Ummu Aisyah adalah kakak tertua Salwa. Umurnya hanya terpaut tiga tahun dan berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah menengah. Suaminya juga pengajar, hanya saja di sekolah yang berbeda.
Sepulangnya dari sekolah sore itu, baru saja dia duduk di sofa, jantung Ummu Aisyah hampir saja copot saking terkejutnya. Sebuah nomor tak dikenal masuk di whatsapp-nya dan mengirimkan gambar tak senonoh. Seorang perempuan dengan gaya seronok. Yang membuatnya syok wajah perempuan itu adalah wajahnya sendiri. Jantungnya berderap tak karuan dan berulang kali beristighfar. Dia tahu AI bisa melakukan itu hanya saja dia tak menyangka jika dia menjadi korban.
Kurang ajar! Siapa kamu?! Ummu Aisyah membalas pesan ke nomor tak dikenal itu.
Balasannya datang tak lama kemudian. Ternyata Ummu Aisyah nakal banget ya..
Dengan tangan gemetar karena marah dia menelepon nomor itu. Memang berdering tapi tidak diangkat. Berkali-kali dia mencoba tetap saja orang iseng itu tak merespon. Dalam kekalutan dia menelepon Salwa, adiknya, tapi dia juga tak mengangkat.
Sementara tak jauh dari sana, Boy sedang tertawa melihat panggilan Ummu Aisyah terus menerus masuk. Lu mau nelpon seratus kali juga nggak bakal gua angkat kali, Ummu. Emang gua tolol. Ucapnya dalam hati.
Walau baru kelas tiga SMP tapi kelakuan Boy memang di luar nalar. Di sekolah dia sering kali bermasalah dengan para guru. Jika bukan karena absensinya yang berantakan atau laporan soal ulahnya yang suka merundung siswa lain. Dua hari lalu dia diskorsing tiga hari karena ketahuan tawuran. Wali kelas yang menskorsingnya tak lain Ummu Aisyah.
Ummu Aisyah bukannya kejam tapi sengaja agar Boy bisa berpikir setiap perbuatan pasti diikuti tanggung jawab yang mengikutinya. Harapannya agar Boy berubah. Apalagi anak itu tetangganya sendiri. Dia tahu kecilnya. Boy sendiri jelas gagal menangkap maksud hukuman dari gurunya itu. Alih alih introspeksi dia justru merasa sakit hati dan dendam. Itulah alasannya mengedit poto gurunya itu menjadi tak senonoh.
Besok hari terakhir masa hukumannya. Lusa dia mulai bersekolah lagi dengan normal. Jadi Boy memutuskan malam ini dia mau bergadang sampai pagi. Dia berniat push rank hingga mythic agar di kelas nanti dia bisa nyombong pada teman-temannya.
Sementara di rumahnya kedongkolan Ummu Aisyah bertambah karena suaminya belum juga pulang ke rumah. Sejak mengenal dunia pancing memancing dia memang jadi tak kenal waktu. Satu minggu ini saja dia sudah dua kali ijin memancing dan pulang selalu di atas tengah malam.
Dia melirik jam di dinding kamar yang menunjukkan jam setengah dua belas, mengambil ponsel dan menelpon suaminya. "Assalamu'alaikum.. "
"Wa alaikumsalam. Iya Ummu?" jawab suaminya.
"Mau pulang jam berapa Abi? Ini mau tengah malem lagi. Besok ngajar ngantuk loh.. " Ummu Aisyah mengingatkan.
"Anu maaf Ummu, lagi tanggung. Paling jam dua Abi pulang nggak lebih." balas suaminya lagi. Ummu Aisyah mendesah kesal. "Ya sudah. Hati hati di jalan. Assalamu'alaikum.. "
Sia-sia dia mengenakan lingerie seksi kesukaan suaminya. Pasti dia pulang langsung tidur karena kelelahan. Padahal sudah hampir dua minggu mereka belum ibadah suami istri. Ummu Aisyah membuka whatsapp dan membuka pesan dari nomor tak dikenal tadi. Dia memperhatikan editan tak senonoh itu. Wajahnya yang mengenakan jilbab hitam tanpa mengenakan sehelai benang pun. Dia tersenyum karena editannya terlalu berlebihan. Andai saja buah dadanya semontok itu tak mungkin suaminya keluyuran terus.
Spontan dia meremas payudaranya sendiri coba membandingkan. Sebenarnya buah dadanya juga menarik, hanya saja bentuknya memang sudah tak semenarik saat dia gadis dulu. Jika di poto editan itu buah dadanya bulat dan kencang, aslinya justru lebih seperti buah pepaya. Tak puas hanya meraba, dia mengeluarkan payudaranya. Ummu Aisyah mendesah kecil saat ujung jarinya membelai areolanya.
Uhhhh.. Mmmhhhh...
Sudah lama tak disentuh membuat area putingnya sensitif. Ummu Aisyah menyandarkan punggungnya di bantal, membuka pahanya, dan mulai mengusap area kewanitaannya.
Ahhhh.. Abi.. Ahhhh.. Mmmhhh..
Tiga rumah dari situ Boy membanting ponselnya ke tempat tidur dengan kesal. Beginilah kalau teman mabarnya yang biasa tak online. Single fighter pasti ketemu team error. Yang nggak bisa mainlah, yang tiba tiba AFK lah. Bukannya naik yang ada justru makin turun.
Pusing, dia memutuskan keluar cari angin sekalian beli rokok di warung madura depan. Saat melewati rumah Ummu Aisyah sifat isengnya muncul lagi. Kebetulan juga situasi lagi sepi. Mengendap-endap dia mendekati jendela samping. Feelingnya kamar wali kelasnya itu pasti di jendela ini. Dengan modal sebatang lidi pelan pelan dia menyingkapkan gorden. Dan yang dilihatnya membuatnya terbelalak. Gurunya yang galak itu sedang mengobok-obok memeknya sendiri!
Bingo! Ingin rasanya dia melompat lompat kegirangan. Dengan cepat adegan itu langsung dia abadikan dengan kamera ponselnya.
Sambil merekam Boy mengusap batangnya yang mulai resah. Sambil menonton live show itu dia dengan membayangkan tengah menjepit kontolnya diantara belahan tete montok gurunya itu. Tak lama dia klimaks. Tembok rumah wali kelasnya berceceran peju. Dia langsung pulang dengan sumringah.
Anjing! Gua punya video Ummu Aisyah! Hahaha. Dia bersorak sambil jejingkrakan di kamar. Birahinya naik lagi saat menonton hasil rekamannya. Dia kembali onani untuk yang kedua kali. Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya.
Dengan cepat dia mengetik. "Assalamu'alaikum Ummu cantik.. " Pesan itu langsung dia kirimkan dengan dada berdebar.
"Wa alaikumsalam. Maaf dengan siapa ini. Tolong jangan kurang ajar!" Ummu Aisyah membalas. Boy sedikit keheranan betapa cepatnya balasan datang. Apa secepat itu Ummu Aisyah klimaks?
"Saya secret admirer. Penggemar gelap Ummu cantik hehe.. " balas Boy. Jantungnya berderap cepat, dan Boy menyukai sensasi tegang ini.
"Tau nomer saya darimana?" Balasannya kembali datang.
Boy termangu sambil memikirkan jawaban yang tepat. Tapi nampaknya Ummu Aisyah tak sabar menunggu, ponsel Boy bergetar tanda panggilan masuk. Sekali, dua kali, tiga kali. Boy cuma memandangi sambil cengengesan. Tak lama pesan itu datang lagi. "Kenapa nggak diangkat??"
Jari Boy sudah gatal ingin mengirimkan video barusan, tapi dia memilih bersabar. Akan ada waktu yang tepat, pikirnya.
"Halo? Ini siapa sebenarnya?" Lagi lagi Ummu Aisyah mengirimkan whatsapp. Boy mematikan ponselnya dan tidur sambil tersenyum. Silakan mati penasaran Ummu hahahaha..
Sejak itu setiap malam Boy selalu meluangkan waktu untuk mampir ke whatsapp wali kelasnya itu untuk sekedar menggoda atau cuma say hai. Ummu Aisyah memang bukan muslimah kaleng kaleng. Tak satu pun whatsapp Boy yang dibalas. Imannya jelas lebih besar dari rasa penasarannya. Tapi Boy punya kartu As terakhir. Dan sekarang waktu yang tepat untuk memainkannya.
"Assalamu'alaikum Ummu cantik.. " Boy membuka percakapan. Pesannya langsung centang dua berwarna biru, artinya sudah dibaca. Dan seperti sebelumnya Ummu Aisyah tak menghiraukan keisengan itu. Boy tersenyum sambil mengklik video masturbasi gurunya itu, lalu mengirimkannya. Sekarang tinggal menunggu, pikirnya sambil cengengesan.
Tak sampai satu menit ponsel Boy dispam panggilan dari Ummu Aisyah. Boy tertawa geli. Lalu pesan muncul. "Ini siapa?! Tolong hapus video itu! Atau saya lapor polisi sekarang juga!"
"Dibilang saya penggemar Ummu cantik, masih nanya aja." Boy membalas. Dia sama sekali tak menghiraukan ancaman Ummu Aisyah.
"Siapa pun kamu, saya minta tolong. Hapus video itu. Saya mohon.. " ketikan Ummu Aisyah melembek. Mungkin dia sadar ancaman tak berarti apa apa buat orang yang menerornya ini. "Kamu mau apa? Uang? Saya pasti kasih. Tolong dihapus videonya sekarang juga.. "
Boy dapat merasakan kepanikan dari setiap kalimat yang Ummu Aisyah kirimkan. Dan dia sungguh puas. Hal ini sudah dia pikirkan berulang kali. Dia bisa saja mengambil keuntungan materi seperti rengekan gurunya itu, tapi dipikir pikir dia tak terlalu membutuhkan uang saat ini. Menikmati tubuh Ummu Aisyah adalah opsi kedua, dan itu yang sebenarnya dia idamkan. Tapi dia tak ingin Ummu Aisyah melakukannya dengan terpaksa. Dia ingin gurunya itu melakukannya dengan suka rela. Atau kalau bisa seperti yang sering dia baca di cerita cerita wattpad, dia ingin Ummu Aisyah menjadi budak seksnya, tempat pembuangan pejunya. Karena itu Boy coba bersikap sabar, jangan terburu napsu.
"Saya nggak butuh uang.. " Boy mengirimkan balasan.
"Ya udah kamu mau apa? Yang penting kamu hapus video itu." Ummu Aisyah terdengar panik dan putus asa.
Di sini Boy sudah tak tahan ingin menulis 'memekmu', tapi dia sadar tujuannya jangka panjang. "Saya nggak minta apa apa Ummu cantik.. "
Lalu ponselnya kembali bergetar. Panggilan masuk dari Ummu Aisyah. Boy juga sudah menimbang yang akan dia lakukan di titik ini. Kemungkinannya fifty fifty antara Ummu mengenali suaranya atau tidak. Dipikir lagi, dia jarang berkomunikasi langsung dengan Ummu Aisyah apa lagi lewat telepon. Jadi Boy mengambil resiko. Dengan gugup dia angkat panggilan dari Ummu Aisyah.
"Assalamu'alaikum." Suara Ummu Aisyah terdengar campuran lega dan panik. Mungkin dia juga tak menyangka Boy akhirnya mau mengangkat teleponnya. "Siapa pun kamu, saya mohon hapus videonya."
"Wa alaikumsalam.. " hanya itu jawaban Boy sekaligus tes ombak apakah Ummu mengenali suaranya.
"Halo.. Halo.. " Ummu Aisyah menuntut jawaban.
"Seperti saya bilang Ummu sayang. Saya nggak minta apa apa, saya nggak butuh apa apa.. " jawab Boy dengan suara yang dibuat buat. Dia tetap khawatir gurunya itu mengenalinya. Tapi nampaknya tidak.
"Saya mohon pak.. Tolong. " Ummu Aisyah nyaris menangis. Boy terkikik mendengar dia dipanggil bapak oleh gurunya. Fix, Ummu Aisyah tak mengenalinya.
"Denger ya Ummu sayang." Boy mulai percaya diri. "Saya nggak akan hapus videonya. Tapi saya juga janji nggak akan nyebar video itu. Tenang aja."
Ada keheningan yang terjadi. Mungkin Ummu Aisyah sedang memproses informasi baru itu. Saat dia kembali berbicara nadanya berubah. Dia terdengar lebih tenang. "Alhamdulillah, terima kasih Pak.. "
Boy menahan tawanya. "Terima kasih kembali Ummu sayang."
Setelah itu tak ada komunikasi apa pun di malam itu. Ummu Aisyah jelas tak puas tapi setidaknya dia bisa merasa lega. Dan Boy mendadak menjadi ahli dalam memainkan kesabaran. Dia sengaja tak mengirimkan pesan seperti sebelumnya. Boy yakin kali ini Ummu Aisyah yang akan sibuk mendekatinya. Mungkin untuk merayu agar video itu dihapus atau mengumpulkan informasi untuk mencari tahu jati diri penggemar gelapnya itu. Dan tebakan Boy terbukti tepat. Ketika sedang push rank Boy melihat notifikasi whatsapp dari Ummu Aisyah.
Dengan semangat dia langsung AFK, dan lebih memilih melayani wali kelasnya itu.
Dari yang awalnya merayu untuk menghapus video hingga bergeser menjadi sekedar say hai atau bercerita ini itu. Boy juga pandai menanggapi membuat Ummu Aisyah betah. Dari yang awalnya hanya whatsapp berganti menjadi telepon. Dan hingga kini Ummu Aisyah tetap bel tahu bahwa lawan bicara misteriusnya itu adalah muridnya sendiri. Muridnya yang paling badung.
Perlahan dan pasti Boy mengarahkan obrolan ke arah urusan ranjang. Ummu Aisyah pun menanggapi. Entah karena kesepian karena suaminya yang mancing terus atau takut soal video. Boy tak peduli, yang jelas dia sangat menikmati.
"Saya barusan nonton video Ummu lagi dong.. " ucap Boy.
"Jangan ditonton terus, saya malu. Lagian ngapain sih ditonton.. " balas Ummu Aisyah.
"Saya nggak pernah puas coli sambil bayangin Ummu. Apalagi toket Ummu beneran sempurna hehe.. " sambung Boy.
Walau terdengar kurang ajar tapi Ummu Aisyah tak memungkiri dia senang tubuhnya dianggap sempurna, bahkan hingga orang tak dikenal berfantasi bercinta dengannya. "Ih omongan kamu saru banget.. "
"Saya kalau jadi suaminya, Ummu bakal saya entotin setiap hari. Pagi, siang, sore, malem." omongan Boy makin tak karuan. "Tete, muka, dan memek Ummu bakal saya pejuin terus.. "
Dada Ummu Aisyah berdesir mendengar ocehan mesum Boy. Apalagi sudah lama dia tak disentuh suami. Napasnya memburu. Dia mulai terangsang.
"Ih kamu nih. Nggak boleh, saya istri orang. " balas Ummu Aisyah. Dia berharap Boy tak menyerah dengan kata katanya barusan. Selangkangannya mulai terasa gatal.
"Justru istri orang lebih menggairahkan. Saya sering bayangin ngentotin Ummu di samping suaminya yang lagi tidur." goda Boy lagi.
Uhhh... Mmmmhh.. Ummu Aisyah membelai celana dalamnya. Napasnya kian berat. Semakin kurang ajar ocehan Boy anehnya dia semakin horny. "Mmmmhh.. Terusss... "
"Terus saya jambak jilbab Ummu. Saya tamparin pipi Ummu pakai kontol saya.. " Boy tahu Ummu sudah terangsang berat.
"Uhhh.. Terusss.. " Ummu Aisyah makin lupa diri. Dua jarinya masuk dan mengobok obok memeknya sendiri sambil membayangkan fantasi Boy.
"Terus saya perkosa abis abisan memek Ummu.. Ahhhh.. Ahhh.. Mmhhhhh.. " Boy tak lagi menahan diri. Dia mengocok kontolnya sambil mendesah keras. "Ahhh.. Bakal saya buntingin Ummu! Ahhhh... "
Ummu Aisyah juga sudah lupa diri. Jarinya semakin cepat mengocok memeknya sendiri. "Ahhhh.. Ahhh.. Iya! Perkosa aku! Buntingin aku sayang! Ahhhh... Ahhhh pejuin aku! Ahhhhhh.. Ahhhhhh! Ahhhhhhhh!
Tubuh boy menegang, dia hampir mencapai klimaks. " Iya Ummu lonte!! Gua pejuin memek lu!! Ahhhhh!! Gua keluar Ummu anjing! Ahhhhh!!!"
"Aku juga! Aku jugaaaa! Ahhhhhhhhhh... "
CROTT! CROTTT!!
Keduanya jatuh tergeletak di kasurnya masing-masing dengan napas naik turun. Boy puas sudah menodai wali kelasnya walau cuma lewat telepon. Dan Ummu puas karena sudah lama dia tak mencapai kenikmatan seperti barusan.
BERSAMBUNG
Phoneseks/chatseks buat istri orang, ibu ibu, janda, anak sekolah. Dijamin ketagihan. 088225843387
159Please respect copyright.PENANAESBbAwMplO
159Please respect copyright.PENANA0WqxhMlKAY
159Please respect copyright.PENANAHo6pCQXZCp
159Please respect copyright.PENANAhmxe3fblmA
159Please respect copyright.PENANAEQLXpnyfD1
159Please respect copyright.PENANAEIj2CDLHXu