Selingkuh dengan atasan suamiku

Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan

Wahyu di sebuah restoran tempat\kami dulu sering

makan bersama. Kami saling bertukar cerita

tentang apa yang telah terjadi dalam kehidupan

kami sejak kami terakhir bertemu. Aku tahu Wahyu

masih mencintaiku dan masih memendam harapan

untuk mendapatkan aku kembali. Akan tetapi aku

juga tahu bahwa Bagas mencintai aku dengan tulus

dan aku merasakan rasa kasih yang sama

terhadapnya.

"Sintia aku begitu merindukanmu, bisakah malam

ini kita habiskan waktu bersama?" tanya Wahyu

dengan wajah memohon.

Aku tidak ingin mengecewakannya, jadi aku

tersenyum dan menjawab,"Baiklah, kita akan

menghabiskan malam berdua."

Wahyy terlihat sangat senang saat dia berkata,

"Terima kasih, Sintia. Aku tahu masih ada

kesempatan untuk kita bersama lagi."

Aku tersenyum padanya,"Aku juga senang bisa

berada di sini denganmu, Wahyu. Namun aku harus

jujug kepadamu. Aku masih terjebak dalam kebingungan yang sama. Aku masih mencintai

Bagas tapi juga tidak bisa melupakan perasaan ku

untukmu."

Wahyu mengangguk,"Aku mengerti, Sintia. Aku

sudah siap menunggumu sebanyak yang kamu

butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat."

Kami melanjutkan makan malam kami dengan

perasaan yang agak tidak nyaman. Aku merasa

tidak adil terhadap siapa pun dari kedua pria itu

karena perasaan ku yang campur aduk. Bahkan, aku

merasa tidak adil terhadap diriku sendiri karena

tidak bisa membuat keputusan yang tepat.

Setelah makan malam, Wahyu mengajakku untuk

menginap di hotel. Aku hendak menolaknya, tapi

karena tidak ingin mengecewakannya terpaksa aku

mengikutikeinginannya.

Wahyu begitu bersemangat saat kami sampai di

kamar hotel. Dia memelukku dan menciumku

dengan penuh hasrat. Aku merasa begitu terbuai

dalam kebangatan tubuhnya, meski pada saat yang

sama tétap merasa tidak nyaman dengan situasi ini.

Aku mencoba untuk tidak memikirkan Bagas atau

perasaanku yang rumit untuk Wahyu. Aku mencoba

merfokuskan diriku pada saat ini, di mana aku

bersama dengan lelaki yang aku cintai selama

beberapa waktu lalu.

Kami melepas pakaian dan memulai keintiman di

malam yang dingin itu. Aku merasa ia mencintai

aku dengan sepenuh hatinya, dan aku juga

merasakan rasa yang sama. Wahyu terus

memompa tubuhku dari atas, sebelum kami

bergantian tempat dan aku yang ada di atas

tubuhnya. Aku bergerak naik urun, membuat

tubuhnya menjadi sangat bergairah dan tertahan-

tahan untuk mencapai klimaks.

Namun sebelum mencapai klimaks,

membawa tubuhku ke depan lemari kaca Wahyu

Dia menunggingkan tubuhku, dan aku menurut saja

karena ini begitu nikmat.

Wahyu memasukkan senjatanya ke dalam lubang

tubuhku dan kembali memompaku dengan tritme

yang semakin lama semakin cepat. Dia

mengangkat tubuhku dan memegang dua gundukan kembar dadaku.

Dia meremas nya pelan, sedangkan bibir kami

mencoba,berciuman. Ini benar-benar nikmat sekali,

aku belum pernah merasa begitu menikmati

hubungan seksual seperti ini. Wahyu benar-benar

tau caranya membuat aku melayang. Dengan

genjotan yang luar biasa dan senjata yang cukup

sesak memasuki lubangku.

Kami terus berteriak, saling bersahutan saat Wahyu

terus mempercepat gerakannya. Aku merasa

menjadi gila saat kami mencapai klimaks secara

bersamaan. Cairan Wahyu benar-benar memenuhi

seluruh bagian dalam tubuhku. Aku merasa sangat

senang dan bahagia

Kami begitu kelelahan, hingga akhirnya terjatuh ke

lantai. Kami tertawa dengan nafas tersengal-

sengal. Sebelum kami kembali berciuman, dan

Wahyu membawa tubuhku ke atas ranjang

Malam ini, aku tidak mau memikirkan Bagas

ataupun orang lain. Aku ingin menikmati lagi

bercinta dengan Wahyu. Dia benar-benar luar biasa,

dan sangat tahu cara memanjakan tubuhku.

Akhirnya kami bercinta lagi sampai 6 kali, malam

itu. Dan setelah benar-benar kelelahan, kami

tertidur dengan saling memeluk tanpa busana.

Pagi keesokan harinya, kami bangun hampir

bersamaan. Kami juga bercinta lagi, dengan gaya

yang berbeda-beda. Wahyu benar-benar

membuatku gila dan membuatku terus merasa ketagihan,

Setelah kami selesai bercinta dengan dua kali

klimaks. Wahyu membawa tubuhku ke kamar

mandi, dan kami berendam busa di dalam bathup

Wahyu memelukku dari belakang dan berkata,

"Sintia, jika kamu masih merasa bingung tidak

masalah. Aku akan selalu ada buat kamu saat

kamu kesepian dan membutuhkanku. Aku akan

menjaga rahasia hubungan kita, supaya kita tetap

aman saat saling menginginkan."

Aku menanggapinya dengan bahagia,"Terimakasih

Wahyu, kamu memang paling bida mengerti aku,

Aku tidak bisa menyamakanmu dengan orang lain.

Kamu terlalu istimewa buatku. Kamu bisa

menerimaku dan terus membuatku senang,

meskipun aku istri dari temanmu. Aku akan selalu

memberikan tubuhku, saat kamu menginginkanku."

"Kalau gitu, bagaimana jika aku menginginkannya

sekarang?" tanya Wahyu sebelum menciumi pipiku.

"Ya, akan kuberikan!" jawabku.

KELANJUTANNYA DI LINK 🔗 DIBAWAK INI https://lynk.id/tukang69

ns216.73.216.136da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically