
Pagi itu, jam menunjukkan pukul tujuh. Seperti biasa, rumah Pak Tri sudah ramai dikunjungi oleh para tamu dan kader yang membicarakan strategi kampanye menjelang hari pencoblosan. Di halaman depan, kursi-kursi plastik terisi penuh oleh tetangga dan pendukung yang datang silih berganti. Pak Tri tampak sibuk menerima tamu, berbincang serius dengan beberapa orang yang dianggap penting dalam tim pemenangan.
10825Please respect copyright.PENANAi7tpgbHz2Q
Sementara itu, di balik semua keramaian, Dian tetap menjalani rutinitas rumah tangga. Ia menyiapkan hidangan di dapur, menyapa saudara-saudara yang datang, sesekali menyalami ibu-ibu yang mampir. Namun, ada satu hal yang tak pernah lepas dari tangan: ponsel. Hampir setiap beberapa menit, layar ponselnya menyala, tanda ada pesan masuk dari Surya.
10825Please respect copyright.PENANAUmUXPM93Lk
Dian berusaha tampil biasa saja, tersenyum ramah saat ada yang menyapanya, tapi jantungnya berdebar setiap kali notifikasi itu muncul. Jemari lincah mengetik balasan di sela-sela kesibukan, sambil memastikan tidak ada satu pun yang mencurigakan.
Notif whatsapp jam 7:30
Surya : “Udah bangun, cantik?”
10825Please respect copyright.PENANAScIVGMNvDY
Dian: “Udah lah, Pak. Dari subuh rumah rame terus, mana bisa tidur lagi.”
10825Please respect copyright.PENANAIHkHmDrEM1
Surya: “Hehe…pantes aja aku kerasa kangen dari tadi.Lagi ngapain sekarang?”
10825Please respect copyright.PENANApS4YSq94KC
Dian: “Bantu-bantu di dapur, sambil jagain anak-anak kecil. Tapi hp aku nggak jauh kok.”
10825Please respect copyright.PENANAuldoZX1fM2
Surya: “Bagus. Aku suka kamu inget aku terus. Rasanya baru tadi malem ketemu, tapi udah kangen lagi.”
10825Please respect copyright.PENANADGD7UC0wDz
Dian: “Hhh…bapak ini ya, bisa aja ngomongnya. Padahal aku juga… iya, kepikiran terus.”
10825Please respect copyright.PENANAuMDx83mufi
Surya: “Hehe, jujur aja. Kamu udah nggak bisa lepas dari aku, kan?”
10825Please respect copyright.PENANAgvom5dY10D
Dian: “…Yaudah deh, aku ngaku. Bener Pak. Aku malah jadi sering nyari-nyari hp biar bisa ngobrol sama Bapak.”
10825Please respect copyright.PENANALoX792tEtF
Surya: “Nah, itu yang aku mau. Kamu harus selalu deket sama aku, walaupun orang-orang ngeliat kamu sibuk sama suamimu.”
10825Please respect copyright.PENANAUK33QjUauf
Dian: “Hhh…iya, Pak. Tapi jangan sering banget nuntut ketemu, takut ada yang curiga. Chat aja dulu kayak gini.”
10825Please respect copyright.PENANAAMzA2PJzMX
Surya: “Santai, aku ngerti. Tapi tiap kali kamu pegang hp, inget… itu waktunya buat aku.”
10825Please respect copyright.PENANAvF6cMst7IA
Dian : “Hehe…iya Pak,iyaa,heheh
10825Please respect copyright.PENANAFhbNjtRS07
--
Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Rumah masih penuh dengan tamu; ada yang datang memberi dukungan, ada pula kader yang sibuk berdiskusi soal logistik kampanye. Suara percakapan bercampur dengan deru kipas angin tua di ruang tamu, menambah riuh suasana.
10825Please respect copyright.PENANAHThX9C6kat
Dian tampak mondar-mandir, sesekali membantu menyajikan teh manis dan kue untuk para tamu, namun matanya sering melirik ke arah ponsel yang selalu ia bawa. Hampir setiap kali ada kesempatan duduk atau menyendiri sebentar, ia langsung membuka layar dan membalas pesan Surya. Tak ada yang mengira, di balik wajah ramah seorang istri yang sibuk mendukung suaminya, ada dunia lain yang ia rawat diam-diam lewat gawai kecil itu.
10825Please respect copyright.PENANA1wzjHMB75X
Dian buka aplikasi whatsapp
10825Please respect copyright.PENANAD4UpeAkD8q
Surya: "Kamu keliatan sibuk ya dari tadi? Aku nungguin balasanmu lama banget."
10825Please respect copyright.PENANAEK9pvU3tKU
Dian: “Hehe, iya Pak. Rumah rame banget, tamu nggak ada habisnya. Aku sambil nyelip-nyelip balas ngobrol.”
10825Please respect copyright.PENANAEdg6YP4ADJ
Surya: “Hati-hati, jangan sampai ketahuan. Tapi aku seneng, kamu tetep sempetin buat aku.”
10825Please respect copyright.PENANAdSUbhewx1K
Dian: “Ya jelas lah Pak. Walau rame gini aku tetep inget hp. Hhh… rasanya kalo gak chat sama Bapak malah ada yang kurang.”
10825Please respect copyright.PENANAApxFf06Px1
Surya: “Hehe… itu tandanya kamu sudah benar-benar menjadi milikku sekarang. Nggak bisa jauh.”
10825Please respect copyright.PENANAo7ptcVYFaz
Dian: “Jangan ngomong gitu teruss, Pak. Aku jadi deg-degan bacanya. Tapi iya sih… aku ngaku, aku nggak bisa nggak mikirin Bapak.”
10825Please respect copyright.PENANA8UygojIW4y
Surya: “Hehe, bagus. Nanti sore aku kabarin lagi ya. Kalo bisa, kita cari waktu buat ketemu sebentar.”
10825Please respect copyright.PENANAP7sgFEkcMQ
Dian: “…Hmm, lihat situasi dulu Pak. Tapi kalau ada kesempatan, aku usahain.”
---
Keramaian di rumah masih belum reda. Warga dan para pendukung terus berdatangan, suasana penuh optimisme menjelang kampanye terakhir. Namun di sela-sela kesibukan itu, hubungan rahasia Dian dan Surya tetap berlanjut lewat layar ponsel. Surya, yang semakin merasa memiliki Dian, mulai meminta hal-hal kecil tapi berarti dian—tanda bahwa ikatan mereka semakin kuat.
10825Please respect copyright.PENANASqIvnrl0ft
NOTIF WHATSAPL
10825Please respect copyright.PENANARLp6CR0TDp
Surya : “Dian…”
10825Please respect copyright.PENANAovHP7mu7o1
Dian: “Iya, Pak. Kenapa?”
10825Please respect copyright.PENANAGy6T3BD22z
Surya: “Jangan manggil Pak terus, aku pengen kamu manggil aku 'sayang'. Bisa?”
10825Please respect copyright.PENANANpf7o8nIVS
Dian: “Hehe… aduh, gimana ya. Rasanya aneh, aku biasa manggil Bapak 'Pak'.”
10825Please respect copyright.PENANAs44sf6yzmA
Surya: “Justru itu… aku pengen beda sama yang lain. Aku pengen kamu menganggap aku lebih dari sekedar 'orang yang kamu hormati'. Coba sekali aja, panggil aku sayang.”
10825Please respect copyright.PENANAvEkZPbW6p7
Dian: “…hmm.Yaudah…iya sayang 😳.”
10825Please respect copyright.PENANA0FEuipeGWD
Surya: “Hehehe… nah gitu. Baru rasanya enak di hati. Kamu udah bener-bener nurut sekarang.”
10825Please respect copyright.PENANAoyAi8stAws
Dian: “Hmm, jangan bikin aku malu, ah. Aku lagi di ruang tamu, rame orang.”
10825Please respect copyright.PENANAg4w7yMTZgB
Surya: “Hehe, makin bikin greget. Eh, aku pengen liat kamu… kirim foto dong, yang seksi spesial buat aku.”
10825Please respect copyright.PENANAxqPiHDzTdK
Dian: “Astaghfirullah, Pak… eh maksudnya, sayang… kamu ini.”
10825Please respect copyright.PENANA316OTaTiDL
Surya: “Hehe… sekali aja. Buat aku. Kamu tau aku selalu pengen liat kamu.”
10825Please respect copyright.PENANAybla2D6ZFE
Dian: “…yaudah, tapi jangan disimpen lama-lama ya.nanti ketahuan,bentar...'
10825Please respect copyright.PENANAqTrzI56lTL
(Beberapa menit kemudian Dian mengirimkan foto: dirinya hanya memakai bra, tanpa kerudung. Wajahnya agak malu-malu, tapi jelas itu foto spesial untuk Surya.)
10825Please respect copyright.PENANAu9X1yBmZfi
Surya: “Ya Allah… cantik banget kamu, Dian. Aku makin cinta sama kamu. Kamu bikin aku muda lagi.”
10825Please respect copyright.PENANAhhJHeCJEL6
Dian: “Udah ya, jangan nakal dulu. Aku bisa deg-degan banget ini. Tamu rame banget di rumah.”
10825Please respect copyright.PENANAw6anZnELDV
Surya : “Hehe, santai aja.sayang...'
Surya:
"Sayang, bagaimana di rumah? Masih rame tamu?"
10825Please respect copyright.PENANAAOEeTyawa4
Dian:
“Iya, masih rame. Orang keluar masuk terus, aku sampe bingung ngurusin apa dulu 😅.”
10825Please respect copyright.PENANAn3VLOKSPLd
Surya:
“Hehe, tenang aja… kamu gak usah khawatir. Aku udah mulai kerjain hal-hal yang bakal bikin suamimu menang. Insya Allah aman.”
10825Please respect copyright.PENANA0BPXtr2XXV
Dian:
“Hmm… yaudah, aku percaya. Tapi jujur ya sayang… aku tuh sekarang malah gak mikirin kalah atau menang.”
10825Please respect copyright.PENANARyKuaP3kc1
Surya:
"Lho? Kok gitu?,kita kan awalnya buat kemenangan suami kamu..."
10825Please respect copyright.PENANA6b1Nq2vLWj
Dian:
"Iya, aku tau. Awalnya aku ngelakuin semua karena janji itu. Tapi sekarang… aku ngerasa beda.Mau hasilnya gimana pun, aku mau sama kamu."
10825Please respect copyright.PENANAn5iOXAyFYt
Surya:
“…Ya Allah, sayang… kamu beneran ngomong gini? Aku terharu.”
10825Please respect copyright.PENANA4ZbBwBwScg
Dian:
“Hehe iya… aku serius. Kamu udah bikin aku ngerasa punya tempat buat cerita,… aku gak peduli lagi soal kalah ataumenang.”
10825Please respect copyright.PENANAMjYrgfll9T
Surya:
"Kamu bikin aku makin cinta, sayang. Aku janji aku gak bakal ninggalin kamu. Kamu tau, umurku udah gak muda lagi, tapi semenjak sama kamu, aku ngrasa muda lagi."
10825Please respect copyright.PENANAqlD2C5qW0G
Dian:
“Jangan ngomong gitu… aku juga sayang sama kamu. Kita jalanin aja ya, yang penting kita gini terus...”
10825Please respect copyright.PENANAd5MH7HqhIL
Surya:
“Hehe… iya, sayangku. Kamu bikin aku bahagia hari ini.”
---
Jam 13:30 NOTIF WHATSAPP
Surya:
"Sayang… lagi apa sekarang? Masih sibuk ngurus tamu?"
10825Please respect copyright.PENANAvG7e9m1qH1
Dian:
“Iya, masih rame. Aku duduk aja sambil main hp, takut ketahuan kalo aku sering senyum-senyum gara-gara kamu 😅.”
10825Please respect copyright.PENANAYr9w9X5w6P
Surya:
"Hehehe… senyum itu buat aku kan? Jangan kasih ke orang lain."
10825Please respect copyright.PENANAW921KM47Ln
Dian:
“Iyaaa, cuma buat kamu kok, sayangku 😘.”
10825Please respect copyright.PENANAxwslG2ZvPw
Surya:
“Aku kangen banget sayang.Rasanya pengen ketemu terus.”
10825Please respect copyright.PENANAeATPbt3RfZ
Dian:
“Aku juga kangen banget… parah malah. Padahal baru semalam, tapi rasanya lama banget gak ketemu.”
10825Please respect copyright.PENANAEVbGeWMqKl
Surya:
"Sayang, aku ada foto buat kamu. Tapi jangan kaget ya."
10825Please respect copyright.PENANAcrAdUG5xCF
(Beberapa detik kemudian Surya mengirimkan foto “itu”-nya)
10825Please respect copyright.PENANAUQoqS9DD86
Dian (langsung balas):
“Ya Allah… 🙈🙊 sayang… gede banget… aku sampe merinding liatnya.”
10825Please respect copyright.PENANAxZBGJOBmwR
Surya:
“Hehe, ini kan yang bikin kamu dari semalam gak bisa lupa. Makanya kamu makin sayang sama aku, iya kan?”
10825Please respect copyright.PENANAqowC3mcNsD
Dian:
“Iya… aku bener-bener makin kangen, makin sayang. Pengen aku peluk sekarang juga 😍.”
10825Please respect copyright.PENANAf13bLGQXDF
Surya:
“Hehehe… sabar ya, nanti kita atur lagi waktunya. Kamu mandi gih, biar seger. Jangan lupa kabarin aku.”
10825Please respect copyright.PENANA73XCUnA27M
Dian:
“Iya sayang, aku izin mandi dulu ya. Abis ini aku kabarin lagi.”
10825Please respect copyright.PENANA3j9WIjs7dh
Surya:
“Oke, hati-hati sayang… aku menunggu kabar kamu.”
Video call sebelum tidur (sekitar jam 21:30):
10825Please respect copyright.PENANAHJH52hTg6j
Dian (senyum malu-malu, cuma pakai BH hijau muda, rambut terurai):
“Sayang… aku telfon bentar ya sebelum tidur. Kangen banget liat muka kamu.”
10825Please respect copyright.PENANAHIJNA5xp5p
Surya (terlihat senyum puas, nada suara tenang khas pria 60 tahun):
“Ya ampun… cantik bener kamu malam ini, Sayang. Cuma pake itu aja… bikin aku gak bisa berkedip.”
10825Please respect copyright.PENANAcU344jbbZ7
Dian (sedikit merenggangkan posisi biar kamera nangkep dada lebih jelas):
"Hehehe… nih buat kamu, Kalo orang lain gak boleh liat. Kamu doang yang beruntung, Sayang."
10825Please respect copyright.PENANABMizD9CiTG
Surya (menarik napas panjang, ekspresi terpesona):
“Aku ini udah tua, Sayang… tapi tiap kali kamu begini, rasanya muda lagi. Kamu bener-bener bikin aku hidup.”
10825Please respect copyright.PENANAMqZswa27k4
Dian (tersenyum lembut, nada agak serius):
“Kamu jangan ngomong tua terus dong… aku nyaman sama kamu. Apalagi kamu perhatian, ngerti aku, beda sama orang lain. Aku jadi beta ngobrol gini.”
10825Please respect copyright.PENANAM96wDrKOWy
Surya (angguk pelan, matanya berkaca-kaca tapi senyum bahagia):
"Aku juga nyaman sama kamu, Sayang. Kamu istri orang, tapi di hati aku udah kayak pasangan sejiwa. Aku tau perjuangan suamimu berat, tapi aku janji… aku bakal jagain kamu, sampai dia menang dan seterusnya."
10825Please respect copyright.PENANA5FHpVyXn4J
Dian (mata berkaca, nada lirih tapi penuh keyakinan):
“Aku percaya sama kamu, Sayang. Kadang aku mikir, kalah atau menang pun… aku tetep gak mau jauh dari kamu.”
10825Please respect copyright.PENANAtl7bAzuk9p
Surya (suara dalam, lembut banget):
"Ya Allah, Sayang… jangan bikin aku makin cinta gini. Aku udah gak bisa lepas dari kamu. Kamu udah jadi bagian dari kehidupan aku."
10825Please respect copyright.PENANAORNcNfOr9X
Dian (senyum kecil, lalu menarik selimut ke badan, tiduran di posisi kasur):
"Udah malem, Sayang. Aku ngantuk banget. Aku ijin tidur dulu ya… besok pasti sibuk lagi."
10825Please respect copyright.PENANAB242M5vCv4
Surya (nada penuh pengertian):
“Iya, tidurlah Sayangku… biar badanmu istirahat. Aku cuma bisa bilang… aku sayang banget sama kamu. Mimpi indah ya.”
10825Please respect copyright.PENANAUY3knZkmV4
Dian (mata setengah terpejam, senyum terakhir di kamera):
“Iya, mimpiin aku ya, Sayang. Selamat malam… aku cinta kamu.”
10825Please respect copyright.PENANA3N9bQepi71
Surya (senyum tulus, suara lirih):
“Selamat malam, Cintaku… aku juga cinta kamu.”
10825Please respect copyright.PENANAlRzl7QuRYw
Panggilan video berakhir. Dian memejamkan mata dengan senyuman samar, rambut masih agak basah habis keramas, tubuhnya masih hangat habis mandi. Perasaan campur aduk — bahagia, takut, rindu, dan pasrah bercampur jadi satu. Malam itu ia tertidur pulas, tanpa tahu besok pagi akan membawa kejutan apa lagi dalam hidupnya.
---