Selingkuh dengan atasan suamiku

Saat aku masuk ke dalam kamar, aku melihat

Bagas sedang tidur di tempat tidurnya. Aku

merenung sejenak dan memikirkan keputusan yang

harus aku buat tentang Bagas. Aku merasa sangat

terganggu dengan kebiasaan buruknya, tapi pada

saat yang sama, aku tidak yakin bisa melupakan

semua kenangan dan masa lalu yang sudah kami

lalui bersama.

Sementara aku masih memikirkan hal itu, HP-ku

berbunyi. Seseorang mengirim pesan kepadaku di

Instagram. Aku membuka pesan itu, dan ternyata

itu dari Ditó.

"Aku benar-benar menikmati hari ini. Kapan-kapan

kita bisa jalan-jalan bersama lagi ya," bunyi pesannya.

Aku terzenyum membaca pesan itu dan merasa

senang. Aku membalas pesan itu dengan sepatah kata-katal yang menyatakan kesenanganku atas kegiatan tersebut.

Namun kemudian aku memikirkan Wahyu. Aku

teringat saat Wahyu mengungkapkan perasaannyapadaku. Aku tidak bisa menyangkal bahwa aku merasa nyaman bersama Wahyu, meskipun aku masih mencintai Bagas. Aku merasa bingung dan tidak tahu harus berkata apa pada Wahyu. Aku tahu dia begitu baik dan saya tidak ingin membuatnya sedih.

Malam itu, aku keluar dari rumah dan langsung

pergi ke rumah Wahyu. Saat itu Wahyu sudah

tertidur karena semua lampu rumahnya sudah di

matikan. Namun aku terus memencet bell tanpa

henti, sebelum akhirnya lampu rumah kembali

dinyalakan. Setelah itu, Wahyu membuka pintu dan

cukup terkejut dengan kedatanganmu tengah

malam.

"Maafkan aku, Wahyu. Aku tahu ini tidak sopan,

tapi aku harus bicara denganmu," kataku sambil

menundukkan-kepala.

Wahyu tersenyum lembut,"Tidak apa-apa, Sintia.

Masuklah."

Aku masuk ke dalam rumah Wahyu dan kami duduk

di ruang tamu. Aku kemudian memulai

pembicáraan tentang perasaan yang aku rasakan

pada Wabyu.

"Wahyu, aku tidak bisa menyangkal bahwa aku

merasa nyaman bersamamu. Tapi aku masih

mencintaí Bagas. Aku merasa bingung dan tidak

tahu harus berkata apa. Aku tidak ingin

merbuatmu sedih," ucapku dengan jujur.

Wahyu tersenyum ramah,"Sudahlah, Sintia. Aku

mengerti. Aku tidak ingin membuatmu merasa

tidak nyaman. Aku cuma ingin kamu tahu bahwa

aku akan selalu ada untukmu jika kamu butuh

dukungan atau teman untuk berbicara."

Aku merasa terharu, dan ini mempbuatku semakin

sulit untuk melupakannya. Wahyu terlalu baik dan

pengertian, siapa yang tidak mau punya sosok pria

seperti wahyu di dalam hidupnya?

Aku langsung memeluknya, aku menangis karena

takut kehilangannya. Wahyu juga memelukku

dengan penuh kehangatan. Kami melepaskan

pelukan, sebelum akhirnya kami berciuman dengan

penuh gairah.

Saat itu aku benar-benar kehilangan kendali atas

diriku. Mungkin karena sudah beberapa bulan

Bagas tidak menyentuhku. Jadi saat tangan Wahyu

mulai nakal, aku membiarkannya.

Karena aku diam dan menikmatinya, Wahyu

menjadi/semakin berani dan mulai meremas

Dadaku. Aku juga membiarkannya saja. Aku sangat

haus belaian, memputuhkannya.dan aku benar-benar

Walyu tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan

berkata/"Sintia maafin aku, aku terbawa suasana."

Terdengar dia begitu menyesal dengan tindakannya.

Tapi kemudian aku menenangkan,"Tidak apa

Wahyu. Aku akan memberikan padamu malam ini.

Aku benar-benar sudah lama tidak di sentuh, dan

aku sungguh sangat menginginkannya."

"Benarkah itu?" tanya Wahyu penasaran.

Aku mengangguk sebagai jawaban. Dan Wahyu

kembali mencium bibirku dengan mesra, aku

membalasnya dengan penuh gairah. Masih dalam

keadaan berciuman, kami berjalan ke kamar Wahyu.

Kami melepas pakaian satu sama lain dan

berbaring di atas kasur dengan bibir masih dalam

keadaan bersentuhan.

Perlahan-lahan, Wahyu mulai menjelajahi tubuhku

dengan lidahnya sehingga aku merasakan sensasi

yang belum pernah aku rasakan sebelumnya

Kulitku tepat seperti terbakar, yang membuatku

menjadi sangat sensitif terhadap setiap sentuhan

Wahyu. Dalam sekejap, aku merasa seperti terjebak

dalam permainan yang menantang diriku untuk

melakukan hal-hal yang biasanya tidak aku lakukan.

Ketika Wahyu masuk ke dalam diriku, aku

merasakan suátu rasa yang aneh. Ini perpaduan

antarf sakit dan kenikmatan. Aku mencium bibir

Wanyu, mencoba untuk menenangkan diriku dan

tidak mengekspresikan rasa sakitku

"Ayq teruskan," bisikku padanya

Wahyu semakin cepat bergerak, hingga akhirnya

aku merasakan bisa melakukan apa saja untuk

meredakan keinginanku. Mungkin ini yang

dinamakan hasrat yang terpendam.

Ketika kami selesai, kami saling memeluk dan

bercanda seolah-olah itu adalah pengalaman yang

indah dan romantis. Kami bercakap-cakap

sepanjang malam dan di saat-saat terakhir, aku

bisa melupakan sementara kebingungan tentang

Bagas dan merasa nyaman bersama Wahyu.

Setelah kami beristirahat sebentar, aku merasakan

senjata Wahyu kembali berdiri. Aku merasa sangat

senang, hingga akhirnya aku meminta Wahyu untuk

kembali memompaku.

Wahyu juga' terlihat sangat senang dengan permintaanku. Dirinya langsung naik keatas tubuhku dan kami bercinta lagi dengan penuh kehangatan dan gairah. Kurang dari dua jam kemudian, kami terlelap dalam pelukan satu sama lain. Kami tertidur setelah itu, dalam keadaan memelik dan tubuh terlentang.

5941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLmsTWPb4w

5941Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUR2CeBUrFy

ns216.73.216.139da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically