Malam hari telah tiba, suasana rumah terasa hangat dan tenang. Di ruang TV, Danang dan Darto duduk santai menonton siaran langsung pertandingan sepak bola, suara sorak sorai dari televisi memenuhi ruangan. Sementara itu, di dapur, Desi sibuk menyiapkan dua cangkir teh panas untuk suami dan mertuanya.
1370Please respect copyright.PENANAkHY8rwuOil
1370Please respect copyright.PENANAaHU31gKGRN
1370Please respect copyright.PENANA1bKXBxA7Li
Aroma teh melati yang harum menyebar, membuatnya tersenyum kecil. Dari balik tangannya, ia mengambil sebuah kapsul obat kuat yang dibelinya tadi siang secara diam-diam. Dengan hati-hati, Desi membuka kapsul itu dan menuangkan bubuk putih halus ke salah satu cangkir teh.
1370Please respect copyright.PENANAo7QbatayX3
1370Please respect copyright.PENANAD5DvkXDJDU
1370Please respect copyright.PENANAITqY0GIuXi
Ia mengaduknya pelan dengan sendok, memastikan bubuk larut sempurna hingga tak ada bekas yang terlihat. “Ini pasti bikin Danang tahan lama malam ini,” gumamnya dalam hati, membayangkan sesi panas yang lebih memuaskan.
1370Please respect copyright.PENANAT2TOzXONBh
1370Please respect copyright.PENANAizVvCoymA4
1370Please respect copyright.PENANAmrTj8nsLSf
Tiba-tiba, Desi merasa kebelet buang air kecil. Ia buru-buru meninggalkan dapur dan bergegas ke kamar mandi. Saat kembali hanya dalam hitungan menit, meja dapur sudah kosong—kedua cangkir teh lenyap.
1370Please respect copyright.PENANA8jZxOy7Jhn
1370Please respect copyright.PENANAESbh4qqvjN
1370Please respect copyright.PENANAITRnb7jFDM
Desi melirik ke arah ruang TV dan melihat Danang membawa dua cangkir itu, sudah menyerahkan satu ke Darto. Jantung Desi berdegup kencang. “Ya ampun, jangan sampai tertukar!' pikirnya gelisah, khawatir obat kuat itu malah diminum mertuanya. Tapi ia tak berani bertanya, hanya bisa berharap semoga yang diminum Danang.
1370Please respect copyright.PENANAds4jrFXQkn
1370Please respect copyright.PENANAw3HO1Q7q2W
1370Please respect copyright.PENANALKd8pWxk7B
Malam semakin larut, Desi dan Danang sudah berada di atas kasur kamar mereka. Mereka berpelukan mesra, bibir saling bertemu dalam ciuman panas yang penuh gairah. Lidah Danang menyusup ke mulut Desi, menari liar sementara tangannya meremas payudara montok Desi yang lembut, jarinya mencubit puting yang mengeras di balik gaun tidur tipis.
1370Please respect copyright.PENANAqfAttkGmMO
1370Please respect copyright.PENANAZlERm7AIao
1370Please respect copyright.PENANADwTQgpBH8u
Tangan Desi tak kalah aktif, meraih ke selangkangan Danang, meremas-remas batang penisnya yang mulai tegang melalui celana training. “Mmm, sayang, kamu sudah keras nih,” bisik Desi di sela ciuman, suaranya menggoda.
1370Please respect copyright.PENANAtCrSc075go
1370Please respect copyright.PENANA78QP0J9zYr
1370Please respect copyright.PENANAWmWg7RkuBi
Danang tak sabar lagi. Ia membuka gaun tidur Desi dengan cepat, memperlihatkan payudara besar yang putih mulus, puting cokelat muda menonjol mengundang. Mulutnya langsung menempel ke salah satu payudara itu, mencium dan menjilat kulit halusnya sebelum menghisap puting dengan rakus. “Shhh… Ahhh,” desah Desi pelan, tubuhnya menggelinjang nikmat saat lidah Danang berputar-putar di sekitar puting, gigitannya ringan membuat sensasi listrik menyebar ke seluruh tubuhnya. Tangan Danang yang lain terus meremas payudara satunya, jempolnya menggosok puting hingga Desi merintih lebih keras.
1370Please respect copyright.PENANA7C4Sbi0LKO
1370Please respect copyright.PENANAbPjWZvdo7Z
1370Please respect copyright.PENANA541LNipse7
Desi membalas dengan membuka kaos Danang, menyingkap dada bidangnya. Ia mendorong Danang telentang dan menindih tubuhnya, tangannya meraih celana training beserta celana dalamnya, menariknya turun. Penis Danang yang tak terlalu besar—sekitar dua belas sentimeter—sudah berdiri tegak, kepalanya merah dan berdenyut.
1370Please respect copyright.PENANAhL8iS0cVxc
1370Please respect copyright.PENANA1EdoWtIJ8r
1370Please respect copyright.PENANAD7C2CPdvSd
Desi menunduk, mulutnya membuka lebar dan menelan seluruh batang itu. Ia mengulum penis Danang dengan rakus, lidahnya menjilat dari pangkal hingga ujung, menghisap kuat hingga pipi Desi mengembang. “Oh, sayang, mulutmu enak banget,” erang Danang, tangannya menekan kepala Desi lebih dalam.
1370Please respect copyright.PENANAijqUAm4frz
1370Please respect copyright.PENANAS266KhQaNM
1370Please respect copyright.PENANADhQUEkbUwk
Tak lama, Desi terus mengisap, mulutnya naik-turun cepat, air liurnya membasahi penis Danang hingga mengkilap. “Sayang, udah… aku nggak tahan. Langsung masukin aja ya,” pinta Danang dengan napas tersengal.
1370Please respect copyright.PENANAbDxhbuByNF
1370Please respect copyright.PENANA869xqTSvPO
1370Please respect copyright.PENANAScKIgLQ66L
Desi tersenyum nakal, merangkak naik ke atas tubuh Danang dalam posisi woman on top. Ia mengarahkan kepala penis Danang ke bibir vaginanya yang gemuk dan sudah basah kuyup, lalu menurunkan pinggulnya pelan. penis itu menyusup masuk, mengisi vagina Desi yang hangat dan ketat.
1370Please respect copyright.PENANAsv5T2PUz3j
1370Please respect copyright.PENANAf2X44QDMit
1370Please respect copyright.PENANA5jIQkgTFFm
“Ahh, enak…” Desah Desi saat mulai menggoyang pantatnya lincah, naik-turun dengan ritme cepat, payudaranya bergoyang-goyang menggoda. Goyangan dahsyat Desi membuat ruangan dipenuhi suara benturan kulit dan erangan.
1370Please respect copyright.PENANApSGbvSE9Fh
1370Please respect copyright.PENANAx1eSMyULLe
1370Please respect copyright.PENANAaBhHK1tfBq
Vaginanya mencengkeram penis Danang erat, tapi sayangnya, efek obat kuat tak kunjung terasa—atau mungkin memang tertukar. Hanya lima menit kemudian, Danang sudah merasa klimaks mendekat.
1370Please respect copyright.PENANAX3RVapZKfz
1370Please respect copyright.PENANA08DDfpRvQD
1370Please respect copyright.PENANAV1gELzDcHz
“Sayang, aku mau keluar!” katanya, tangannya mencengkeram pinggul Desi.
1370Please respect copyright.PENANA9p56EY9ojQ
1370Please respect copyright.PENANAMZGYca7fCV
1370Please respect copyright.PENANAqdDiK8kF19
Desi menghentikan goyangannya sejenak, “Jangan keluar dulu dong, sayang, kan baru mulai,” rengeknya, berusaha menahan dengan memeras vaginanya lebih kuat. Tapi sia-sia. Meski tak ada penetrasi lagi, cengkeraman vagina Desi justru memicu ledakan. Penis Danang berdenyut hebat, memuntahkan sperma hangat deras ke dalam vagina Desi, mengisi rahimnya hingga tumpah. Seketika, penis itu lemas dan terlepas, meninggalkan Desi dengan hasrat yang menggantung.
1370Please respect copyright.PENANARlV3uHor7U
1370Please respect copyright.PENANAtH0LONxakk
1370Please respect copyright.PENANAOYFtsPtczT
“Maaf ya, sayang, Mas capek banget hari ini. Kita lanjutin besok aja, ya?” kata Danang sambil memeluk Desi, matanya sudah setengah terpejam. Desi berbaring di sebelahnya, tubuhnya masih panas dan berdenyut.
1370Please respect copyright.PENANAVpvHWFQCqv
1370Please respect copyright.PENANA6G1eMwvRDK
1370Please respect copyright.PENANAKNGWUEwUao
“Tukang obat sialan! Katanya tahan satu jam, eh baru lima menit udah crot. Ah, kena tipu nih,” gerutunya dalam hati, kesal tapi tak bisa berbuat apa-apa.
1370Please respect copyright.PENANA3ibz5P8826
1370Please respect copyright.PENANA4DulXkrgDu
1370Please respect copyright.PENANAEW57Er5Epw
Tak lama, Desi merasa ingin buang air kecil. Ia menatap Danang yang sudah terlelap pulas, lalu bangun pelan. Tanpa memakai pakaian dalam, ia hanya menyelipkan gaun tidur tipis ke tubuhnya, payudaranya masih bebas bergoyang di balik kain halus.
1370Please respect copyright.PENANAQ33xjLLGX5
1370Please respect copyright.PENANA8WjXnKeCSD
1370Please respect copyright.PENANANuutzvImyP
Desi berjalan keluar kamar menuju kamar mandi, langkahnya pelan. Saat melewati kamar Darto, ia mendengar suara aneh dari balik pintu yang tak tertutup sempurna menyisakan celah kecil. “Uugghh… Oohh…” erangan rendah terdengar, disertai suara gesekan basah.
1370Please respect copyright.PENANANYKdlAFtR9
1370Please respect copyright.PENANAqFYAIGbD8T
1370Please respect copyright.PENANACCOpW5cCoc
Penasaran, Desi mendekat dan mengintip melalui celah itu. Matanya terbelalak lebar saat melihat pemandangan di depan: Darto telanjang pinggang ke bawah, duduk di tepi kasur dengan kaki terbuka lebar. Tangan kekarnya menggenggam penis besarnya yang mengesankan—hampir dua puluh sentimeter panjangnya, tebal seperti pergelangan tangan, berurat menonjol seperti lengannya yang berotot.
1370Please respect copyright.PENANAgFYcEYeVGS
1370Please respect copyright.PENANA1tK6TH9Oa4
1370Please respect copyright.PENANA8Pe751OWP7
Kepala penisnya kehitaman mengkilap karena precum, dan Darto mengocoknya dengan gerakan cepat, naik-turun dari pangkal hingga ujung. Wajahnya memerah, keringat menetes di dahinya, matanya terpejam menikmati sensasi obat kuat yang tak disengaja itu.
1370Please respect copyright.PENANAwsQ8Abf6gq
1370Please respect copyright.PENANAKmx9zoxeHI
1370Please respect copyright.PENANARm7EKZyeIf
“Astaga, jangan-jangan minumannya tertukar! Bapak yang minum teh obat kuat itu,” gumam Desi dalam hati, tapi matanya tak bisa lepas dari pemandangan itu. Penis Darto begitu gagah, jauh lebih besar dari milik Danang, berdenyut kuat di genggaman tangan kasar itu.
1370Please respect copyright.PENANArHCSo06bPI
1370Please respect copyright.PENANAHeVrS5jnMJ
1370Please respect copyright.PENANAqCv0OeHx1e
Desi merasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya, vaginanya yang tadi belum terpuaskan kini basah lagi, klitorisnya berdenyut mendesak. Tanpa sadar, tangan Desi merayap ke bawah gaunnya, jarinya menyentuh bibir vaginanya yang gemuk dan licin, menggosok pelan klitoris sambil terus mengintip.
1370Please respect copyright.PENANAkYCIs3V3bu
1370Please respect copyright.PENANAzE9b0sSoDL
1370Please respect copyright.PENANANtLHyI3tQV
Darto semakin cepat mengocok kontolnya, erangannya lebih keras, “Ahh… Desi…” gumamnya sendiri, imajinasi liar mungkin melintas di benaknya sementara Desi terperanjat saat namanya disebut pelan nyaris tak terdengar. Desi menggigit bibir bawahnya, jarinya sekarang menyusup masuk ke vaginanya sendiri, maju-mundur pelan mengikuti ritme tangan Darto. Payudaranya naik-turun cepat karena napasnya tersengal, putingnya mengeras menekan kain gaun. Ia lupa sepenuhnya soal keinginan buang air kecil, fokus hanya pada penis mertuanya yang semakin membengkak.
1370Please respect copyright.PENANAZKUbcwHLzx
1370Please respect copyright.PENANAyHmsDwaOty
1370Please respect copyright.PENANAdNywdQY1a7
Akhirnya, Darto mencapai puncak. Tubuhnya menegang, tangannya memompa lebih kencang, dan penis besar itu meledak. Cairan kental putih menyemprot deras, semburan pertama membasahi sarung dan kaosnya, semburan kedua dan ketiga membanjiri lengan kekarnya, mengalir deras seperti krim kental.
1370Please respect copyright.PENANA5W3cyEcNSs
1370Please respect copyright.PENANAkw12rzT3vy
1370Please respect copyright.PENANANiRsvHwpzn
Jumlahnya begitu banyak, setidaknya lima atau enam semburan kuat, meninggalkan penis Darto masih berdenyut dengan sisa sperma menetes. Darto menghela napas panjang, tubuhnya rileks, tapi Desi… Desi justru orgasme pelan di balik pintu. Jarinya menekan klitorisnya, vaginanya berdenyut menyemprotkan cairan hangat ke pahanya, erangannya tertahan di tenggorokan agar tak terdengar.
1370Please respect copyright.PENANA7CJFbmo0nG
1370Please respect copyright.PENANAikJ8UYhxv6
1370Please respect copyright.PENANA6RfxKHoWuF
Desi mundur pelan dari celah pintu, wajahnya memerah panas, hasratnya kini bercampur rasa bersalah dan penasaran yang lebih dalam. Ia buru-buru ke kamar mandi, tapi pikirannya tak bisa lepas dari penis besar mertuanya itu, membayangkan bagaimana rasanya disentuh, dihisap, atau bahkan dimasukkan ke vaginanya yang lapar.
1370Please respect copyright.PENANAd2HAA8mwZr
1370Please respect copyright.PENANAcN4rW5jQhI
1370Please respect copyright.PENANAwkEEjPfSte
***
1370Please respect copyright.PENANAXTdLoO8lZU
1370Please respect copyright.PENANAKb4AhRzjMN
1370Please respect copyright.PENANAl0LrE2eEe5
Waktu masih menunjukan pukul enam pagi, Desi sudah sibuk di dapur memasak nasi goreng untuk sarapan suaminya, Danang, dan membuatkan secangkir kopi hitam kesukaannya. Sementara mertuanya, Darto, seperti biasa hanya menikmati secangkir teh manis dan kadang singkong rebus saja.
1370Please respect copyright.PENANAZ2DSBHSVyM
1370Please respect copyright.PENANAuxLnmXLkEj
1370Please respect copyright.PENANAtKfHc9syQy
Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari arah kamar. Danang muncul di ambang pintu dapur, sudah rapi dengan kemeja dan celana bahan, sepatu pantofel yang mengilap, serta rambut yang disisir klimis ke belakang.
1370Please respect copyright.PENANADwXFF5MQKT
1370Please respect copyright.PENANAQ9ihVQWnXJ
1370Please respect copyright.PENANAA0JSutBTKi
Ia duduk di meja makan sambil menatap layar ponselnya. Desi meletakkan sepiring nasi goreng hangat di depannya.
1370Please respect copyright.PENANAk8cyHRV2kk
1370Please respect copyright.PENANAjBkGQJTtAk
1370Please respect copyright.PENANAvxWOsIXS7W
“Bapak kemana? Kok nggak keliatan?” tanya Danang, sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
1370Please respect copyright.PENANAe5RiLHW5EC
1370Please respect copyright.PENANAR8g9F6dSQk
1370Please respect copyright.PENANAZ9vftsrmf5
“Belum bangun kali, Mas. Kemarin kan sempat ngeluh tenggorokannya sakit. Mungkin masih istirahat,” jawab Desi, duduk di sebelahnya.
1370Please respect copyright.PENANAkFkWSrYlux
1370Please respect copyright.PENANAdAyaJ8YlrV
1370Please respect copyright.PENANA4SYNLdgNOL
Danang hanya mengangguk kecil, melanjutkan makannya tanpa banyak bicara. Setelah selesai, Desi mengantarnya ke halaman. Danang masuk ke mobil sedannya, menyalakan mesin, lalu perlahan meninggalkan rumah. Suara deru mobil makin menjauh, digantikan kesunyian pagi yang hanya diisi kicau burung di pepohonan belakang rumah.
1370Please respect copyright.PENANAHGaGyZLPph
1370Please respect copyright.PENANAeNqtjIcVRV
1370Please respect copyright.PENANAfoyDy6dNRj
Desi kembali ke dalam, membereskan meja makan dan mencuci piring di wastafel. Baru saja ia selesai, suara pintu kamar terbuka. Darto muncul, langkahnya agak pelan.
1370Please respect copyright.PENANA0SUp0BIrym
1370Please respect copyright.PENANAmyTogb51qh
1370Please respect copyright.PENANAB3dJxG8d6V
“Udah bangun, Pak?” sapa Desi sambil menoleh. “Mau Desi buatin kopi atau teh?”
1370Please respect copyright.PENANAKn7akyCSlb
1370Please respect copyright.PENANAFURaRixsPm
1370Please respect copyright.PENANAMiwSEF4PMB
Darto duduk di kursi meja makan, wajahnya tampak sedikit merah dan lelah.
1370Please respect copyright.PENANA2aFxm7HImd
1370Please respect copyright.PENANAWxxs9I2TVu
1370Please respect copyright.PENANAtkgn4gAGAX
“Kopi aja,” jawabnya singkat.
1370Please respect copyright.PENANAIqb8hxoCGG
1370Please respect copyright.PENANA9uAOupsatz
1370Please respect copyright.PENANAkS2NdFAb2v
Desi menatapnya sesaat. “Bapak sakit? Kok mukanya merah gitu?” tanyanya pelan, nada suaranya penuh khawatir.
1370Please respect copyright.PENANArUpbZpVsWX
1370Please respect copyright.PENANA2jZxNDCn7l
1370Please respect copyright.PENANAyT8udLQ1mR
“Nggak tau, dari semalam badan bapak rasanya panas. Jadi tegang terus” Katanya meraih singkong rebus dari atas meja.
1370Please respect copyright.PENANArZB1urMkJQ
1370Please respect copyright.PENANAMEXI92Fsf6
1370Please respect copyright.PENANAdflc5O5LAd
“Hah? Apanya yang tegang?” Tanya Desi, pura-pura tidak tahu.
1370Please respect copyright.PENANATuemYjDlzr
1370Please respect copyright.PENANAyPW8EQnDmi
1370Please respect copyright.PENANA9kkq2npTDu
Darto nampak canggung “Anu… udahlah kamu buatin bapak kopi aja” Katanya sambil menyantap singkong rebusnya.
1370Please respect copyright.PENANACvlU7XeEXK
1370Please respect copyright.PENANAbRieKHYLEl
1370Please respect copyright.PENANAHGnbX1hpgv
“Ini pak kopinya, Desi ke kamar dulu ya pak. Kalo butuh apa-apa panggil aja” Kata Desi sambil tersenyum.
1370Please respect copyright.PENANAWui3fOleI7
1370Please respect copyright.PENANAUcNNYzmUcq
1370Please respect copyright.PENANAAidYBkNhu2
“Bener? Kalo bapak butuh sesuatu bisa panggil Desi aja?” Tanyanya, Desi sedikit terperanjat oleh kata-kata dari Darto, pria paruh baya yang biasanya lebih banyak diam kini bertanya pertanyaan mencurigakan padanya,
1370Please respect copyright.PENANAGci4lBEzD6
1370Please respect copyright.PENANATf7Ob34o1J
1370Please respect copyright.PENANAWTywsjr2Mb
“Iya bener dong pak, emang bapak butuh apa?” Kata Desi terus menatap Darto dan duduk dihadapannya.
1370Please respect copyright.PENANAvvRmk8iFNe
1370Please respect copyright.PENANAvH5AcLTlft
1370Please respect copyright.PENANAgZXMp4m5qP
Darto jadi agak sedikit kikuk lalu tersenyum canggung “Iya nanti bapak panggil Desi kalo bapak ada perlu”
1370Please respect copyright.PENANAvn7XEdHBns
1370Please respect copyright.PENANA8OVZ8bhDx5
1370Please respect copyright.PENANAdz1vnbu5Oe
Desi tersenyum lalu berdiri lagi “Yaudah Desi balik ke kamar ya, nanti panggil aja kalo bapak perlu sesuatu” Kata Desi berjalan menuju kamarnya sementara Darto masih terpaku memperhatikan bokong Desi yang bergoyang pelan saat berjalan kearah kamarnya.
1370Please respect copyright.PENANAVc5i5iIMAH
1370Please respect copyright.PENANAePspTTBRSv
1370Please respect copyright.PENANAUF6ml8APIQ
Desi melingkarkan handuk tipis di sekitar tubuhnya, hendak mandi kain putih itu hanya menutupi bagian vitalnya dengan pas-pasan, meninggalkan lekuk pinggul dan paha mulusnya terlihat samar-samar. Ia keluar dari kamar tidurnya, langkahnya ringan menuju ruang tengah.
1370Please respect copyright.PENANAJMAFhlv6O7
1370Please respect copyright.PENANAo1ZTShG7BC
1370Please respect copyright.PENANArGD0C6ikNt
Rumah terasa sepi, hanya suara TV yang masih menyala dengan volume rendah, menayangkan acara pagi yang tak ada yang menontonnya. “Kemana mertuaku?” gumam Desi dalam hati, alisnya berkerut penasaran. Mertuanya yang dari tadi duduk sambil menonton tubuhnya kini sudah tak terlihat batang hidungnya.
1370Please respect copyright.PENANAn9kFSzCOnR
1370Please respect copyright.PENANA9gMcUf3dQJ
1370Please respect copyright.PENANASGYJ34lRv2
Dengan langkah hati-hati, Desi mengarahkan kakinya ke arah kamar mandi bersama di ujung koridor. Pintu kayu tua itu tertutup, cahaya temaram dari dalam menyusup keluar melalui celah-celah. Pintu ini sudah usang, handle-nya rusak sejak lama, jadi mereka mengandalkan pasak kayu kecil yang dipaku di tengah untuk menguncinya—cukup diputar agar bilah kayu itu menahan pintu dari dalam.
1370Please respect copyright.PENANAV9010la4aG
1370Please respect copyright.PENANATWBFHJJfD9
1370Please respect copyright.PENANAUgGzPI7Vtv
Desi mendekatkan wajahnya ke celah sempit di sisi pintu, napasnya tertahan, jantungnya mulai berdegup lebih cepat. Apa yang sedang dilakukan ayah mertuanya di sana? Penasaran itu seperti api kecil yang menyala di perutnya.
1370Please respect copyright.PENANASJTCQd0GSH
1370Please respect copyright.PENANASGMfJRjUnA
1370Please respect copyright.PENANAITYp4TuSpT
Dalam cahaya redup lampu kamar mandi, Desi bisa melihat siluet Darto berdiri membelakangi pintu. Tubuhnya yang kekar untuk usianya itu telanjang, punggung lebarnya berkilau karena keringat atau air sisa mandi. Tangan kanannya bergerak ritmis, naik-turun dengan cepat, mengocok sesuatu yang tersembunyi dari pandangannya. “Dia lagi ngocok kontolnya?” pikir Desi, wajahnya memanas. Rasa malu bercampur gairah membuat pahanya saling bergesek pelan, handuknya terasa semakin ketat di sekitar payudaranya yang montok.
1370Please respect copyright.PENANAeNhP4U5Mxv
1370Please respect copyright.PENANAzEaorP2TPn
1370Please respect copyright.PENANASxpiLyfwYw
Desi mendekat lebih lagi, telinganya menempel hampir ke kayu pintu. Suara desahan pelan terdengar, napas Darto yang terengah-engah seperti hembusan angin panas. Lalu, bisikan itu datang, rendah dan penuh nafsu, membuat bulu kuduk Desi merinding. “Ohh… Desi… kenapa kamu godain Bapak terus? Tubuhmu yang seksi itu… bikin Bapak sange…” desah Darto, suaranya bergetar keenakan saat tangannya semakin cepat menggosok batang penisnya yang sudah tegang keras.
1370Please respect copyright.PENANAn3WO3rDARF
1370Please respect copyright.PENANA7Yoh29Ew9X
1370Please respect copyright.PENANAwJ7Uu3tbK0
Pikiran Desi berputar liar. Ia membayangkan penis mertuanya itu—besar, berurat, panjang—seperti yang sempat ia intip sekilas malam sebelumnya. Bagaimana rasanya jika benda itu menyodok masuk ke liang vaginanya yang basah, mengaduk-aduk dinding dalamnya hingga ia menjerit keenakan? “nggak, ini salah,” batin Desi, tapi tubuhnya berkhianat.
1370Please respect copyright.PENANA1xC3neL3z7
1370Please respect copyright.PENANA5Kce3oUMFu
1370Please respect copyright.PENANAAHmEew03Qx
Putingnya mengeras di balik handuk, dan ia merasakan kelembapan hangat mulai meresap di antara pahanya. Ia ingin melihat lebih jelas, ingin menyaksikan penis Darto berdenyut, tapi posisi pria itu membuatnya hanya bisa menatap punggung lebar itu, otot-ototnya menegang setiap kali tangan bergerak.
1370Please respect copyright.PENANAgbE9BoQrc4
1370Please respect copyright.PENANAH6kpdOEFVE
1370Please respect copyright.PENANAwgXUVO3SUR
Bisikan Darto semakin berani, suaranya nyaris tak terdengar tapi cukup untuk membuat Desi gemetar. “Desi… tetek montokmu yang menggantung itu… Bapak pengen lumat, pengen hisap putingmu sampe merah… Andai kamu bukan menantu Bapak… pasti Bapak remes-remes sampe kamu merintih minta ampun…” Desahannya terputus oleh erangan pelan, tangannya kini mengocok lebih keras, suara gesekan kulit basah terdengar samar dari celah pintu.
1370Please respect copyright.PENANAD2BTiWa8uu
1370Please respect copyright.PENANABcocBF1viq
1370Please respect copyright.PENANA9Pj2zykeon
Desi menelan ludah, tangannya tanpa sadar meremas handuk di dadanya, jari-jarinya hampir menyentuh kulit sensitifnya sendiri. “Ya Tuhan, dia lagi bayangin aku… Bayangin ngentot aku…” Ia sedang bergulat dengan konflik dalam dirinya yang membakar perasaannya: rasa bersalah karena ia istri anak kandung Darto, karena ia yang memulai godaan ini dengan memamerkan tubuhnya kemarin—berjalan setengah telanjang di rumah, sengaja membungkuk saat membersihkan, membuat mertuanya menatap tubuhnya.
1370Please respect copyright.PENANASH8utQH1hz
1370Please respect copyright.PENANAOrACe2AgP1
1370Please respect copyright.PENANAIrQWS8eP4Q
“Aku nggak boleh begini. Aku udah nikah sama Danang. Tapi… Danang nggak pernah puasin aku. Kontolnya kecil, dia cepet keluar. Kalau Darto… pasti beda. Pasti dia bisa bikin memekku kejang-kejang sampe muncrat.” Pikiran licik itu membuatnya tersenyum tipis, rasa bersalahnya luntur digantikan hasrat yang membara.
1370Please respect copyright.PENANAxfAeJOxX7m
1370Please respect copyright.PENANAgkg4jl9YYl
1370Please respect copyright.PENANAFgPLt2IEkh
Darto terus berbisik, suaranya semakin parau. “Desiii… kalo aja kamu bukan istri Danang… Bapak udah hajar memek becekmu itu… Sodok pake kontol besar Bapak… Bapak tau kamu nggak puas sama Danang, Des. Kamu butuh kontol yang bener-bener bisa muasin kamu… Bapak pengen dorong masuk sampe pangkal, pompa sampe kamu jerit… Oouugghh… Ssshhh… Jangan berhenti godain Bapak, ya? Bapak mau keluar buat kamu…” Erangannya semakin keras, tubuhnya bergoyang maju-mundur, seperti sedang membayangkan Desi di depannya, vaginanya yang basah menelan penisnya utuh.
1370Please respect copyright.PENANABOKPFNwBwX
1370Please respect copyright.PENANAAt5ZHIpyLR


