apa kau benar-benar menyesal?"

Bagas tersenyum kecut dan mencoba menjelaskan

segala sesuatunya dengan jujur. la mengakui

semua kesalahannya dan menceritakan bahwa

setelah aku pergi, ia merenung dan menyadari

bahwa 1a sangat membutuhkan aku dalam hidupnya.

"Sintia, aku sangat menyesal. Aku tahu bahwa aku membuat kesalahan besar dalam hubungan kita dan aku berjanji akan berusaha keras untukmemperbaikinya. Aku tidak ingin kehilanganmu,

Sintia Kamu sangat berarti dalam hidupku," tuturBagas dengan tulus.

Aku diam sejenak, mencerna semua yang Bagas

katakan. Aku masih merasa bingung dan

menghadapi keputusan yang sulit antara Bagas dan

Wahyu. Namun, aku juga merasakan bahwa Bagas

benar-benar menyesal dan ia masih sangat

mencintaiku.

"Aku tahu kau merasa menyesal, Bagas, tetapi ini

bukan keputusan yang mudah. Akù memang masihmencintaimu, Bagas, tetapi aku juga belum bisa

melupakan perlakuanmu padaku. Jadi beri aku

waktu, sebelum aku bisa kembali seperti

sebelumnya."Aku hanya bisa mengatakan itu,

karena tidak mungkin kan aku mengatakan kalau aku telah menjalin hubungan dengan Wahyu temannya.

ns216.73.216.139da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically