
Live Instagram itu langsung diserbu ribuan akun. Komentar mengalir deras, hampir menutup wajah Indri di layar. Sebagian kecil memberi doa, tapi mayoritas mencaci, menertawakan, bahkan menyebutnya “ustadzah gadungan”.
3304Please respect copyright.PENANAnVA1FDDbsO
Indri membaca sekilas komentar yang naik turun cepat. Matanya merah, tapi kali ini ada sorot lain—sorot perempuan yang sudah tidak lagi polos, sudah ditempa rasa sakit dan kehilangan, kini lebih berani menghadapi publik.
3304Please respect copyright.PENANACYhXDI0ps1
(Dialog – bacaan komentar + respon Indri)
3304Please respect copyright.PENANAkVxqflfTAv
Komentar netizen:
"Ustadzah apa tidur sama suami orang? Malu-maluin!"
Indri senyum miris, lalu menjawab:
"Iya, saya memang jatuh di lubang besar. Tapi saya lebih malu kalau pura-pura suci padahal aslinya kotor. Jadi terima kasih sudah mengingatkan."
3304Please respect copyright.PENANAHecTB8uSRe
Komentar lain muncul:
"Ngapain klarifikasi? Udah rusak nama baikmu!"
Indri mendesah, lalu berkata dengan nada agak sinis:
"Nama baik saya mungkin rusak di mata kalian, tapi saya masih punya nama di mata Allah. Itu yang lebih penting buat saya sekarang."
3304Please respect copyright.PENANATWxN74kYOi
Komentar lain lagi:
"Pantes endorse dicabut, siapa yang mau ustadzah kayak gini?"
Indri terkekeh kecil, meski matanya berkaca-kaca:
"Alhamdulillah… berarti saya bisa hidup tanpa iklan produk pencerah wajah. Saya masih bisa makan dari kerja keras saya sendiri, insyaAllah."
3304Please respect copyright.PENANA8CuA6u5h9d
Live chat makin memanas, sebagian menuduhnya pura-pura tobat. Indri menatap layar dengan senyum getir.
3304Please respect copyright.PENANAKcnqjyO7b2
"Saya tahu, sebagian dari kalian mungkin senang melihat saya jatuh. Tapi jangan lupa, hari ini giliran saya, besok mungkin giliran kalian. Hidup ini roda. Jadi silakan caci saya, kalau itu bikin kalian merasa lebih suci. Saya terima."
---
Hari-hari setelah klarifikasi itu, dunia Indri berubah drastis.
3304Please respect copyright.PENANAEIMtujB7xz
DM Instagram-nya kini penuh pesan aneh dan kotor dari laki-laki hidung belang. Ada yang terang-terangan ngajak “booking”, ada yang kirim foto tak senonoh, bahkan ada yang menawarkan uang besar asal Indri mau diajak ketemuan. Anehnya, Indri tidak lagi kaget atau marah—ia justru membaca semua itu dengan wajah datar, kadang hanya tersenyum sinis, seolah sudah kebal dengan segala bentuk pelecehan.
3304Please respect copyright.PENANAUBySZMv9Br
Gaya berpakaian Indri juga ikut berubah. Ia masih memakai gamis, tapi bukan lagi yang longgar dan syar’i seperti dulu. Sekarang gamisnya cenderung ketat, membentuk lekuk tubuh, seakan ingin menegaskan kalau dirinya bukan lagi “ustadzah idola” yang penuh kesucian, melainkan perempuan dengan sisi liar yang tak lagi bisa ia sembunyikan—jejak masa lalunya bersama Purnomo sudah menempel dalam darah dan kebiasaannya.
3304Please respect copyright.PENANArOmVGWu0gD
Pekerjaan pun makin sepi. Undangan ceramah dan kajian hampir tidak ada. Endorse produk hijab dan kosmetik Islami berhenti total. Bahkan tim manajemen kecil yang dulu setia mengurus jadwal dan penampilan Indri, terpaksa ia bubarkan satu per satu. Indri kini berjalan sendirian, tanpa lagi panggung megah dan tepuk tangan jamaah.
3304Please respect copyright.PENANAoZoTE4cgJK
Ironisnya, tawaran baru justru berdatangan dari arah yang tak pernah ia bayangkan.
Email dan pesan masuk berisi kontrak endorse obat kuat pria, alat bantu pemuas wanita berbentuk silikon, sampai lingerie dari brand luar negeri. Semua disertai nominal yang besar, bahkan lebih tinggi dari honor ceramahnya dulu.
3304Please respect copyright.PENANAO364iGQXsP
Indri termenung lama setiap kali membaca tawaran itu. Ada keraguan dalam hatinya. Bagian dari dirinya masih ingin mempertahankan nama baik dan sisa-sisa kehormatan yang ia miliki. Tapi bagian lain—yang sudah terbiasa dengan kenikmatan terlarang bersama Purnomo—terasa ingin menyerah saja, menerima alur baru yang dunia tawarkan padanya.
3304Please respect copyright.PENANA9KQthetiNj
Malam itu, sambil menyeruput teh di balkon apartemen kecilnya, Indri berbisik pada dirinya sendiri:
"Kalau aku terima tawaran ini… berarti aku udah resmi mati sebagai ustadzah, ya?"
👤 Netizen1: “Ih ustadzah kok kayak gini, malu-maluin umat aja.”
👩🦱 Indri: (senyum tipis, nada cuek) “Umat? Umat mana? Hahaha… kalian pikir aku masih peduli sama omongan gitu? Hidup aku, urusan aku.”
3304Please respect copyright.PENANASsM0s68gvf
👤 Netizen2: “Gak nyangka, dulu ceramah nangis-nangis, sekarang jual diri di live.”
👩🦱 Indri: (mendekat ke kamera, lirikan tajam) “Emang kenapa kalau aku berubah? Situ hidupin aku? Situ yang bayar utang aku? Heh, jangan sok suci deh.”
3304Please respect copyright.PENANAccSuhtY3LM
👤 Netizen3: “Mbak Indri, berdiri dong, pengen liat bodynya full, ketat banget bajunya.”
👩🦱 Indri: (ketawa kecil, pura-pura betulin kaosnya) “Aduh kalian ini… niat ceramah apa niat coli sih nonton aku? Hahaha…”
3304Please respect copyright.PENANAEhMugTT9es
👤 Netizen4: “Kapan open BO, Indri? DM harga ya.”
👩🦱 Indri: (senyum genit sambil pura-pura kaget) “Waduh, beraninya ngomong terang-terangan gitu di live. Emang kalian sanggup bayar aku? Hehe.”
3304Please respect copyright.PENANA6FmjMGxNa2
👤 Netizen5: “Dasar ustadzah murahan! Gak pantes jadi panutan.”
👩🦱 Indri: (nada sinis) “Panutan? Panutan kalian siapa? Artis sinetron juga banyak yang lebih parah. Bedanya aku aja ketahuan. Hahaha.”
3304Please respect copyright.PENANA4vy6gZBe5N
👤 Netizen6: “Mbak Indri, aku kirim DM ya, foto special buat kamu.”
👩🦱 Indri: ( pura-pura menahan tawa) “Foto special? Jangan-jangan anu lagi berdiri tuh. Ya udah kirim aja, aku lihat nanti… kalau lucu aku repost.”
---
Kolom komentar makin panas. Jumlah penonton live yang awalnya ribuan terus menurun drastis. Dari 5 ribu, turun jadi 2 ribu, lalu tinggal 800 orang yang betah—dan sebagian besar laki-laki mesum yang justru semakin berani komentar.
3304Please respect copyright.PENANArNM2jgpswW
Indri tersenyum sinis. Ia tahu follower-nya hilang satu per satu, tapi ia tak peduli. Baginya, mereka yang pergi hanya penggemar lama yang tak bisa menerima perubahan dirinya. Yang tersisa, justru orang-orang yang sekarang memandangnya dengan fantasi liar—dan anehnya, itu membuat Indri merasa lebih berkuasa.
Usai live IG yang bikin gaduh, Indri rebahan di sofa apartemennya. Lampu balkon masih menyala, suara kota dari luar samar-samar terdengar. Ia membuka Instagram, notifikasi DM meledak: puluhan pesan masuk setiap menit. Sebagian besar hinaan, sebagian lagi penuh kata-kata cabul.
3304Please respect copyright.PENANAUtVBwTrsq9
Indri menggulir, matanya berhenti pada beberapa pesan yang bikin bibirnya tersenyum miring.
---
(DM Interaktif)
👤 Akun “Andi_78”
> “Mbak Indri, aku bayangin kamu pas lagi ceramah tapi dalemnya cuma lingerie. Pasti makin khusyuk aku dengernya. Mau aku buktiin? Aku kirim foto anu aku ya.”
👩🦱 Indri:
(voice note balasan singkat, nada sinis-genit)
> “Kok malah ceramah jadi mikirin anu sih? Kirim aja, biar aku nilai gede apa nggak. Jangan bikin malu laki-laki deh.”
---
👤 Akun “BuleJaksel”
3304Please respect copyright.PENANAkKpuqUdJaC
> “Aku serius loh, Indri. Kalau kamu mau, aku bisa kasih kamu 10 juta sekali ketemu. Hotel terserah kamu.”
3304Please respect copyright.PENANANmx3KWqeVn
👩🦱 Indri:
(ketik cepat, sambil senyum)
> “Cuma 10 juta? Kamu kira aku kayak cewek murahan di aplikasi ijo itu? Kalau serius, minimal 100 juta baru bisa ajak aku keluar. Itu pun aku yang tentuin waktunya.”
---
👤 Akun “SantriMesum”
3304Please respect copyright.PENANAyvTjv3tpdo
> “Ustadzah, boleh aku belajar ngaji sama kamu? Tapi ngajinya di kasur ya, biar lebih afdol 😏.”
3304Please respect copyright.PENANAwore6aMe1q
3304Please respect copyright.PENANAsNn71VlR2l
3304Please respect copyright.PENANAKOL5JqBgTx
👩🦱 Indri:
(balas dengan emoji 😂 lalu tulis)
3304Please respect copyright.PENANAiwdCB9q1dp
> “Hahaha dasar gila! Tapi kreatif juga sih. Ya udah, kamu mulai dulu baca Al-Fatihah… kalau lancar, baru aku kasih reward.”
👤 Akun “Rizal_hot”
3304Please respect copyright.PENANAfqHzo6yf5b
> “Kak Indri, aku barusan mimpiin kamu… mimpi kita mandi bareng. Aku nggak kuat, pengen ketemu asli.”
3304Please respect copyright.PENANAPQn1tOnwYl
3304Please respect copyright.PENANAkxxQxYdzR5
3304Please respect copyright.PENANA4YYjGZGe9E
👩🦱 Indri:
3304Please respect copyright.PENANABHpBp6H4Au
> “Mimpi aja udah basah? Kalau ketemu beneran kamu kuat berapa ronde?”
3304Please respect copyright.PENANAZdd2jsjihE
3304Please respect copyright.PENANAeKbrByoFfE
3304Please respect copyright.PENANAYZXpLVOnHH
3304Please respect copyright.PENANAGnTjEN0Kro
---
3304Please respect copyright.PENANAsTPZNld0VA
👤 Akun “KangKonten”
3304Please respect copyright.PENANAqOvAbwE2Uw
> “Mbak, coba dong foto sekarang… minimal belahan dada aja, aku udah penasaran dari tadi live.”
3304Please respect copyright.PENANAuSH9kRxxQZ
3304Please respect copyright.PENANACO9RS0YCZW
3304Please respect copyright.PENANAbAH27iNiWX
👩🦱 Indri:
3304Please respect copyright.PENANAIJYg5VkPxs
> “Dasar mesum. Kamu pikir gampang aku kasih foto gratis? Nonton live aja syukurin, itu pun aku udah kasih bonus kaos ketat.”
3304Please respect copyright.PENANAc61zV1lBkL
3304Please respect copyright.PENANAeHaSp7OXEG
3304Please respect copyright.PENANA2Swb0Re6Bi
3304Please respect copyright.PENANA3Y9xnPp0dM
---
3304Please respect copyright.PENANALj25ikq7hy
👤 Akun “SugarDaddyID”
3304Please respect copyright.PENANACW1UlQjZU1
> “Indri, aku bisa kasih kamu apartemen baru. Syaratnya, jadi simpananku aja. Deal?”
3304Please respect copyright.PENANAIeXYdiFCS4
3304Please respect copyright.PENANAj9zsWrZoQj
3304Please respect copyright.PENANA4E6iSbxrm3
👩🦱 Indri:
3304Please respect copyright.PENANAezkTkIsFpc
> “Wih… apartemen ya? Menarik sih, tapi jangan-jangan om doang yang puas, aku nggak dapet apa-apa. Buktiin dulu kalau kamu serius, baru aku percaya.”
3304Please respect copyright.PENANAPqAn4uoBP6
3304Please respect copyright.PENANAVQKwMQrlE8
3304Please respect copyright.PENANA2vqedZL8iy
3304Please respect copyright.PENANArMtaSCymU2
---
3304Please respect copyright.PENANAcSPplcBxE9
👤 Akun “PemudaHijrahMesum”
3304Please respect copyright.PENANAR00gvBSIX9
> “Ustadzah, ayo bimbing aku hijrah. Tapi hijrahnya di atas ranjang sama kamu 😏.”
3304Please respect copyright.PENANAbV1nCoLnth
3304Please respect copyright.PENANAw7SvhPR7iM
3304Please respect copyright.PENANASNVV9jjpQT
👩🦱 Indri:
3304Please respect copyright.PENANAjO8rHgbNd8
> “Astaghfirullah… hahahaha! Eh tapi aku suka tuh ide kamu, unik. Ntar aku jadiin bahan konten, judulnya hijrah sambil basah.”
---
Indri tertawa sendiri membaca balasan-balasan mesum itu. Bukan marah, justru ia merasa anehnya lebih “hidup” ketika bercanda cabul dengan para penggemar gelapnya. Dulu, ia marah kalau ada yang berani kurang ajar. Sekarang, ia malah menunggu DM-DM model begitu—seakan sudah jadi hiburan sehari-harinya.
3304Please respect copyright.PENANAs9g1NxFUxC
Followernya makin turun, tapi engagement DM “nakal” justru makin ramai. Dan Indri? Ia tidak lagi menyangkal: hatinya sudah jauh dari citra ustadzah dulu.
3304Please respect copyright.PENANAmI4vdrtv0f