Selingkuh dengan atasan suamiku

Saat itu, pukul 8 malam suamiku yang bernama

Bagas pulang kerja di antar ltemannya yang

bernama Wahyu.

"Selamat malam sayang,"sapa Bagas begitu

masuk rumah dia langsung mencium keningku.

Sedangkan aku menjabat dan mencium tangannya.

Sedangkan Wahyu tetap diam dan tersenyum

padaku.

Aku tidak begitu memperhatikannya dan hanya

menjawab suamiku,"Ya, selamat malam. Baru

pulang sayang?'

Bagas menjawab dengan senyum lebar,"lya sayang,

Wahyu baik hati mau mengantarkan ku pulang dari kantor."

Aku tertawa kecil,"Terima kasih Wahyu, kamu

sering banget mengantarkan Bagas pulang ya."

Wahyu mengangguk sambil menjawab dengan

menjawab suamiku,"Ya, selamat malam. Baru

pulang sayang?"

Bagas menjawab dengan senyum lebar,"lya sayang,

Wahyu baik hati mau mengantarkan ku pulang dari

kantor."

Aku tertawa kecil,"Terima kasih Wahyu, kamu

sering banget mengantarkan Bagas pulang ya."

Wahyu mengangguk sambil menjawab dengan

sopan,"Tidak apa-apa, saya senang membantu."

Namun, ada yang aneh dalam senyum Wahyu. Ada

kilatan serta getaran di matanya yang tidak saya

pahami. Aku merasa curiga serta ragu, tapi tidak

tahu pasti. Seketika itu juga Bagas pamit untuk

mandi dan aku menyiapkan makan malam

Sebelum aku sadar, aku sudah sibuk menyiapkan

makan malam. dengan segala penuh semangat dan

kebahagiaan hati. Aku merasa gembira karena

Bagas pulang dari kantornya dengan selamat

senyumnya pun tampak begitu bahagia.

Namun di sisi lain, aku masih merasa ada yang

aneh dengan sifat Wahyu, teman suamiku yang

datang bersamanya. Akhirnya, aku mencoba untuk

melupakan perasaan curiga itu, dan fokus pada

makan malam bersama Bagas

Setelah makan malam selesai, aku mencuci piring

dan nembersihkan dapur sambil merenung. Wahyu

masih terlintas di pikiranku, sehingga aku

memutuskan untuk bertanya pada suamiku tentang

temannya itu.

"Sayang, ada yang ingin aku tanyakan," ucapku

sambil menatap Bagas yang sedang duduk di atas

ranjang kamar kami.

"Apa yang ingin ditanyakan, sayang?" tanya Bagas

sambil menatapku dengan penuh perhatian

"Aku hanya ingin bertanya tentang temanmu, Wahyu,

Ada yang aneh dengan senyumnya tadi. Kamu tahu

tidak, kalau ada apa-apa?

Bagas mengerutkan keningnya,"Apa maksudmu,

sayang? Apa yang membuatmu curiga?'

"Entahlah, mungkin hanya perasaan saja. Tapi aku

merasa ada kilatan aneh di matanya. Apa kamu

tidak merasakannya?'

Bagas menggelengkan kepala,"Maaf sayang, aku

tidak merasakan apa-apa. Mungkin kamu hanya

khawatir berlebihan.'

Aku merasa kesal dan tidak puas dengan

jawabannya. Namun, aku memutuskan untuk

mempercayai Bagas dan menghentikan pikiran

negatif tentang Wahyu.

Malamn itu berjalan dengan tenang dan kami berdua

tidur engan nyenyak. Aku bangun pagi-pagi sekali

untuk menyiapkan sarapan dan mempersiapkan

rutinitas harian kami

"Sayang, aku berangkat dulu ya!" kata Bagas.

"Ya, sayang. Jangan lupa makan sarapan ya,

balasku sambil tersenyum

Bagas mengangguk sambil memberikan ciuman

singkat pada bibirku sebelum meninggalkan rumah

Aku merasa senang karena Bagas selalu

menghargai dan memberi perhatian pada kami

sebagai keluarga.

Namun, perasaan curiga tentang Wahyu tidak

pernah hilang dari pikiranku. Aku merasa bahwa

ada sesuatu yang tidak beres dengan teman

suamiku itu. Sementara suamiku, Bagas, selalu

menolak untuk mencurigai Wahyu dan bahkan

memasukkannya ke dalam daftar orang yang dapat

dipercayai.

Suatu malam, ketika Bagas berada di luar kota

untuk urusan pekerjaannya, aku mendengar berita

di televisi tentang penangkapan seseorang yang

terlibat dalam kasus korupsi dan pemerasan di

sebuah perusahaan besar. Aku merasakan rasa

takut dan khawatir karena suamiku adalah seorang

karyawan di perusahaan itu.

Aku langsung menghubungi suamiku dan bertanya,

"Bagas, kamu sudah mendengar berita tentang

penangkapan orang yang terlibat dalam kasus

korupsi dan pemerasan di perusahaan besar itu?"

"Tentu saja, sayang. Aku sudah mendengarnya,"

jawab Bagas.

"Aku merasa sangat khawatir, Bagas. Kamu bekerja

di perusahaan itu, apakah kamu terlibat dalam

kasus tersebut?'

Bagas dengan tegas menjawab,"Tidak, sayang. Aku

tidak ada kaitannya dengan kasus tersebut. Aku

hanya seorang karyawan biasa.'

Aku merasa lega mendengar jawaban Bagas

Namun, perasaan curiga tentang Wahyu masih

terus menghantuiku. Aku memutuskan untuk

melakukan riset sendiri tentang Wahyu dan

mengumpulkan informasi tentang dirinya

Setelah seminggu melakukan riset, aku menemukan

beberapa fakta mengejutkan tentang Wahyu

Ternyata, ia adalah seorang Manager di perusahaan

tempat suamikú bekerja. Jadi bisa dikatakan, dia itu

adalah atasan suamiku. Pantas saja, suamiku

selalu mempercayai Wahyu. Ternyata dia adalah

atasannya. Aku merasa lega mendengar hal itu, dan

tidak lagi menaruh curiga pada Wahyu.

12595Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLsJAY2fuJF

ns216.73.216.240da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically